Dollar AS Catat Kenaikan Mingguan Terbesar dalam Lebih dari Sebulan

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dollar AS mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari satu bulan pada Jumat, didorong oleh penilaian ulang pasar terhadap ekspektasi pemotongan suku bunga di masa depan. Kebijakan yang diharapkan dari pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump, seperti tarif dan pemotongan pajak, diperkirakan dapat mendorong inflasi, sehingga membatasi ruang bagi Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga.

Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan pada Kamis bahwa bank sentral AS tidak perlu terburu-buru dalam menurunkan suku bunga. Pernyataan ini membuat para pelaku pasar mengurangi ekspektasi mereka terkait pemangkasan suku bunga pada bulan depan dan seterusnya. Dollar juga mencatat kenaikan mingguan terhadap yen Jepang setelah sempat diperdagangkan di atas 156 yen minggu ini, level tertinggi sejak Juli, meskipun pada sesi terakhir turun 1,4% menjadi 154,145 yen per dollar.

Euro mencatat penurunan mingguan kedua berturut-turut setelah menyentuh level terendah sejak Oktober 2023. Pada akhir perdagangan, euro menguat tipis ke $1,0540. Sementara itu, poundsterling mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Januari 2023, dengan pelemahan sekitar 2,4%. Pada sesi terakhir, pound turun 0,38% ke $1,2620. Data menunjukkan ekonomi Inggris mengalami kontraksi tak terduga pada September, dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat pada kuartal ketiga.

Indeks dollar berada di dekat level tertinggi satu tahun terhadap sekeranjang mata uang, mencapai 107,07 setelah naik hampir 1,65% dalam seminggu. Indeks ini mencatat kinerja terbaiknya sejak September, meskipun pada sesi terakhir turun 0,19% ke 106,68.

Pasar saham AS berakhir melemah tajam pada Jumat. S&P 500 turun 1,3%, Dow Jones melemah 305 poin, dan Nasdaq anjlok 2,2%. Secara mingguan, S&P 500 kehilangan 2,2%, Dow turun 2,3%, dan Nasdaq merosot 2,9%. Pelemahan ini membalikkan reli pasca-pemilu yang sebelumnya didorong oleh optimisme terhadap kebijakan Presiden terpilih Trump.

Harga emas mencatat penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari tiga tahun. Harga emas spot turun 0,1% menjadi $2.565,49 per ons, dengan penurunan lebih dari 4% selama pekan ini. Harga minyak mentah WTI juga turun 2,4% menjadi $67 per barel, mencatat kerugian mingguan 5% karena kekhawatiran atas melemahnya permintaan dari China dan penguatan dollar AS.

Prospek Harga Emas Hari Senin (18/11)

Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan pola Head and Shoulders, dengan neckline di sekitar level 2.708. Harga telah menembus neckline ke bawah dan mencapai target pola di 2.627, yang kini berfungsi sebagai resistance. Resistance lainnya berada di 2.643 dan 2.600, sementara level support berada di 2.544 (FE 61,8%), diikuti oleh 2.529, dan support berikutnya di 2.498 (FE 100%).

Indikator RSI saat ini berada di level 35, mendekati area oversold, yang mengindikasikan kemungkinan adanya rebound teknikal menuju resistance di 2600 sebelum melanjutkan tren penurunan. Namun, jika harga gagal bertahan di atas 2544, potensi pelemahan lebih lanjut menuju 2.498 tetap terbuka.

Data Perdagangan pada hari Jumat (15/11)

Open: 2,564.20    High: 2,575.94   Low: 2,554.44    Close: 2,561.67 Range: 21.5

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,600  R2  2,627   R3 2,643

S1  2,544   S2  2,529  S3 2,498

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.545
Profit Target Level 2.560
Stop Loss Level 2.525
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.600
Profit Target Level 2.560
Stop Loss Level 2.627

Prospek Harga Minyak Hari Senin (18/11)

Pergerakan US Oil di timeframe H4 menunjukkan pola Bearish Rectangle yang telah berhasil ditembus ke bawah, mengindikasikan kelanjutan tren bearish. Level support terdekat berada di 66,70, diikuti oleh 65,60 (FE 61,8%), dan target penurunan lebih lanjut berada di 63,33 (FE 100%).

Indikator RSI berada di sekitar level 35, menunjukkan bahwa momentum bearish masih kuat namun mendekati area oversold, yang dapat memicu rebound teknikal sementara. Jika harga bergerak naik, resistance terdekat berada di 67,70, diikuti oleh 68,51 dan 69,15. Namun, selama harga tetap di bawah resistance-resistance tersebut, tekanan bearish tetap dominan

Data perdagangan pada hari Jumat (15/11)

Open: 68.30   High: 68.50   Low: 66.69    Close: 66.90  Range:  1.81

OIL INTRADAY AREA

R1   67.70  R2  68.51  R3 69.15

S1  66.70   S2 65.50  S3 63.33

OPEN POSITION BUY
Price Level 66.70
Profit Target Level 67.70
Stop Loss Level 65.60
OPEN POSITION SELL
Price Level 67.70
Profit Target Level 66.70
Stop Loss Level 68.51
image-artikel