Gambaran Umum Pekan Ini
Ringkasan Pasar & Proyeksi Ekonomi pada periode 15–19 Desember 2025 menunjukkan tekanan kuat di pasar keuangan global. Investor menahan risiko setelah saham teknologi kembali melemah, imbal hasil obligasi naik, dan kekhawatiran inflasi belum mereda. Pergerakan ini terjadi meski bank sentral AS telah memangkas suku bunga, karena arah kebijakan lanjutan masih penuh kehati-hatian.
Tekanan di Pasar Saham Global
Wall Street menutup perdagangan akhir pekan dengan penurunan tajam. Saham teknologi memimpin pelemahan seiring meningkatnya keraguan terhadap valuasi sektor kecerdasan buatan. Indeks Dow Jones turun 0,51%, S&P 500 melemah 1,07%, dan Nasdaq terkoreksi 1,69%. Saham global juga bergerak turun, tercermin dari indeks MSCI World yang melemah 0,63%.
Di Eropa, indeks STOXX 600 ditutup lebih rendah 0,53%. Investor mengurangi eksposur risiko karena imbal hasil obligasi meningkat dan prospek kebijakan moneter global terlihat tidak seragam.
Saham Teknologi dan Isu AI
Sektor teknologi mencatat penurunan terdalam di antara sektor utama. Kekhawatiran terhadap belanja besar dan tekanan margin di perusahaan teknologi besar kembali mencuat. Saham-saham terkait AI mengalami aksi jual lanjutan, menandakan pasar mulai mempertanyakan keberlanjutan pertumbuhan sektor ini dalam jangka pendek.
Komentar pasar menilai volatilitas ini tidak lazim terjadi di pertengahan Desember, periode yang biasanya diwarnai reli akhir tahun. Namun ketidakpastian terhadap AI dan suku bunga membuat investor tetap defensif.
Kebijakan The Fed dan Data Tenaga Kerja AS
Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan ini, tetapi Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa inflasi masih terlalu tinggi untuk mendorong pelonggaran agresif. Ia menyampaikan bahwa kenaikan suku bunga tambahan hampir tidak mungkin, namun penurunan lanjutan akan sangat bergantung pada data ekonomi.
Data klaim pengangguran AS menunjukkan lonjakan tertinggi dalam hampir 4,5 tahun, memberi sinyal pendinginan pasar tenaga kerja. Kondisi ini membuat pelaku pasar memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada 2026, meski proyeksi resmi The Fed masih lebih konservatif.
Obligasi Global dan Pergerakan Yield
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik ke 4,192%, mencatat kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Kenaikan yield ini menekan pasar saham karena meningkatkan daya tarik aset pendapatan tetap.
Di Eropa, yield obligasi Jerman juga naik tajam. Yield tenor 30 tahun menyentuh level tertinggi dalam 14 tahun, mencerminkan ekspektasi pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga zona euro di masa depan.
Valuta Asing: Dolar Menguat Terbatas
Dolar AS menguat tipis terhadap mata uang utama, meski masih berada dalam tren penurunan mingguan ketiga berturut-turut. Pound sterling melemah setelah data menunjukkan ekonomi Inggris menyusut dalam tiga bulan terakhir. Euro bergerak stabil, sementara dolar menguat terhadap yen menjelang pertemuan Bank of Japan.
Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda memberi sinyal kuat bahwa bank sentral Jepang siap melanjutkan kenaikan suku bunga, dengan penyesuaian bertahap sesuai respons ekonomi.
Komoditas: Dari Tembaga hingga Emas
Harga tembaga anjlok lebih dari 3% setelah sempat mencetak rekor, seiring aksi jual aset berisiko akibat kekhawatiran gelembung AI. Minyak mentah turun dan mencatat penurunan mingguan sekitar 4%, tertekan oleh kelebihan pasokan global dan harapan kesepakatan damai Rusia–Ukraina.
Sebaliknya, emas menguat menembus USD 4.300 per ons. Logam mulia mendapat dukungan dari ekspektasi pelonggaran moneter AS dan langkah The Fed membeli obligasi jangka pendek untuk menjaga stabilitas pasar uang.
Proyeksi Ekonomi ke Depan
Ringkasan Pasar & Proyeksi Ekonomi menunjukkan bahwa pasar memasuki akhir tahun dengan volatilitas tinggi. Investor akan mencermati arah kebijakan bank sentral utama, terutama The Fed, Bank of England, ECB, dan Bank of Japan. Dalam jangka pendek, pasar berpotensi bergerak fluktuatif, sementara prospek 2026 sangat bergantung pada keberhasilan pengendalian inflasi dan stabilitas pertumbuhan ekonomi global.
