Dollar AS Melemah Setelah Data Tenaga Kerja
Dollar AS berada di dekat level terendah tujuh minggu pada perdagangan Selasa, di tengah ekspektasi bahwa revisi data ketenagakerjaan AS akan menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan sebelumnya. Investor memperkirakan revisi ke bawah hingga 800.000 lapangan pekerjaan untuk periode April 2024 – Maret 2025.
Ekspektasi pelemahan data tenaga kerja ini memperkuat prospek bahwa Federal Reserve perlu melakukan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif. Pasar uang sudah sepenuhnya memperhitungkan pemotongan 25 basis poin, sementara peluang pemangkasan 50 basis poin meningkat hingga mendekati 12%.
EUR/USD Menguat Tipis di Tengah Tekanan Politik
Pasangan mata uang EUR/USD sempat menguat tipis ke 1.1760 setelah reli dua hari beruntun. Melemahnya dollar AS menjadi faktor utama yang menopang euro. Namun, ketidakpastian politik di Eropa, khususnya di Prancis, membatasi potensi penguatan lebih lanjut.
Perdana Menteri François Bayrou kehilangan dukungan dalam voting kepercayaan pada awal pekan, memicu spekulasi mengenai stabilitas politik di Paris. Presiden Emmanuel Macron disebut menolak mengadakan pemilu dini dan berencana menunjuk perdana menteri baru dalam beberapa hari ke depan. Situasi ini menambah keraguan investor terhadap outlook euro.
Prospek Kebijakan The Fed dan ECB
Jika revisi data ketenagakerjaan AS benar-benar signifikan, tekanan terhadap dollar AS diperkirakan akan semakin besar. Kondisi ini bisa menjadi katalis bagi Fed untuk mempercepat siklus pelonggaran moneter, termasuk kemungkinan langkah yang lebih besar dari ekspektasi awal.
Sementara itu, European Central Bank (ECB) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan minggu ini. Data inflasi terbaru menunjukkan angka yang mendekati target 2%, dengan tingkat pengangguran di kawasan euro berada di posisi terendah sepanjang sejarah. Faktor ini membuat ruang pelonggaran tambahan oleh ECB tampak terbatas untuk saat ini.
Sentimen Beragam Membatasi Arah EUR/USD
Secara keseluruhan, pergerakan EUR/USD saat ini didorong oleh dua faktor utama: melemahnya dollar AS akibat potensi revisi besar pada data ketenagakerjaan, serta ketidakpastian politik di Eropa yang menahan kenaikan euro. Dalam jangka pendek, fokus investor akan tertuju pada rilis resmi data pekerjaan AS dan keputusan kebijakan moneter ECB.
Analisis Teknikal
Analisis teknikal Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan EUR/USD pada time frame H4 masih berpotensi bullish dengan level pivot di 1.1740. Selama harga bertahan di atas level tersebut, peluang kenaikan diperkirakan berlanjut untuk menguji area resistance di 1.1790–1.1830.
Sebaliknya, apabila harga menembus ke bawah 1.1740, maka arah pergerakan berpotensi berbalik turun untuk menguji area support di sekitar 1.1700.
Resistance 1: 1.790 Resistance 2: 1.1810 Resistance 3: 1.1830
Support1: 1.1740 Support 2: 1.1720 Support 3: 1.1700
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Pergerakan emas pada timeframe H4 menunjukkan tren naik yang kuat dengan harga saat ini berada di atas garis SMA 50, menandakan momentum bullish masih dominan. Namun, indikator RSI sudah berada di area overbought sekitar 71 dan bahkan membentuk bearish divergence, yang bisa menjadi sinyal potensi koreksi. Level pivot 3.620,26 menjadi support terdekat, sementara resistance terdekat berada di 3.661,07.
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan tren turun yang masih dominan dengan harga bergerak di bawah garis SMA 50. Setelah penurunan tajam, harga sempat melakukan pullback ke area resistance 62,95 namun gagal menembusnya dan berpotensi melanjutkan penurunan menuju support terdekat di 61,44.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD pada time frame H4 masih cenderung bearish, dengan level pivot di 1.3525. Selama harga bergerak di bawah level ini, potensi penurunan diperkirakan berlanjut untuk menguji area support di 1.3460–1.3415.
Pergerakan harga emas di time frame H4 menunjukkan tren naik dengan posisi candle berada di atas SMA 50 dan mendekati area resistance R1 di 3613.51. Namun, indikator RSI menunjukkan adanya bearish divergence karena harga membentuk higher high sementara RSI membentuk lower high, yang menandakan potensi pelemahan momentum.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 di terlihat harga berada dalam tren turun dengan posisi candle di bawah SMA 50, namun saat ini berusaha melakukan pullback setelah menyentuh area oversold pada indikator RSI yang berada di level 29,53.
Pasar keuangan global bersiap menghadapi pekan penting dengan sederet rilis data ekonomi dan keputusan kebijakan moneter yang berpotensi mengubah arah sentimen. Di Amerika Serikat, sorotan utama akan tertuju pada laporan inflasi konsumen (CPI) dan produsen (PPI), yang menjadi indikator kunci menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve. Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan moneter serta proyeksi ekonomi terbaru. Dari Asia, investor akan menanti data perdagangan dan inflasi dari Tiongkok, serta pembaruan GDP dari Jepang.
Dari sisi teknikal, Trading Central menilai bahwa pergerakan harga emas pada time frame H4 masih berada dalam kecenderungan bullish, dengan level pivot di 3.535. Selama harga bergerak di atas level tersebut, peluang kenaikan diperkirakan berlanjut untuk menguji area resistance di 3.564–3.578.

Pergerakan emas di timeframe H4 menunjukkan tren naik yang kuat setelah menembus resistance sebelumnya. Posisi harga berada di atas SMA 50 sehingga tren masih terjaga. RSI saat ini berada di level 67, menandakan momentum bullish cukup solid namun mendekati area overbought.
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan pelemahan setelah harga gagal bertahan di atas trendline naik dan juga menembus ke bawah SMA 50. Saat ini harga bergerak di bawah area support penting 64,02–64,26 yang kini berubah menjadi resistance, sehingga tekanan jual masih dominan.
Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren yang jelas bullish setelah harga berhasil menembus area konsolidasi sebelumnya dan bergerak jauh di atas garis SMA 50 yang berfungsi sebagai support dinamis. Saat ini harga berada sedikit di atas level pivot 3.556,39 dan mendekati resistance pertama di 3.586,47. RSI berada pada level 78,41 yang menandakan kondisi overbought, sehingga potensi koreksi dalam jangka pendek cukup terbuka.
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 memperlihatkan bahwa harga gagal bertahan di atas trendline naik yang ditarik sejak pertengahan Agustus, sekaligus menembus ke bawah garis SMA 50 yang sebelumnya berfungsi sebagai support dinamis. Penurunan tajam dari area resistance 65,17 menunjukkan tekanan jual yang cukup kuat. Saat ini harga berada di kisaran 63,77 dengan RSI pada level 41,73, yang menandakan momentum bearish mulai mendominasi meskipun belum mencapai kondisi oversold.
