Dolar AS Koreksi Setelah Peluncuran Stimulus China

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dolar AS melemah pada hari Jumat setelah lima hari berturut-turut menguat, karena meningkatnya minat risiko di tengah stimulus baru dari China yang mendorong kenaikan pasar saham global, dipimpin oleh saham-saham China.

Investor menyambut baik peluncuran dua skema pendanaan dari pemerintah China yang bertujuan untuk mendukung pasar sahamnya. Saham-saham China melonjak sebagai hasilnya, mendorong pasar saham lainnya termasuk S&P 500 dan Nasdaq. Penguatan ini juga mengangkat nilai yuan China dan mata uang komoditas seperti dolar Australia dan Kanada, sementara melemahkan dolar AS yang dianggap sebagai mata uang safe-haven.

Indeks dolar, yang mengukur nilai mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, masih berada di jalur kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, dengan kenaikan 0,6% selama minggu ini. Sejauh bulan ini, indeks dolar telah naik sekitar 2,7%, kenaikan bulanan terbesar sejak Februari 2023. Namun, pada hari Jumat, indeks turun 0,3% ke level 103.49, penurunan harian terbesar sejak akhir September.

Penurunan dolar AS ini dipengaruhi oleh langkah China untuk mendukung pasar sahamnya, yang turut mendorong penguatan euro terhadap dolar AS. Meskipun demikian, penurunan dolar pada hari Jumat ini diperkirakan hanya sementara.

Salah satu faktor utama yang mendukung penguatan dolar selama beberapa minggu terakhir adalah perubahan ekspektasi kebijakan Federal Reserve, yang kini diprediksi akan melonggarkan kebijakan moneter lebih moderat setelah rilis data ekonomi AS yang umumnya kuat. Pada bulan September, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, dan sebelumnya diperkirakan akan ada pemangkasan besar lainnya sebelum akhir tahun. Namun, data ekonomi terbaru menunjukkan ekonomi AS yang masih cukup tangguh, sehingga ekspektasi pasar berubah menjadi hanya akan ada satu pemangkasan suku bunga tambahan sebelum akhir tahun ini.

Di pasar berjangka AS, kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan depan hampir mencapai 95%, dengan kemungkinan kecil bahwa suku bunga akan tetap berada di kisaran target 4,75%-5%.

Dolar turun 0,5% terhadap yen Jepang ke level 149.51, meskipun dalam sepekan dolar masih menguat 0,8% terhadap yen. Selain itu, dolar AS juga naik 4,6% sepanjang bulan Oktober, kenaikan bulanan terbesar sejak Februari tahun lalu.

Selain itu, potensi kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS mendatang juga menambah daya tarik dolar, mengingat kebijakan tarif dan pajaknya yang diperkirakan akan menjaga suku bunga AS tetap tinggi.

Di Eropa, euro menguat 0,3% terhadap dolar AS ke level $1.0865, kenaikan pertama dalam delapan hari terakhir, sebagian besar didukung oleh stimulus dari China. Sementara di Asia, yuan offshore juga menguat terhadap dolar AS, dengan dolar AS turun 0,3% menjadi 7.1177 yuan. Dolar Australia, yang sering digunakan sebagai proxy likuid untuk yuan, naik 0,1% ke level $0.6704.

Pound sterling juga menunjukkan penguatan terhadap dolar AS, naik 0,2% ke $1.3042 setelah data ritel Inggris menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan di bulan September, memberikan keyakinan lebih terhadap kekuatan ekonomi Inggris.

Saham-saham AS ditutup lebih tinggi pada hari Jumat, didorong oleh kenaikan di sektor teknologi setelah laporan pendapatan Netflix yang melebihi perkiraan. S&P 500 naik 0,3% dan Nasdaq 100 menguat 0,7%. Saham Netflix melonjak 11% setelah melaporkan pertumbuhan pelanggan yang lebih tinggi dari perkiraan. Sementara itu, saham Apple naik 1,2% setelah laporan industri menunjukkan peningkatan penjualan iPhone di China.

Harga emas melampaui $2.710 per ounce pada hari Jumat, mencapai rekor tertinggi baru, didorong oleh meningkatnya permintaan global terhadap aset safe-haven dan ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut dari bank sentral utama. Emas juga mendapat dukungan dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang memicu kekhawatiran eskalasi regional.

Di pasar energi, harga minyak mentah WTI turun 2% menjadi $69.2 per barel, penurunan mingguan terbesar sejak awal September, dipicu oleh melemahnya perkiraan permintaan dari OPEC dan IEA serta perlambatan pertumbuhan ekonomi di China.

Prospek Harga Emas Hari Senin (21/10)

Pergerakan emas di time frame terlihat bergerak bullish setelah berhasil keluar dari fase konsolidasi yang ditandai dengan area kuning. Harga telah menembus beberapa level resistance penting, termasuk di sekitar 2686.00, yang sebelumnya merupakan resistance kuatnya. Breakout ini diikuti oleh kenaikan tajam hingga mendekati level Fibonacci 161.8% di 2737.00.

Garis tren naik yang terbentuk sejak pertengahan Oktober mendukung momentum bullish ini, dengan target berikutnya berada di area 2737.00, dengan potensi lanjutan menuju 2774.00 dan 2819.00.

Namun, indikator RSI sudah memasuki wilayah overbought di sekitar 77.68, yang menunjukkan bahwa ada kemungkinan terjadinya koreksi jangka pendek sebelum harga melanjutkan tren naik. Jika koreksi terjadi, support yang terdekat berada di 2705.00, dan level kunci berikutnya di 2686.00.

Data Perdagangan pada hari Jumat (18/10)

Open: 2,692.40    High: 2,722.05   Low: 2,691.60    Close: 2,721.62  Range: 30.45

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,737  R2  2,774   R3 2,819

S1  2,705    S2  2,686     S3 2,667

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.705
Profit Target Level 2.725
Stop Loss Level 2.685
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.737
Profit Target Level 2.720
Stop Loss Level 2.750

Prospek Harga Minyak Hari Senin (21/10)

Pergerkan US Oil timeframe H4 menunjukkan tren penurunan yang jelas setelah terbentuknya gap di sekitar level 72,00. Harga saat ini bergerak di dalam channel downtrend dan sedang menguji level resistance di 69,68. Jika harga tidak mampu menembus level ini, tekanan jual kemungkinan akan berlanjut, dengan target penurunan menuju support terdekat di 68,09. Support kuat lainnya berada di level 66,29 yang menjadi target potensial jika tekanan bearish berlanjut.

Namun, apabila harga berhasil menembus resistance di 69,68, potensi penguatan menuju resistance berikutnya di 70,69 terbuka, dengan level kunci selanjutnya berada di 71,52. Meskipun begitu, tren keseluruhan masih bearish selama harga berada di bawah level 69.68. Indikator RSI yang berada di zona oversold sekitar level 27 menunjukkan adanya kemungkinan rebound dalam jangka pendek, namun tekanan jual masih mendominasi di jangka menengah hingga panjang.

Data perdagangan pada hari Jumat (18/10)

Open: 70.12   High: 70.64   Low: 68.14  Close: 68.79  Range:  1.63

OIL INTRADAY AREA

R1   69.68  R2 70.69  R3 71.52

S1  68.09    S2 67.35   S3 66.29

OPEN POSITION BUY
Price Level 68.10
Profit Target Level 69.30
Stop Loss Level 67.30
OPEN POSITION SELL
Price Level 69.65
Profit Target Level 68.20
Stop Loss Level 70.70
image-artikel