Market Summary
Pasangan mata uang GBP/USD bergerak naik pada sesi pembukaan London hari Senin. Pound sterling mendapatkan keuntungan dari melemahnya dollar AS, yang kehilangan sebagian besar penguatan pekan lalu akibat kekhawatiran atas kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Presiden AS. Tarif impor baja dan aluminium dinaikkan hingga 50% mulai Rabu, memicu ketidakpastian di pasar.
Investor semakin khawatir bahwa kebijakan ini dapat memperburuk pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan tekanan inflasi di AS, sehingga mendorong aksi jual terhadap dolar. Dalam perdagangan pagi, Pound naik 0,67% menjadi $1,3549.
Ketegangan Perdagangan AS-China Menekan Dolar
Hubungan perdagangan antara AS dan China yang sudah rapuh semakin memburuk setelah tuduhan pelanggaran perjanjian terkait ekspor mineral penting oleh China. Pemerintah China menyebut tuduhan ini tidak berdasar dan berjanji untuk mengambil langkah tegas. Ketegangan ini menambah tekanan pada dolar AS yang sudah melemah akibat kebijakan tarif Trump.
Selain itu, kekhawatiran terhadap stabilitas fiskal AS terus membayangi. Rencana pengeluaran dan pemotongan pajak besar-besaran yang diajukan ke Senat berpotensi menambah utang negara hingga triliunan dolar dalam dekade mendatang, memperburuk sentimen pasar terhadap aset-aset AS.
Pelemahan Dollar Mendorong Mata Uang Lain Menguat
Sementara dollar AS melemah, mata uang utama lainnya menunjukkan penguatan. Euro naik 0,66% ke level tertinggi sejak akhir April di $1,1422. Mata uang lain seperti dolar Australia dan dolar Selandia Baru masing-masing menguat 0,70% dan 0,85%.
Penurunan indeks dolar AS sebesar 0,6% ke level 98,751 mencerminkan penurunan minat investor terhadap aset-aset berbasis dolar. Kekhawatiran atas kebijakan perdagangan proteksionis dan risiko stagflasi terus membayangi prospek mata uang ini.
Data Makroekonomi Mendorong Sentimen Positif pada Pound
Sebagai penutup, Pound sterling mendapatkan dukungan dari pelemahan dolar dan ekspektasi pasar terhadap data ekonomi Inggris. Pasar saat ini menantikan pembacaan akhir Indeks PMI Manufaktur S&P Inggris dan pidato dari pejabat Bank of England yang dijadwalkan hari ini.
Selain itu, data ISM Manufacturing PMI AS yang akan dirilis pada sesi perdagangan AS juga menjadi perhatian. Data ini diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang prospek kebijakan moneter The Fed.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan GBP/USD berpotensi bullish pada time frame H4, dengan level pivot berada di 1.3510. Selama harga bertahan di atas level ini, peluang kenaikan tetap terbuka untuk menguji area resistance terdekat di 1.3557. Jika resistance tersebut berhasil ditembus, potensi kenaikan lebih lanjut dapat terjadi menuju resistance di kisaran 1.3586-1.3600.
Sebagai alternatif, jika harga bergerak turun dan menembus level 1.3510, maka potensi pergerakan selanjutnya cenderung bearish, dengan target support di area 1.3470-1.3444.
Resistance 1: 1.3557 Resistance 2: 1.3586 Resistance 3: 1.3600
Support1: 1.3510 Support 2: 1.3470 Support 3: 1.3440
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan harga bergerak dalam pola konsolidasi yang membentuk segitiga simetris, dengan garis resistance menurun yang masih membatasi kenaikan. Harga saat ini berada di sekitar area SMA 50, mencerminkan kondisi pasar yang belum memiliki arah dominan. RSI berada di level 53, sedikit condong ke arah bullish, menandakan mulai adanya dorongan beli meskipun belum terlalu kuat.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan pola sideways yang konsisten sejak pertengahan Mei. Harga bergerak dalam kisaran sempit yang terlihat jelas di area kotak kuning. Saat ini, harga mencoba menembus zona konsolidasi atas dan berada sedikit di atas SMA 50. Hal ini memberikan sinyal awal adanya potensi momentum bullish. Indikator RSI berada di level 55, mencerminkan dominasi moderat tekanan beli.
