Aset Safe Haven Diburu Setelah Serangan Iran ke Israel

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Indeks ekuitas global MSCI turun bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS pada hari Selasa karena investor menghindari aset berisiko, sementara harga minyak berjangka melonjak akibat kekhawatiran terhadap pasokan setelah Iran meluncurkan rudal ke Israel.

Namun, saham-saham di Wall Street berhasil ditutup di atas level terendah sesi dan imbal hasil obligasi AS juga mengurangi penurunan di tengah harapan bahwa eskalasi lebih lanjut dari konflik di Timur Tengah tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Sebelumnya pada hari Selasa, Iran menembakkan sejumlah rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kampanye Israel melawan sekutu Iran, Hezbollah, di Lebanon. Amerika Serikat mengecam langkah Iran dan menyatakan sedang berkonsultasi dengan Israel mengenai respons lebih lanjut setelah pasukan militer AS membantu Israel menghalau serangan tersebut.

Indeks dolar AS menguat, sementara harga emas—yang biasanya dianggap sebagai aset aman—naik lebih dari 1% karena investor mencari tempat yang lebih aman untuk menempatkan dana mereka. Harga minyak pun melonjak, didorong oleh kekhawatiran bahwa kekerasan yang meningkat akan mengganggu pasokan.

Selain kekhawatiran geopolitik, investor AS juga mencemaskan dampak dari Badai Helene dan penghentian sekitar separuh pengiriman laut AS akibat aksi mogok pekerja pelabuhan di Pantai Timur dan Teluk setelah tenggat waktu tengah malam berlalu tanpa adanya kesepakatan baru dengan pemilik pelabuhan.

Tekanan tambahan pada pasar ekuitas terjadi setelah S&P 500 dan Dow Jones menutup sesi perdagangan hari Senin dengan rekor tertinggi.

Harga minyak ditutup lebih tinggi, meski di bawah level tertinggi harian. Seorang ahli strategi risiko politik independen menyatakan bahwa serangan Israel terhadap fasilitas produksi atau ekspor minyak Iran dapat menyebabkan gangguan yang signifikan, dengan potensi kehilangan lebih dari satu juta barel per hari.

Minyak mentah AS naik 2,44% menjadi $69,83 per barel, sementara Brent ditutup pada $73,56 per barel, naik 2,59% pada hari itu. Sebelumnya, kedua acuan minyak mentah tersebut sempat naik lebih dari 5%.

Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average turun 173,18 poin atau 0,41% menjadi 42.156,97, S&P 500 turun 53,73 poin atau 0,93% menjadi 5.708,75, dan Nasdaq Composite turun 278,81 poin atau 1,53% menjadi 17.910,36. Indeks global MSCI turun 0,71% menjadi 845,69, sementara STOXX 600 Eropa ditutup turun 0,38%.

Indeks volatilitas pasar CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, naik ke level tertinggi penutupan sejak 9 September, yaitu 19,25.

Di pasar valuta asing, yen Jepang dan franc Swiss—yang dianggap sebagai mata uang safe haven—menguat setelah laporan awal yang mendahului serangan Iran. Dolar AS juga didukung oleh data yang menunjukkan pasar tenaga kerja AS tetap kuat, serta pernyataan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang menolak prediksi pemangkasan suku bunga yang lebih besar.

Indeks dolar, yang mengukur bobot dolar AS atas mata uang utama lainnya, naik 0,45% menjadi 101,20. Euro turun 0,58% menjadi $1,1069, dan terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,08% menjadi 143,51.

Seiring dengan meningkatnya minat investor terhadap obligasi pemerintah AS, imbal hasil surat utang 10-tahun AS turun 6,3 basis poin menjadi 3,739%, dari 3,802% pada akhir perdagangan Senin. Imbal hasil surat utang 2-tahun, yang biasanya bergerak seiring ekspektasi suku bunga, turun 4,3 basis poin menjadi 3,6084%, dari 3,651% pada Senin malam.

Logam mulia, yang juga dianggap sebagai aset aman di tengah ketidakpastian, diminati pada hari Selasa. Harga emas spot naik 0,91% menjadi $2.658,39 per ons, sementara emas berjangka AS naik 0,95% menjadi $2.661,10 per ons.

Prospek Harga Emas Hari Rabu (02/10)

Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini berada di atas Pivot Point (PP) di level 2654,88, yang menandakan potensi kelanjutan tren naik. Jika harga mampu menembus Resistance 1 (R1) di 2677,91, maka ada peluang untuk bergerak menuju Resistance 2 (R2) di 2696,08 dan Resistance 3 (R3) di 2719,11.

Sebaliknya, jika harga bergerak turun dan menembus Support 1 (S1) di 2636,71, maka akan membuka peluang penurunan lanjutan menuju Support 2 (S2) di 2613,68 atau bahkan Support 3 (S3) di 2595,51. Indikator RSI yang berada di level 57,26 menunjukkan kondisi netral cenderung bullish, memberikan ruang bagi harga untuk naik lebih lanjut namun tetap harus waspada terhadap potensi koreksi.

Data Perdagangan pada hari Selasa (01/10)

Open: 2,634.26    High: 2,673.05   Low: 2,631.85    Close: 2,659.74  Range: 41.20

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,678  R2  2,696   R3 2,719

S1  2,637    S2  2,614     S3 2,596

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.655
Profit Target Level 2.677
Stop Loss Level 2.636
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.696
Profit Target Level 2.678
Stop Loss Level 2.720

Prospek Harga Minyak Hari Rabu (02/10)

Pergerakan US Oil di time frame H4 menunjukkan bahwa harga saat ini mencoba pulih setelah sebelumnya terjadi penurunan yang cukup signifikan. Level support terdekat berada di 69,73. Jika harga berhasil bertahan di atas level ini, potensi penguatan lebih lanjut dapat mendorong harga menuju Resistance 1 (R1) di 72,37. Jika level ini ditembus, target berikutnya adalah Resistance 2 (R2) di 73.69 dan Resistance 3 (R3) di 74.38.

Namun, jika harga turun kembali di bawah level support 69,73, kemungkinan harga akan menguji kembali Support 2 (S2) di 68,56 atau bahkan Support 3 (S3) di 67,08. RSI saat ini berada di level 61,22 yang menunjukkan momentum bullish masih cukup kuat, memberikan peluang kenaikan lebih lanjut.

Data perdagangan pada hari Selasa (01/10)

Open: 68.39  High: 71.91   Low: 66.32  Close: 70.53  Range:  5.59

OIL INTRADAY AREA

R1   72.37  R2 73.69  R3 74.38

S1  69.73    S2 68.56    S3 67.08

OPEN POSITION BUY
Price Level 69.75
Profit Target Level 72.00
Stop Loss Level 68.50
OPEN POSITION SELL
Price Level 73.60
Profit Target Level 72.50
Stop Loss Level 74.40
image-artikel