FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar AS mengalami kerugian besar pada hari Selasa setelah Presiden Donald Trump tidak mengumumkan tarif baru dalam pidato pelantikannya. Laporan menyebutkan bahwa tarif baru kemungkinan akan diterapkan secara bertahap, memberikan kelegaan bagi mata uang negara-negara yang bergantung pada perdagangan.
Dalam pidatonya, Trump mengumumkan keadaan darurat terkait kebijakan imigrasi dan energi, serta kebijakan luar negeri yang lebih ekspansionis, termasuk janji untuk merebut kembali Terusan Panama. Namun, hanya ada sedikit pembahasan mengenai tarif perdagangan, tanpa rincian mengenai waktu atau mekanisme pelaksanaannya.
Indeks dollar merosot 1,2% pada Senin, penurunan harian terbesar sejak akhir tahun 2023, dan terakhir berada di angka 108,060, sedikit di atas level support 107,70. Euro naik ke $1,0416, setelah melonjak 1,4% semalam, mendekati level resistensi $1,0435. Pasar memandang Uni Eropa sebagai salah satu target utama tarif perdagangan Trump karena surplus perdagangan yang besar dengan Amerika Serikat.
China, yang sebelumnya terancam tarif hingga 60%, juga tidak menerima pengumuman angka pasti, menyebabkan dollar melemah 1% ke level 7,2642 yuan dalam perdagangan luar negeri. Mata uang Australia dan Selandia Baru, yang sangat bergantung pada perdagangan, mencatat kenaikan sekitar 1,5%.
Dollar relatif lebih stabil terhadap yen Jepang di level 155,63, hanya turun 0,4% dalam perdagangan semalam. Yen sebelumnya menguat karena ekspektasi bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan minggu ini.
Pasar obligasi AS menunjukkan reaksi terbatas karena libur Hari Martin Luther King Jr. Imbal hasil obligasi 10 tahun diperkirakan turun dari 4,623% ke 4,59% saat perdagangan di Tokyo dimulai.
Indeks saham berjangka AS mencatat kenaikan sekitar 0,5% setelah pelantikan Trump. Presiden langsung mengumumkan sejumlah perintah eksekutif untuk meningkatkan produksi energi, namun tidak memberlakukan hambatan perdagangan baru. Ketidakpastian kebijakan perdagangan memberikan sedikit ruang bagi pasar untuk tetap optimis.
Dukungan Trump terhadap mata uang kripto mendorong Bitcoin mencetak rekor tertinggi di $109.071,86 pada hari Senin, sebelum turun ke $103.791. Sementara itu, harga emas spot naik 0,3% menjadi $2.709,09 per ounce, didorong oleh pelemahan dollar AS. Volume perdagangan emas relatif tipis karena libur pasar AS.
Futures minyak mentah WTI berada di bawah $76,9 per barel setelah Trump berjanji untuk meningkatkan produksi energi domestik dengan menggunakan wewenang darurat. Penundaan penerapan tarif terhadap China, Kanada, dan Meksiko mengurangi kekhawatiran gangguan pasokan. Di sisi lain, spekulasi mengenai perubahan sanksi terhadap minyak Rusia menciptakan ketidakpastian. Ketegangan geopolitik menurun dengan adanya gencatan senjata antara Hamas dan Israel, memberikan tekanan tambahan pada harga minyak.
Prospek Harga Emas Hari Selasa (21/01)
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa pergerakan harga saat ini berada dalam tren naik. Hal ini didukung oleh posisi harga yang berada di atas garis SMA 50, yang berfungsi sebagai support dinamis. Indikator RSI berada di sekitar level 56, menunjukkan kondisi pasar yang netral namun cenderung bullish.
Harga saat ini menguji level resistance di 2.713. Jika mampu menembus level ini dengan momentum yang kuat, harga memiliki potensi untuk melanjutkan penguatan menuju level resistance berikutnya di 2.726 dan 2.738,
Sebaliknya, jika terjadi penolakan di level 2.713, harga kemungkinan akan mengalami koreksi sementara menuju level support di 2.689 atau 2.677, yang juga berada dekat dengan garis SMA 50.
Data Perdagangan pada hari Senin (20/01)
Open: 2,704.58 High: 2,713.73 Low: 2,689.34 Close: 2,708.63 Range: 24.39
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,713 R2 2,726 R3 2,738
S1 2,689 S2 2,677 S3 2,666
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.690 |
Profit Target Level | 2.710 |
Stop Loss Level | 2.670 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.713 |
Profit Target Level | 2.695 |
Stop Loss Level | 2.727 |
Prospek Harga Minyak Hari Selasa (21/01)
Pergerakan US Oil Oil pada timeframe H4 terlihat bahwa harga saat ini berada dalam fase koreksi setelah sebelumnya mengalami kenaikan signifikan. Harga telah membentuk gap di dekat level resistance 79.73, namun gagal mempertahankan momentum bullish dan mulai bergerak turun.
Harga saat ini berada di bawah garis SMA 50, yang menunjukkan potensi pembalikan tren ke arah bearish dalam jangka pendek. Indikator RSI berada di level 39.51, yang mengindikasikan kondisi mendekati area oversold, namun masih memiliki ruang untuk penurunan lebih lanjut.
Jika harga terus melemah, target koreksi selanjutnya berada di level support 75.28, 74.62, dan 73.36. Sebaliknya, jika harga mampu kembali naik dan menembus level 77.21, maka ada kemungkinan harga akan menguji kembali level resistance di 78.53 atau bahkan 79.73.
Data perdagangan pada hari Senin (20/01)
Open: 77.65 High: 77.82 Low: 75.80 Close: 76.27 Range: 2.02
OIL INTRADAY AREA
R1 77.21 R2 78.53 R3 79.73
S1 75.28 S2 74.28 S3 73.36
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 75.30 |
Profit Target Level | 77.10 |
Stop Loss Level | 74.20 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 77.20 |
Profit Target Level | 75.60 |
Stop Loss Level | 78.55 |