Dolar AS Bertahan di Puncak Lima Bulan
Dolar AS bertahan di puncak lima bulan terhadap sejumlah mata uang utama pada Rabu, setelah data ekonomi menunjukkan ketahanan ekonomi dan pasar tenaga kerja Amerika Serikat. Indeks dolar stabil di level 100,16, mencatat kenaikan 1,5% sejak minggu lalu setelah The Federal Reserve memangkas suku bunga namun meredam ekspektasi pelonggaran lanjutan tahun ini. Penguatan ini menunjukkan bahwa Dolar AS bertahan di puncak lima bulan karena pasar melihat prospek ekonomi yang tetap solid.
Data terbaru menunjukkan bahwa sektor tenaga kerja swasta AS bertambah 42.000 pekerjaan pada Oktober, melampaui perkiraan 28.000. Kinerja ini menenangkan kekhawatiran tentang pelemahan pasar tenaga kerja, meski sebagian sektor masih menunjukkan pengurangan tenaga kerja. Aktivitas sektor jasa juga meningkat berkat kenaikan pesanan baru yang kuat.
Dampak Sentimen Risiko di Pasar Global
Sementara itu, pergerakan dolar juga dipengaruhi oleh perubahan sentimen risiko global. Setelah sempat menguat karena meningkatnya aversi risiko, dolar sedikit melemah ketika investor mulai kembali ke aset berisiko. Dolar Australia menguat 0,3% menjadi $0,651, sementara yen Jepang yang sempat naik berbalik melemah 0,3%.
Para analis menilai, indeks dolar berada di titik penting. Jika menembus area rendah di sekitar 100, penguatan Dolar AS bertahan di puncak lima bulan dapat berlanjut lebih jauh dalam beberapa minggu mendatang. Sebaliknya, jika gagal menembus area tersebut, dolar kemungkinan akan kembali ke fase konsolidasi yang telah berlangsung sejak pertengahan tahun.
Fokus Pasar pada Bank Sentral dan Isu Global
Sterling sempat stabil di $1,305 menjelang pertemuan Bank of England pada Kamis. Pasar memperkirakan peluang sekitar sepertiga untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, yang bisa memicu volatilitas tajam pada pound. Dolar juga sedikit melemah terhadap krona Swedia setelah Riksbank mempertahankan suku bunga sesuai ekspektasi.
Selain itu, para pelaku pasar juga memantau sidang Mahkamah Agung AS terkait legalitas tarif impor era pemerintahan sebelumnya, yang berpotensi mempengaruhi kekuatan dolar dan arah perdagangan global.
Emas Naik di Tengah Kekuatan Dolar
Harga emas naik lebih dari 1% pada Rabu meski dolar tetap kuat. Emas spot menguat 1,3% menjadi $3.983,89 per ons, sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 0,8% ke $3.992,90 per ons. Kenaikan ini menunjukkan bahwa investor masih mencari aset aman di tengah ketidakpastian arah kebijakan moneter meskipun Dolar AS bertahan di puncak lima bulan.
Analis menilai, data tenaga kerja yang kuat biasanya mengurangi peluang pemangkasan suku bunga lanjutan. Namun, minat terhadap logam mulia tetap terjaga karena sebagian investor melihat potensi koreksi di pasar saham yang telah mencetak rekor tertinggi.
Harga Minyak Turun di Tengah Kekhawatiran Pasokan
Harga minyak dunia turun lebih dari 1%, mencapai level terendah dua pekan akibat kekhawatiran kelebihan pasokan global. Brent ditutup turun 0,92 dolar ke $63,52 per barel, sementara WTI turun 0,96 dolar ke $59,60. Data pemerintah AS menunjukkan peningkatan stok minyak mentah sebesar 5,2 juta barel menjadi 421,2 juta barel, jauh di atas ekspektasi.
Namun, penurunan persediaan bensin sebesar 4,7 juta barel membatasi pelemahan harga minyak. Meningkatnya impor minyak mentah dan rendahnya aktivitas kilang menjadi faktor utama kenaikan stok. Situasi ini menunjukkan potensi tekanan lanjutan pada pasar energi global jika permintaan tidak meningkat secara signifikan dalam waktu dekat.
Prospek harga Emas Kamis | 06 November 2025
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan harga masih berada dalam fase konsolidasi setelah penurunan tajam sebelumnya. Saat ini harga bergerak di bawah SMA 50, menandakan tekanan bearish masih dominan. Area 4.000 menjadi level resistance penting yang jika berhasil ditembus, berpotensi mendorong harga menuju 4.027 hingga 4.046.
Sebaliknya, kegagalan menembus SMA 50 dan resistance tersebut dapat memicu koreksi kembali ke support di 3.954 dan 3929, dengan area 3885 sebagai target penurunan lanjutan. RSI berada di sekitar level netral 49, menandakan belum ada momentum kuat ke salah satu arah, sehingga konfirmasi arah selanjutnya akan bergantung pada reaksi harga terhadap area 4.000.
GOLD INTRADAY AREA
R1 4.000 R2 4.027 R3 4.046
S1 3.954 S2 3.929 S3 3.886
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 3.955 |
| Profit Target Level | 3.995 |
| Stop Loss Level | 3.925 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 4.000 |
| Profit Target Level | 3.960 |
| Stop Loss Level | 4.030 |
Prospek harga US Oil Kamis | 06 November 2025
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan harga yang saat ini mendekati area support penting di 59,27. Jika harga mampu bertahan di atas level ini, ada potensi rebound menuju area resistance 60,32–60,66. Namun, selama harga masih bergerak di bawah zona resistance tersebut dan di bawah garis tren menurun, arah trend secara keseluruhan tetap bearish.
