FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Saham teknologi menekan indeks di AS dan dolar menyentuh level terendah dalam lebih dari satu tahun terhadap yen pada hari Senin, menjelang pertemuan Federal Reserve akhir pekan ini yang diperkirakan akan memulai siklus pelonggaran yang telah lama dinantikan.
Ekspektasi semakin meningkat bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga hingga setengah poin—lebih dari yang diperkirakan sebelumnya—untuk menjaga perekonomian tetap stabil sambil mengelola pertumbuhan lapangan kerja yang melambat dan inflasi yang moderat. Keputusan ini dijadwalkan pada hari Rabu.
Saham-saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga mengalami penurunan, menarik turun Nasdaq Composite. Nvidia dan Apple masing-masing mengalami penurunan lebih dari 2%, dipengaruhi oleh laporan pesimis terkait permintaan iPhone. Sementara itu, S&P 500 berhasil mencatatkan sedikit kenaikan pada hari itu. Di luar sektor pertumbuhan, indeks Dow Jones Industrial Average mencapai rekor tertinggi intraday.
Indeks dolar, yang mengukur nilai dolar terhadap sekeranjang mata uang, turun 0,33% ke 100,69. Terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,13% ke 140,63.
Selain itu, investor juga mencerna berita dari hari Minggu mengenai upaya pembunuhan kedua terhadap kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Saham perusahaan Trump Media & Technology yang dimilikinya awalnya mencatatkan kenaikan, namun berbalik turun lebih dari 3% menjelang penutupan pasar. Pembatasan penjualan saham Trump Media oleh Trump dan para pejabat perusahaan lainnya akan berakhir dalam 10 hari ke depan, meskipun Trump telah menyatakan tidak akan menjual sahamnya.
Dow naik 0,55% menjadi 41.622,08, S&P 500 naik 0,13% menjadi 5.633,09, dan Nasdaq Composite turun 0,52% menjadi 17.592,13. Minggu lalu, S&P mencatatkan kinerja mingguan terkuat tahun ini.
Harapan akan pemangkasan suku bunga besar oleh Fed telah mendorong pasar saham selama beberapa bulan terakhir. Beberapa sentimen positif masih terlihat pada indeks All-World MSCI, yang naik 0,20% menjadi 828,55.
Imbal hasil obligasi AS bertenor pendek mencapai level terendah dalam dua tahun pada satu titik di hari Senin. Imbal hasil surat utang dua tahun, yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, turun 1,7 basis poin pada hari itu, melanjutkan penurunan sepanjang bulan ini. Imbal hasil obligasi 10-tahun, yang menjadi acuan, turun untuk sesi kedua berturut-turut, turun 3,1 basis poin menjadi 3,618%, dari 3,649% pada Jumat lalu.
Para trader memperkirakan peluang sebesar 59% untuk pemangkasan suku bunga setengah poin pada pertemuan Fed hari Rabu, naik dari 30% seminggu yang lalu, berdasarkan data perdagangan berjangka. Peluang ini meningkat tajam setelah laporan media kembali memunculkan prospek pelonggaran yang lebih agresif.
Bank sentral di Jepang dan Inggris juga dijadwalkan mengadakan pertemuan minggu ini, dengan keduanya diperkirakan tidak akan melakukan perubahan kebijakan. Sementara itu, data ekonomi yang padat termasuk penjualan ritel dan produksi industri AS juga akan dirilis.
Bank of England diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level 5,00% saat bertemu pada hari Kamis, meskipun pasar memperkirakan ada peluang 31% untuk pemangkasan. Pada hari Jumat, giliran Bank of Japan yang diperkirakan akan mempertahankan kebijakan stabil, meski kemungkinan akan membuka jalan bagi pengetatan lebih lanjut pada bulan Oktober.
Penurunan imbal hasil Treasury AS turut memperkuat yen terhadap dolar. Euro tetap lebih tinggi, didukung oleh prospek pemangkasan suku bunga lebih lanjut dari Bank Sentral Eropa, dengan nilai tukar tetap di $1,1200.
Harga emas turut merasakan dampak penurunan biaya pinjaman, naik 0,22% menjadi $2.582,39 per ounce, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di $2.588,81.
Harga minyak juga naik karena dampak Badai Francine yang membuat hampir seperlima produksi minyak mentah di Teluk Meksiko terhenti. Kontrak berjangka minyak Brent naik $1,14 menjadi $72,75 per barel. Minyak mentah AS tercatat di $70,09 per barel, naik $1,44 pada hari itu.
Prospek Harga Emas Hari Selasa (17/9)
Harga emas saat ini berada dalam tren naik setelah berhasil menembus area konsolidasi yang ditandai dengan kotak kuning. Harga telah bergerak dari level support di sekitar 2530 dan menuju level resistensi yang diproyeksikan berdasarkan ekstensi Fibonacci di 2.567, 2.588, dan 2607. Target kenaikan lebih jauh dapat mencapai 2626 sesuai dengan level 261.8% Fibonacci.
Namun, RSI yang berada di zona overbought menunjukkan potensi terjadinya koreksi jika momentum mulai melemah, yang bisa membawa harga kembali turun ke support terdekat di 2.530 atau 2.550 sebelum melanjutkan kenaikan.
Data Perdagangan pada hari Senin (16/9)
Open: 2,577.95 High: 2,589.61 Low: 2,575.15 Close: 2,582.87 Range: 14.46
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,588 R2 2,607 R3 2,626
S1 2,567 S2 2,550 S3 2,530
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.567 |
Profit Target Level | 2.588 |
Stop Loss Level | 2.550 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.588 |
Profit Target Level | 2.570 |
Stop Loss Level | 2.607 |
Prospek Harga Minyak Hari Selasa (17/9)
Pergerakan US Oil harga terlihat berada dalam fase pemulihan setelah mengalami penurunan tajam. Saat ini harga bergerak di dalam channel naik, mencoba menembus resistensi di sekitar level 69.78. Jika berhasil menembus level tersebut, target kenaikan berikutnya adalah 71.40 dan 72.18, dengan potensi mencapai 72.75 sebagai level resistensi kuat.
Namun, jika harga gagal menembus resistensi ini, terdapat potensi koreksi kembali ke support di sekitar 67.53 atau lebih jauh lagi ke 66.81 dan 65.49. RSI berada di level 57.67, yang menunjukkan momentum masih netral dengan ruang untuk kenaikan lebih lanjut.
Data perdagangan pada hari Senin (16/9)
Open: 68.19 High: 69.58 Low: 67.68 Close: 69.25 Range: 1.90
OIL INTRADAY AREA
R1 69.78 R2 71.40 R3 72.75
S1 67.53 S2 66.81 S3 65.49
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 67.55 |
Profit Target Level | 69.50 |
Stop Loss Level | 66.80 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 71.40 |
Profit Target Level | 69.80 |
Stop Loss Level | 72.75 |