Dolar Naik Berkat Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dolar AS menguat pada hari Senin, didorong oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS, setelah serangkaian data ekonomi AS yang kuat menunjukkan bahwa Federal Reserve dapat bersikap lebih sabar dalam menurunkan suku bunga. Investor juga mulai bersiap untuk pemilihan presiden AS yang akan berlangsung pada 5 November.

Penguatan dolar ini terjadi selama tiga minggu berturut-turut dan tercatat mengalami kenaikan dalam 14 dari 16 sesi terakhir. Data ekonomi yang positif membuat para investor mengurangi ekspektasi mengenai besarnya dan kecepatan penurunan suku bunga oleh The Fed. Saat ini, pasar memperkirakan peluang sebesar 87% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan November, dengan kemungkinan 13% bahwa suku bunga tetap tidak berubah. Sebelumnya, pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga minimal 25 basis poin, dengan peluang sebesar 50,4% untuk penurunan 50 basis poin.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 10,5 basis poin menjadi 4,18% setelah sempat mencapai level tertinggi dalam tiga bulan di angka 4,186%. Pekan lalu, Federal Reserve Atlanta menaikkan estimasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga menjadi 3,4%.

Presiden Federal Reserve Dallas, Lorie Logan, menyatakan bahwa bank sentral akan melakukan penurunan suku bunga secara bertahap ke depan, sambil terus melanjutkan langkah untuk mengurangi neraca bank sentral. Selain itu, Presiden Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, menambahkan bahwa ia memperkirakan akan ada penurunan suku bunga yang “moderat” dalam beberapa kuartal ke depan, meskipun pelemahan tajam di pasar tenaga kerja dapat mempercepat proses tersebut.

Indeks dolar, yang mengukur nilai dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,53% menjadi 104,01, mencatatkan kenaikan harian terbesar sejak 4 Oktober. Euro melemah 0,5% terhadap dolar AS menjadi $1,0811, sementara pound sterling turun 0,54% menjadi $1,2977.

Bank Sentral Eropa (ECB) minggu lalu kembali menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini. Gubernur Bank Sentral Slovakia, Peter Kazimir, menyatakan bahwa inflasi zona euro kemungkinan besar akan kembali ke target tahun depan, namun dibutuhkan bukti lebih lanjut sebelum ECB dapat menyatakan kemenangan atas inflasi. Sementara itu, data dari Jerman menunjukkan bahwa harga produsen turun lebih dari yang diperkirakan pada bulan September, dengan penurunan 1,4% secara tahunan, terutama karena penurunan biaya energi.

Investor juga mulai memposisikan diri menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November mendatang. Jika Donald Trump menang, diperkirakan kebijakan tarif yang diterapkan akan berdampak pada negara-negara yang paling dekat dan paling terpengaruh oleh hubungan perdagangan dengan AS, seperti Kanada, Meksiko, China, dan Jepang.

Dolar AS juga menguat 0,84% terhadap yen Jepang menjadi 150,77 setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari sembilan minggu di 150,83. Jepang akan menggelar pemilihan umum pada Minggu, 27 Oktober. Meskipun hasil survei bervariasi mengenai berapa banyak kursi yang akan dimenangkan oleh Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, pasar optimis bahwa LDP bersama mitra koalisinya, Komeito, akan tetap menang.

Di pasar saham, indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average ditutup lebih rendah, dengan saham-saham defensif seperti real estate dan kesehatan menjadi penekan utama. Namun, indeks Nasdaq berakhir sedikit lebih tinggi, didukung oleh kinerja Nvidia yang mencapai rekor tertinggi, menjelang pekan sibuk laporan pendapatan perusahaan.

Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada hari Senin, namun tetap stabil di $2.719,33 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup naik 0,3% di $2.738,9. Di sisi komoditas lainnya, harga minyak naik hampir 2% setelah mengalami penurunan lebih dari 7% minggu lalu. Kontrak berjangka minyak mentah Brent naik 1,68% menjadi $74,29 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,94% menjadi $70,56 per barel.

Prospek Harga Emas Hari Selasa (22/10)

Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa setelah sempat mengalami fase konsolidasi yang cukup lama, harga berhasil breakout ke atas dan melanjutkan tren naik. Harga juga telah menembus level resistance kuat di 2.686 (saat ini menjadi support kuatnya) dan meraih level 2.737 (level Fibonacci 161,8%).

Saat ini, terlihat adanya sedikit koreksi di sekitar level 2.737. Jika koreksi ini berlanjut, support pertama berada di 2705,00, yang juga berpotensi menjadi area re-entry bagi para pelaku pasar yang ingin melanjutkan tren bullish. Di sisi lain, jika harga berhasil menembus level resistance di 2.737, target selanjutnya berada di 2774,00, dan lebih tinggi lagi di sekitar 2819,00 (level Fibonacci 261,8%).

Indikator RSI berada di kisaran 64,46 yang menunjukkan bahwa momentum bullish masih cukup kuat, namun mulai mendekati level overbought, yang mengindikasikan adanya potensi koreksi jangka pendek sebelum harga melanjutkan kenaikannya. Secara keseluruhan, tren jangka menengah masih bullish selama harga bertahan di atas support kunci 2686,00.

Data Perdagangan pada hari Senin (21/10)

Open: 2,719.67    High: 2,740.51   Low: 2,714.13    Close: 2,719.07  Range: 26.38

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,737  R2  2,774   R3 2,819

S1  2,705    S2  2,686     S3 2,667

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.705
Profit Target Level 2.730
Stop Loss Level 2.685
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.737
Profit Target Level 2.720
Stop Loss Level 2.750

Prospek Harga Minyak Hari Selasa (22/10)

Pergerakan US Oil di timeframe H4 menunjukkan tren bearish, terlihat dari harga yang masih bergerak di bawah SMA 50. Resistance terdekat berada di level 70,69, yang jika harga gagal menembus level ini, kemungkinan besar penurunan akan berlanjut. Target penurunan berikutnya berada di sekitar level 68,14 dan 67,35 sebagai support kunci. Jika tekanan jual masih dominan, ada kemungkinan harga bisa turun lebih jauh menuju support di 66,29.

Indikator RSI berada di level 44,25, menunjukkan bahwa harga belum memasuki wilayah oversold, sehingga masih ada ruang untuk penurunan lebih lanjut. Namun, pergerakan harga juga perlu diwaspadai apabila terjadi koreksi untuk mengisi gap yang terbentuk di area resistance.

Data perdagangan pada hari Senin (21/10)

Open: 68.94   High: 70.37   Low: 68.45  Close: 69.83  Range:  1.92

OIL INTRADAY AREA

R1   70.69  R2 71.52  R3 72.27

S1  68.14    S2 67.35   S3 66.29

OPEN POSITION BUY
Price Level 68.15
Profit Target Level 69.50
Stop Loss Level 67.30
OPEN POSITION SELL
Price Level 70.60
Profit Target Level 69.00
Stop Loss Level 71.55
image-artikel