Kegagalan bertahan di atas 59,27 dapat memperkuat tekanan jual dan membuka peluang penurunan lanjutan menuju 58,91 hingga 58,60. RSI yang berada di sekitar level 41,45 juga mencerminkan momentum yang masih lemah, mendukung pandangan bahwa rebound yang terjadi berpotensi terbatas sebelum tekanan jual kembali meningkat.
US Oil INTRADAY AREA
R1 60,32 R2 60,66 R3 61,00
S1 59,27 S2 58,91 S3 58,60
| OPEN POSITION | BUY |
| Price Level | 59,30 |
| Profit Target Level | 59,90 |
| Stop Loss Level | 58,90 |
| OPEN POSITION | SELL |
| Price Level | 60,30 |
| Profit Target Level | 59,40 |
| Stop Loss Level | 60,70 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan peluang tren bullish masih terbuka pada time frame H4. Level pivot berada di 3.943.. Selama harga bertahan di atas level tersebut, potensi kenaikan diperkirakan akan berlanjut untuk menguji area resistance 4.000–4.028.
Pergerakan emas pada timeframe H4 menunjukkan tren menurun yang masih berlanjut. Harga gagal menembus area resistance di sekitar 4.027 dan kini bergerak di bawah SMA 50. Kondisi ini menandakan dominasi seller masih kuat. Saat ini harga berkonsolidasi di bawah level 3.978. Jika tekanan jual berlanjut, harga berpotensi turun menuju area support 3.914. Bila level ini tertembus, target berikutnya berada di kisaran 3.836 hingga 3.862. Struktur ini memperlihatkan tren bearish yang masih solid dalam jangka pendek.
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan kecenderungan melemah. Harga gagal menembus area resistance di sekitar 61,00–61,38 dan tertahan di bawah garis tren menurun serta SMA 50. Pola harga masih membentuk lower high, menandakan tekanan jual tetap dominan.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD masih cenderung bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 1.3105. Selama harga bergerak di bawah level tersebut, tekanan jual diperkirakan berlanjut untuk menguji area support di 1.3030–1.2950.
Pergerakan harga emas pada grafik H4 tampak sideways dengan tekanan jual yang masih dominan, mengingat harga tetap bergerak di bawah garis SMA 50 yang berfungsi sebagai resistance dinamis. Upaya kenaikan harga tertahan di area 4.027–4.046, sementara support terdekat terlihat di kisaran 3.971 dan 3.948.
Pergerakan harga US Oil pada grafik H4 menunjukkan potensi penguatan setelah harga berhasil bertahan di atas garis SMA 50 yang kini berperan sebagai support dinamis. Selama harga tetap di atas area 60,66, peluang untuk melanjutkan kenaikan menuju resistance 61,36 hingga 62,02 masih terbuka.
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan US Oil pada time frame harian masih berada dalam tren bullish, dengan level pivot di 60,75. Selama harga bertahan di atas level tersebut, peluang kenaikan diperkirakan masih terbuka untuk menguji area resistance 61,95–62,40.
Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tren menurun setelah gagal bertahan di atas area resistance di sekitar 4.027, dengan harga saat ini bergerak di bawah garis SMA 50 yang berfungsi sebagai resistance dinamis. Struktur harga membentuk lower high, mengindikasikan tekanan jual masih dominan.
Grafik WTI Crude Oil H4 menunjukkan potensi pergerakan bullish setelah harga berhasil menembus dan bertahan di atas garis MA biru yang kini berfungsi sebagai support dinamis. Struktur harga membentuk pola higher low, menandakan tekanan beli yang meningkat. Jika harga mampu menembus resistance di 61,38, maka potensi kenaikan dapat berlanjut menuju area 62,02 hingga 62,58.
Prospek Minggu Ini
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan pergerakan emas masih cenderung bullish pada time frame H4. Level pivot berada di kisaran 3.980. Selama harga bergerak di atas area tersebut, peluang penguatan masih terbuka. Emas berpotensi menguji zona resistance 4.045–4.100.
Grafik XAU/USD pada timeframe H4 menunjukkan bahwa harga saat ini berada dalam fase pemulihan setelah tren turun yang cukup tajam. Harga bergerak di bawah SMA 50 yang menurun, menandakan tren jangka menengah masih bearish. Namun, terdapat potensi perubahan arah jika harga mampu menembus area resistance kunci di sekitar 4.060 yang bertepatan dengan SMA 50. Selama harga masih tertahan di bawah area ini, kenaikan yang terjadi cenderung bersifat pullback sebelum melanjutkan penurunan menuju support di 4.007, 3.982, dan 3.960.
Grafik WTI Crude Oil pada timeframe H4 memperlihatkan harga sedang bergerak mendatar setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam. Saat ini, harga berada tepat di sekitar garis SMA 50 (biru), yang menjadi area keseimbangan antara buyer dan seller. Selama harga mampu bertahan di atas SMA 50 dan menembus resistance terdekat di 60,66, maka ada peluang penguatan lanjutan menuju 61,38 dan 62,02. Skenario bullish ini akan semakin kuat jika RSI berhasil naik melewati level 50, menandakan peningkatan momentum beli.