WEEK AHEAD
(15 – 19 Desember 2025)
Prospek Pekan Mendatang
Memasuki pekan perdagangan berikutnya, perhatian pelaku pasar global akan tertuju pada rangkaian data ekonomi utama dan keputusan kebijakan bank sentral yang berpotensi menentukan arah pasar menjelang akhir tahun. Laporan pasar tenaga kerja AS yang tertunda, data inflasi di berbagai negara, serta pertemuan bank sentral utama akan menjadi katalis utama pergerakan aset keuangan. Dengan volatilitas yang masih tinggi dan ekspektasi kebijakan 2026 mulai terbentuk, agenda week ahead ini diperkirakan memainkan peran penting dalam membentuk sentimen investor di berbagai kawasan.
Amerika
Agenda pekan depan di Amerika Serikat akan sangat padat dan berpotensi menggerakkan pasar. Fokus utama tertuju pada rilis laporan pasar tenaga kerja yang tertunda, mencakup non-farm payrolls Oktober dan November serta tingkat pengangguran November. Konsensus memperkirakan penambahan 35 ribu pekerjaan pada November, dengan tingkat pengangguran bertahan di 4,4%. Data inflasi November juga menjadi sorotan, dengan CPI utama dan inti diproyeksikan berada di 3,2%, masih di atas target Federal Reserve.
Selain itu, penjualan ritel Oktober diperkirakan naik 0,2%, menandai pertumbuhan paling lambat sejak Mei. Investor juga akan mencermati Flash PMI S&P Global Desember, indeks manufaktur New York dan Philadelphia, serta data perumahan dan arus modal. Pernyataan sejumlah pejabat Federal Reserve akan dipantau untuk mencari petunjuk arah kebijakan menuju 2026. Di luar AS, bank sentral Meksiko dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga, sementara Kanada akan merilis rangkaian data penting termasuk inflasi, penjualan ritel, dan sektor perumahan.
Eropa
Perhatian utama di Eropa akan tertuju pada keputusan kebijakan moneter European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE). ECB secara luas diperkirakan mempertahankan suku bunga, seiring pertumbuhan yang masih lemah namun stabil dan inflasi yang terus melandai sesuai proyeksi. Investor akan mencermati proyeksi terbaru staf ECB, terutama di tengah spekulasi bahwa langkah kebijakan besar berikutnya justru bisa berupa kenaikan suku bunga jika ketahanan ekonomi berlanjut.
Sebaliknya, BoE diperkirakan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%. Inflasi Inggris yang terus menurun dan permintaan domestik yang melemah dinilai cukup untuk mendorong pelonggaran lanjutan. Data ekonomi juga akan padat, termasuk Flash PMI di berbagai negara, sentimen ekonomi Jerman melalui survei ZEW dan indeks Ifo, serta data inflasi, pengangguran, dan penjualan ritel Inggris. Negara-negara Eropa lainnya diperkirakan mempertahankan suku bunga.
Asia Pacific
Di kawasan Asia Pasifik, perhatian pasar akan terbagi antara data ekonomi utama dan keputusan bank sentral. Di Jepang, pasar menantikan pertemuan Bank of Japan (BoJ), dengan ekspektasi kenaikan suku bunga dari 0,5% menjadi 0,75%. Rilis data penting lainnya meliputi survei Tankan, inflasi, perdagangan, pesanan mesin, dan Flash PMI Desember.
China akan merilis data aktivitas ekonomi November, termasuk produksi industri, penjualan ritel, investasi aset tetap, dan tingkat pengangguran, serta perkembangan sektor properti dan arus investasi asing. Di kawasan regional lainnya, Australia dijadwalkan merilis indeks kepercayaan konsumen dan Flash PMI. Selandia Baru akan merilis data PDB kuartal ketiga yang penting untuk menilai momentum pertumbuhan ekonomi.
Data Mingguan Perdagangan Emas (08 – 12 Desember 2025)
Open : 4.196,04 High : 4.353,57 Low : 4.170,06 Close : 4.302,81 Range : 183,51
GOLD PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
| WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
| S1 4.197 | R1 4.381 |
| S2 4.092 | R2 4.459 |
| S3 4.014 | R3 4.564 |
Gold Outlook : Bullish
Data Mingguan Perdagangan US Oil (08 – 12 Desember 2025)
Open : 60,14 High : 60,29 Low : 56,95 Close : 57,28 Range : 3,34
OIL PRE ANALYSIS
WEEKLY VALUE AREA
| WEEKLY SUPPORT | WEEKLY RESISTANCE |
| S1 56,06 | R1 59,40 |
| S2 54,83 | R2 61,51 |
| S3 52,72 | R3 62,74 |
Oil Outlook : Bearish
Dapatkan update seputar Pasar saham global trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Selamat trading dan semoga sukses!
