FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar AS melemah pada perdagangan Senin, menjauh dari level tertinggi dua tahun setelah pasar merespons positif terhadap keputusan Presiden terpilih Donald Trump yang menunjuk Scott Bessent, seorang manajer hedge fund, sebagai Menteri Keuangan AS. Penunjukan ini disambut baik oleh pasar karena diyakini akan membawa disiplin fiskal yang lebih baik dibandingkan ekspektasi sebelumnya.
Pengumuman tersebut mendorong rally di pasar obligasi AS, di mana imbal hasil obligasi 10-tahun turun sekitar 14 basis poin, penurunan terbesar sejak awal Agustus. Penurunan juga terjadi pada imbal hasil obligasi 2-tahun, yang mengurangi keunggulan suku bunga dollar AS. Akibatnya, indeks dollar yang mengukur kinerja dollar terhadap enam mata uang utama turun 0,61% menjadi 106,83, lebih dari 1% di bawah level tertinggi dua tahun yang dicapai pada Jumat.
Euro menguat 0,83% ke $1,0503, pulih dari level terendah sejak November 2022. Dollar juga melemah 0,37% terhadap yen Jepang ke 154,16 yen. Sementara itu, pasar memandang Bessent sebagai sosok berpengalaman di Wall Street dengan sikap konservatif secara fiskal, meskipun pandangannya yang mendukung dollar kuat dan kebijakan tarif memberikan sinyal bahwa pelemahan dollar mungkin bersifat sementara.
Perdagangan di pasar berlangsung tipis menjelang libur Thanksgiving AS pada Kamis. Data utama yang menjadi sorotan adalah revisi kedua PDB kuartal ketiga dan indeks harga PCE bulan Oktober yang akan dirilis pada Rabu. Di sisi lain, pasar terus mencerna penguatan dollar selama delapan minggu berturut-turut, yang didorong oleh ekspektasi kebijakan Trump yang akan meningkatkan inflasi dan mendukung dollar.
Sementara itu, mata uang euro melemah pada Jumat setelah data PMI manufaktur zona euro menunjukkan pelemahan, sedangkan data PMI AS lebih baik dari perkiraan. Perbedaan ini menyebabkan imbal hasil obligasi Eropa turun tajam, memperlebar kesenjangan dengan obligasi AS dan memberikan keuntungan bagi dollar.
Namun, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) semakin meningkat, dengan kemungkinan penurunan 50 basis poin pada Desember mencapai 40%. Di sisi lain, pasar mulai mengurangi peluang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada Desember menjadi 54% dari 75% sebulan lalu.
Harga minyak mentah turun lebih dari $2 per barel setelah laporan bahwa Israel dan Lebanon mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik dengan Hezbollah. Kontrak minyak mentah AS ditutup melemah 3,23% atau $2,30 di $68,94 per barel, sementara Brent turun 2,87% atau $2,16 menjadi $73,01 per barel.
Harga emas juga mengalami penurunan tajam, mengakhiri rally lima sesi, karena kombinasi laporan kesepakatan gencatan senjata Israel dan Hezbollah serta penunjukan Bessent yang mengurangi permintaan terhadap aset safe haven.
Di pasar saham, indeks utama AS mencatatkan kenaikan, dengan Dow Jones Industrial Average menutup perdagangan di level tertinggi sepanjang masa di 44.736,57. S&P 500 naik 0,30% ke 5.987,37, sementara Nasdaq Composite menguat 0,27% ke 19.054,84. Investor berharap kebijakan fiskal Bessent dapat membawa pemotongan pajak yang disertai dengan kehati-hatian anggaran.
Prospek Harga Emas Hari Selasa (26/11)
Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan bahwa harga saat ini berada di sekitar level Fibonacci retracement 50% di 2.627, yang menjadi support penting. Resistance terdekat terletak di level Fibonacci 38,2% di 2650. Jika harga berhasil menembus resistance 2.650, potensi kenaikan dapat membawa harga menguji area 2678 (Fibonacci 23,6%) hingga 2.700 sebagai resistance berikutnya.
Namun, jika harga tidak mampu bertahan di atas 2.627, tekanan bearish dapat berlanjut, dengan target support berikutnya di Fibonacci 61,8% di 2606 dan support psikologis di 2.580. Indikator RSI yang berada di level 39,56 menunjukkan momentum bearish masih mendominasi, meskipun area oversold dapat memicu potensi rebound jangka pendek.
Data Perdagangan pada hari Senin (23/11)
Open: 2,713.32 High: 2,721.30 Low: 2,615.54 Close: 2,626.26 Range: 105.76
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,650 R2 2,680 R3 2,700
S1 2,627 S2 2,606 S3 2,580
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.610 |
Profit Target Level | 2.625 |
Stop Loss Level | 2.605 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.650 |
Profit Target Level | 2.630 |
Stop Loss Level | 2.665 |
Prospek Harga Minyak Hari Selasa (26/11)
Pada grafik WTI Crude Oil di atas, harga saat ini mengalami tekanan setelah gagal menembus garis tren turun, menunjukkan dominasi tekanan bearish. Support terdekat berada di 68,47, dan jika level ini ditembus, target berikutnya berada di 67,63 hingga 66,62 sebagai zona support berikutnya.
Sebaliknya, jika harga mampu rebound, resistance terdekat berada di 69,70, diikuti oleh 70,55 dan 71,49 sebagai resistance yang lebih kuat. Indikator RSI berada di level 43,16, yang mengindikasikan momentum bearish masih cukup dominan, tetapi belum memasuki area oversold, sehingga tekanan jual berpotensi berlanjut.
Data perdagangan pada hari Senin (23/11)
Open: 71.17 High: 71.42 Low: 68.72 Close: 69.02 Range: 2.70
OIL INTRADAY AREA
R1 69.70 R2 70.55 R3 71.49
S1 68.47 S2 67.63 S3 66.62
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 68.50 |
Profit Target Level | 69.50 |
Stop Loss Level | 67.60 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 69.70 |
Profit Target Level | 68.60 |
Stop Loss Level | 70.60 |