FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Pada Rabu, 19 Maret, nilai dollar AS melemah terhadap euro setelah Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya tetap stabil, sesuai ekspektasi pasar. Namun, bank sentral mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 0,5% pada akhir tahun ini. Proyeksi terbaru menunjukkan bahwa pembuat kebijakan memperkirakan akan ada dua penurunan suku bunga masing-masing sebesar 0,25% dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini disampaikan bersamaan dengan prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan inflasi.
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menjelaskan bahwa ketidakpastian ekonomi saat ini sangat tinggi, terutama mengingat perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan Trump, termasuk kebijakan tarif impor. Proyeksi inflasi juga mengalami peningkatan, dengan indikator utama diperkirakan mencapai 2,7% pada akhir tahun, lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya di angka 2,5%. Angka ini melampaui target inflasi Fed yang berada di 2%. Selain itu, Fed juga mengumumkan rencana untuk memperlambat proses penarikan likuiditas melalui kebijakan quantitative tightening.
Analis menyatakan bahwa pergerakan dollar AS terhadap kebijakan Fed cukup tenang karena investor cenderung menghindari risiko besar dalam situasi seperti ini. Sejak pertengahan Januari, dollar AS telah kehilangan sekitar 6% nilainya terhadap euro akibat kekhawatiran pasar atas dampak kebijakan tarif dan perdagangan Presiden Trump terhadap perekonomian.
Sementara itu, nilai euro turun 0,3% terhadap dollar AS menjadi $1,0912, setelah sebelumnya sempat menyentuh level terendah $1,0860 di awal sesi. Data ekonomi yang akan datang, khususnya angka Produk Domestik Bruto (GDP) kuartal pertama, dianggap akan menjadi indikator penting untuk mengukur sejauh mana perlambatan ekonomi yang dikhawatirkan benar-benar terjadi.
Mata uang lain juga mengalami perubahan signifikan. Yen Jepang naik 0,3% terhadap dollar AS menjadi 148,85 setelah Bank of Japan memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya tetap stabil. Kebijakan ini mencerminkan kehati-hatian bank sentral Jepang dalam menghadapi risiko ekonomi global yang meningkat akibat tarif AS yang lebih tinggi. Di sisi lain, lira Turki mengalami tekanan besar, anjlok 12% ke rekor terendah setelah penahanan politisi oposisi utama, yang menyebabkan ketidakstabilan politik di negara tersebut.
Pasar saham AS mencatat penguatan pada hari yang sama. Dow Jones Industrial Average naik 383,32 poin (0,92%) ke 41.964,63, sementara S&P 500 meningkat 60,63 poin (1,08%) ke 5.675,29, dan Nasdaq Composite melonjak 246,67 poin (1,41%) ke 17.750,79. Kenaikan ini terjadi setelah Fed mengumumkan kebijakan stabilitas suku bunga dan terus mencermati dampak kebijakan tarif Presiden Trump terhadap ekonomi dan inflasi.
Di pasar komoditas, harga minyak mencatat kenaikan tipis setelah data pemerintah AS menunjukkan penurunan persediaan bahan bakar. Namun, keputusan Fed untuk mempertahankan suku bunga membatasi potensi kenaikan lebih lanjut. Harga minyak mentah Brent naik 22 sen (0,31%) menjadi $70,78 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 26 sen (0,39%) menjadi $67,16 per barel.
Sementara itu, harga emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa setelah pernyataan Jerome Powell dan keputusan Fed terkait kebijakan suku bunga. Spot emas naik 0,5% ke $3.047,80 per ons, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi $3.051,99 di awal sesi. Peningkatan harga emas ini mencerminkan tingginya permintaan aset aman di tengah ketidakpastian kebijakan ekonomi global.
Prospek Harga Emas Hari Rabu (20/03)
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga sedang berada dalam tren naik yang kuat, didukung oleh posisi candle yang bergerak di atas garis SMA 50. Level pivot point (PP) di 3040.17 bertindak sebagai support utama saat ini, dengan resistance terdekat di R1 (3057.75).
Indikator RSI menunjukkan kondisi overbought dengan nilai 74.22, yang mengindikasikan potensi koreksi jangka pendek, meskipun tren bullish dominan masih kuat. Jika harga mampu menembus level R1, target berikutnya adalah R2 di 3069.52, dan selanjutnya R3 di 3087.10. Di sisi lain, jika terjadi koreksi, support di S1 (3028.40) dapat diuji sebelum melanjutkan tren naik.
Data Perdagangan pada hari Rabu (19/03)
Open: 3.033,90 High: 3.051,94 Low: 3.022,59 Close: 3.045,98 Range: 29,35
GOLD INTRADAY AREA
R1 3,057,75 R2 3,069,52 R3 3,087.10
S1 3,028,40 S2 3.010,82 S3 2,999,05
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 3.040 |
Profit Target Level | 3.055 |
Stop Loss Level | 3.038 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 3.057 |
Profit Target Level | 3.041 |
Stop Loss Level | 3.070 |
Prospek Harga Minyak Hari Kamis (20/03)
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan harga masih berada dalam fase konsolidasi (ditandai dengan area kuning) di antara level support 65,26 dan resistance 68,19. Saat ini, harga bergerak mendekati resistance di 67,34, dengan SMA 50 yang cenderung mendatar, mencerminkan kondisi pasar tanpa tren yang dominan.
Indikator RSI berada di level 50,40, menunjukkan momentum netral yang belum memberikan sinyal arah yang jelas. Jika harga mampu menembus resistance di 67,34, target kenaikan selanjutnya berada di level 68,19 hingga 69,13. Namun, jika harga menembus support di 66,30, terdapat potensi penurunan lebih lanjut menuju 65,82 atau bahkan 65,26.
Data perdagangan pada hari Selasa (18/03)
Open: 66,52 High: 67,40 Low: 66,07 Close: 66,98 Range: 2,91
OIL INTRADAY AREA
R1 67,34 R2 68,19 R3 69,13
S1 66,30 S2 65,82 S3 65,26
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 66,30 |
Profit Target Level | 67,30 |
Stop Loss Level | 65,80 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 67,30 |
Profit Target Level | 66,40 |
Stop Loss Level | 68,30 |