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan potensi bullish pada GBP/USD di time frame H4, dengan level pivot di 1.3360. Selama harga bergerak di atas level ini, peluang penguatan tetap terbuka untuk menguji resistance di area 1.3435–1.3470.
Pergerakan emas pada grafik H4 menunjukkan harga berhasil melakukan breakout dari area konsolidasi di dalam rectangle 4.245–4.265 dan kini area tersebut berubah fungsi menjadi support baru yang menahan koreksi jangka pendek. Selama harga bertahan di atas 4.245–4.265, momentum bullish tetap dominan di atas SMA 50 dan trendline naik, sehingga potensi kenaikan dapat berlanjut menuju resistance 4318, lalu 4344, hingga 4381, dengan RSI yang mendekati area overbought mengonfirmasi kuatnya tekanan beli selama harga tidak kembali turun ke bawah area rectangle tersebut.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 menunjukkan tekanan bearish yang semakin jelas setelah harga turun menembus area support 58,13, yang kini berubah fungsi menjadi resistance terdekat. Selama harga tetap tertahan di bawah 58,13 dan tidak mampu kembali naik ke atas resistance berikutnya di 58,65 hingga 59,16, tekanan jual berpotensi berlanjut dengan target penurunan menuju 57,09, lalu 56,59, hingga 56,13.
Pergerakan USD/CHF pada time frame H4 masih menunjukkan potensi bearish menurut analisis Trading Central, dengan level pivot berada di 0.8030. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, tekanan turun berpeluang berlanjut menuju support terdekat di 0.7965. Jika harga menembus area itu, penurunan selanjutnya dapat mengarah ke support berikutnya di 0.7940–0.7915.
Pergerakan XAUUSD pada grafik H4 masih menunjukkan konsolidasi di dalam area 4.226–4.260 setelah sebelumnya menjaga struktur higher low di atas trendline naik. Selama harga bertahan di atas trendline tersebut dan di atas area 4.170, bias jangka pendek cenderung bullish dengan peluang pengujian resistance 4.245 lalu 42.65, bahkan 4.293 jika terjadi penembusan tegas dari area konsolidasi.
Harga US Oil pada grafik H4 sebelumnya sempat rebound dari area support 57,65–58,13, namun kenaikan tersebut masih tertahan di area 59,16 yang juga bertepatan dengan SMA 50, sehingga menunjukkan bahwa tekanan bearish masih dominan. Selama harga gagal menembus resistance tersebut, potensi pelemahan berlanjut dengan tekanan yang dapat membawa harga kembali menguji support 58,13 dan 57,65, bahkan melebar menuju 57,09 jika area tersebut ditembus.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan emas pada time frame H4 masih berada dalam tren bullish dengan level pivot di 4.191. Selama harga bergerak di atas level tersebut, peluang kenaikan tetap terbuka untuk menguji area resistance di 4.231–4.258.
Harga emas di grafik H4 bergerak sideways di dalam kisaran 4.170–4.265 setelah sebelumnya terkoreksi dari resistance 4.265 dan tertahan di support 4.170. Selama harga tetap berada di atas trendline naik dan SMA 50, struktur teknikal masih mendukung peluang rebound untuk kembali menguji resistance 4.245 dan 4.265.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 menunjukkan tekanan bearish setelah harga turun dari area 59.16–59.62 dan gagal bertahan di atas SMA 50. Penurunan ini membuat harga kembali menguji support 58.13, yang kini menjadi level penentu arah jangka pendek.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan GBP/USD masih cenderung bullish di time frame H4 dengan pivot di 1.3320. Selama harga berada di atas level ini, peluang kenaikan tetap terbuka. Resistance terdekat berada di area 1.3360–1.3365. Jika area tersebut ditembus, potensi naik dapat berlanjut menuju resistance berikutnya di 1.3415.
Harga emas pada grafik H4 mulai bergerak di bawah SMA 50 setelah gagal mempertahankan posisi di atas area 4.219, yang menunjukkan tekanan jual mulai meningkat. Selama harga bergerak di bawah garis SMA tersebut, peluang penurunan tetap dominan dan dapat mendorong harga menuju support 4.162 kemudian 4.140 bahkan 4.108 jika penurunan berlanjut.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 melemah setelah gagal bertahan di atas area 59,40. Harga kini turun dan menembus SMA 50, sehingga bias berubah menjadi bearish. Selama harga bergerak di bawah 59,40, tekanan jual berpeluang berlanjut menuju support 58,27, lalu 57,65, bahkan 57,09 jika penurunan semakin kuat.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa EUR/USD masih berada dalam tren bullish pada time frame H4 dengan level pivot di 1.1635. Selama harga bertahan di atas area tersebut, peluang kenaikan tetap terbuka untuk menguji resistance di 1.1680 hingga 1.1720.