Minggu pertama bulan Juni 2025 diperkirakan akan menjadi periode yang penuh dengan pergerakan pasar yang dipicu oleh berbagai rilis data ekonomi penting serta isu geopolitik yang terus berkembang. Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali menjadi perhatian setelah Presiden Donald Trump menuduh Tiongkok melanggar kesepakatan untuk meredakan ketegangan tarif. Pernyataan ini diperkuat oleh komentar Menteri Perdagangan AS yang menyebut bahwa pembicaraan antara kedua negara saat ini “sedikit terhenti.” Isu ini diperkirakan akan terus mendominasi sentimen pasar selama pekan mendatang.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa harga emas cenderung bearish pada time frame H4. Level pivot berada di 3.325. Selama harga tetap di bawah level tersebut, penurunan kemungkinan berlanjut menuju area support di 3.287-3.245.
Pergerakan emas pada time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini bergerak dalam fase konsolidasi tepat di bawah garis tren turun (descending trendline) yang menjadi resistance dinamis. Area 3.325 menjadi level resistance terdekat yang sedang diuji; jika berhasil ditembus, potensi kenaikan dapat berlanjut menuju 3.365 hingga 3.397.
Pergerakan US Oil pada time frame H4 masih bergerak dalam pola sideways dengan batas atas di sekitar 63,86 dan batas bawah di sekitar 60,03, seperti yang tergambar dalam area konsolidasi berwarna kuning. Saat ini harga berada di bawah SMA 50 dan baru saja menembus ke bawah level support minor 61.48, yang mengindikasikan tekanan bearish jangka pendek mulai meningkat. Jika breakdown ini bertahan, harga berpotensi melanjutkan penurunan menuju hingga 60,03, bahkan bisa menguji support kuat di 59,42.
Secara teknikal, analisis Trading Central menunjukkan USD/CHF masih berpeluang bullish pada kerangka waktu H4. Level pivot berada di 0,8265. Selama harga bertahan di atas level ini, potensi kenaikan terbuka untuk menguji resistance di 0,8360–0,8430.
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan pelemahan setelah gagal menembus garis tren turun dan menembus ke bawah SMA 50, yang sebelumnya bertindak sebagai support. Ini mengindikasikan potensi lanjutan penurunan. Support terdekat berada di 3.250, dengan target berikutnya di 3.204 dan 3.153 jika tekanan jual berlanjut.
Pergerakan US Oil pada grafik H4 menunjukkan sinyal teknikal yang mulai menguat setelah berhasil menembus ke atas garis SMA 50. Ini menandakan potensi pembalikan arah dari fase konsolidasi menjadi fase kenaikan. Pergerakan harga juga mulai membentuk higher lows, mengindikasikan tekanan beli yang meningkat.
Dari sudut pandang teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan emas masih memiliki kecenderungan bullish pada time frame H4, dengan level pivot berada di 3.303. Selama harga tetap berada di atas level ini, potensi penguatan tetap terbuka untuk menguji area resistance di kisaran 3.333–3.357.
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga sedang mengalami koreksi setelah tertahan di resistance kunci di 3.3365,94, namun pergerakan harga masih berada di atas level Fibonacci retracement (FR) 38.2% di kisaran 3.278,96 dan di atas SMA 50, yang menunjukkan adanya potensi lanjutan tren bullish. Jika harga mampu bertahan di atas area support ini, peluang untuk kembali menguji resistance terdekat di 3.328,81 tetap terbuka. Resistance ini sebelumnya berfungsi sebagai support sehingga memiliki peran signifikan dalam menentukan arah pergerakan berikutnya.
Pada timeframe H4, pergerakan harga US Oil berada di bawah SMA 50, menandakan tekanan bearish yang dominan setelah gagal bertahan di atas resistance 62.13. Jika pelemahan berlanjut, support terdekat berada di 60.69, dengan potensi penurunan lebih jauh ke 60.03 atau bahkan 59.21 jika level ini ditembus.
