FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar Amerika Serikat (USD) mencapai level tertinggi dalam lima bulan terhadap yen Jepang pada Kamis, didukung oleh ekspektasi bahwa kebijakan pemerintahan baru Donald Trump tahun depan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi. Namun, volume perdagangan pada hari itu cenderung ringan karena banyak pelaku pasar sedang menikmati libur Natal dan menjelang libur Tahun Baru pekan depan.
Kebijakan seperti pelonggaran regulasi bisnis dan pemotongan pajak diperkirakan akan mendukung pertumbuhan ekonomi AS pada tahun depan. Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa langkah-langkah seperti pengetatan imigrasi ilegal dan potensi pengenaan tarif baru terhadap mitra dagang dapat memberikan tekanan pada harga serta menimbulkan dampak negatif dalam jangka panjang bagi perekonomian. Meski demikian, ketidakpastian mengenai implementasi kebijakan tersebut dan dampaknya terhadap ekonomi masih cukup tinggi.
Di sisi lain, rally dollar juga didorong oleh meningkatnya keraguan terhadap jumlah pemangkasan suku bunga yang dapat dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed) pada tahun depan. Pekan lalu, The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, sesuai ekspektasi. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut akan bergantung pada progres dalam menurunkan inflasi yang masih tinggi.
Proyeksi inflasi The Fed untuk tahun 2025 dinaikkan, sementara perkiraan tingkat suku bunga diturunkan menjadi 50 basis poin dari sebelumnya 100 basis poin. Saat ini, pasar uang memperkirakan pemangkasan sebesar 38 basis poin untuk tahun depan, yang menunjukkan probabilitas sekitar 50% untuk pemangkasan tambahan sebesar 25 basis poin.
Data ekonomi AS pada Kamis menunjukkan bahwa jumlah klaim tunjangan pengangguran baru turun ke level terendah dalam sebulan terakhir, mengindikasikan pasar tenaga kerja yang masih solid meskipun mulai mendingin. Sementara itu, penjualan ritel di AS naik 3,8% selama periode 1 November hingga 24 Desember. Promosi besar-besaran oleh para peritel dalam musim liburan yang kompetitif berhasil mendorong belanja konsumen di menit-menit terakhir.
Indeks dollar tercatat naik tipis 0,02% menjadi 108,13, mendekati level tertinggi dua tahun di 108,54 yang dicapai pada Jumat lalu. Euro juga mengalami kenaikan sebesar 0,13% ke level $1,0418 setelah sempat menyentuh $1,03435 pada Jumat sebelumnya, yang merupakan level terendah sejak 22 November.
Dollar AS menguat 0,35% terhadap yen Jepang menjadi 157,93, setelah sebelumnya mencapai 158,09, level tertinggi sejak 17 Juli. Yen terus tertekan oleh perbedaan suku bunga yang signifikan antara AS dan Jepang. Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, menyatakan bahwa pihaknya memperkirakan ekonomi Jepang akan semakin mendekati target inflasi 2% secara berkelanjutan pada tahun depan, menandakan kemungkinan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Di Wall Street, bursa saham AS ditutup bervariasi pada Kamis. Indeks Dow Jones naik tipis 0,07% menjadi 43.325,80, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun 0,04% dan 0,05%. Pergerakan pasar saham yang lesu ini menggagalkan potensi “Santa Claus rally” yang biasanya terjadi akibat likuiditas rendah, optimalisasi pajak, dan bonus akhir tahun.
Dari sektor komoditas, harga minyak mentah melemah setelah sempat menguat karena harapan stimulus dari China serta laporan penurunan inventori minyak AS. Minyak mentah AS turun 0,7% menjadi $69,61 per barel, sementara Brent turun 0,49% menjadi $73,22 per barel.
Di sisi lain, harga emas melonjak karena permintaan aset safe-haven, di tengah penantian investor akan data ekonomi AS lebih lanjut. Emas spot naik 0,79% menjadi $2.633,77 per ons, sementara emas berjangka AS naik 0,3% ke level $2.627,90 per ons.
Prospek Harga Emas Hari Jumat (27/12)
Pergerakan emas di time frame H4 ini menunjukkan bahwa harga saat ini berpotensi bullish setelah berhasil menembus garis tren turun (trendline) yang ditandai dengan garis merah putus-putus. Terlihat adanya pola higher low dengan garis support naik (trendline biru) yang mendukung momentum kenaikan.
Harga juga telah melewati level Fibonacci retracement 38,2% di sekitar 2.638, menunjukkan kemungkinan untuk melanjutkan ke level 50% di sekitar 2.654 sebagai target berikutnya. Jika momentum bullish berlanjut, level 61,8% di sekitar 2.671 dapat menjadi resistance selanjutnya.
RSI berada di zona netral cenderung bullish (58,13), menunjukkan kekuatan beli yang meningkat. Namun, support penting berada di level 2.626 dan 2.617, yang harus dijaga untuk mempertahankan struktur bullish saat ini.
Data Perdagangan pada hari Kamis (26/12)
Open: 2,618.66 High: 2,639.07 Low: 2,618.62 Close: 2,634.07 Range: 20.45
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,638 R2 2,654 R3 2,671
S1 2,605 S2 2,595 S3 2,583
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.626 |
Profit Target Level | 2.640 |
Stop Loss Level | 2.617 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.654 |
Profit Target Level | 2.638 |
Stop Loss Level | 2.672 |
Prospek Harga Minyak Hari Jumat (27/12)
Pergerakan US Oil di time frame H4 terlihat harga tengah mengalami konsolidasi dalam zona range yang ditandai dengan area kuning. Saat ini, harga telah berada di bawah SMA 50 sekitar 69.79, mengindikasikan potensi pergerakan bearish lebih lanjut.
Support terdekat berada di level 69.29, dan jika ditembus, harga kemungkinan besar akan menuju level berikutnya di 68.74 hingga 68.24. RSI menunjukkan level 46,77, yang mengindikasikan momentum masih netral cenderung bearish. Namun, jika harga kembali naik di atas 69.79, maka peluang untuk melanjutkan kenaikan menuju resistance 70.40 – 70.92 dapat terbuka.
Data perdagangan pada hari Kamis (26/12)
Open: 70.18 High: 70.73 Low: 69.30 Close: 69.58 Range: 1.43
OIL INTRADAY AREA
R1 69.79 R2 70.40 R3 70.92
S1 69.29 S2 68.74 S3 68.24
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 68.75 |
Profit Target Level | 69.60 |
Stop Loss Level | 68.20 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 69.75 |
Profit Target Level | 68.80 |
Stop Loss Level | 70.40 |