Dollar AS Melemah, Yen dan Franc Swiss Jadi Pilihan Safe Haven

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Pada perdagangan Kamis, yen Jepang dan franc Swiss, yang dikenal sebagai aset safe-haven, menguat di tengah pasar yang bergejolak. Sebaliknya, dollar AS melemah karena para investor semakin menghindari risiko akibat penurunan tajam di Wall Street yang dipicu oleh perang dagang yang terus meningkat antara Amerika Serikat dan negara-negara lain. Kekhawatiran muncul tentang dampak tarif besar yang diberlakukan pemerintahan Trump terhadap perekonomian AS.

Dollar AS sempat memangkas kerugiannya setelah pernyataan bahwa penangguhan tarif selama satu bulan untuk produk otomotif impor dari Meksiko dan Kanada kemungkinan akan diperpanjang untuk semua produk yang mematuhi Perjanjian AS-Meksiko-Kanada (USMCA). Namun, pasar tetap memandang tarif sebagai penghalang bagi pertumbuhan ekonomi, terutama karena banyak perusahaan AS bergantung pada ekspor dan impor. Jika angka perdagangan menurun, dampaknya akan merugikan ekonomi yang dapat melambat akibat kebijakan ini.

Yen dan franc Swiss, yang biasanya mendapat manfaat di saat pasar menghindari risiko, terus menguat. Dollar AS turun 0,9% terhadap yen ke 147,65 yen, setelah sebelumnya mencapai level terendah lima bulan di 147,31. Sementara itu, terhadap franc Swiss, dollar jatuh ke level terendah tiga bulan di 0,8828 franc. Selain itu, dollar juga melemah terhadap mata uang komoditas seperti dollar Kanada dan Selandia Baru, serta mata uang pasar berkembang seperti peso Meksiko, rand Afrika Selatan, dan lira Turki.

Di sisi lain, euro mencatat penguatan terhadap dollar, menyentuh level tertinggi empat bulan setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga untuk keenam kalinya dalam sembilan bulan terakhir, sesuai ekspektasi. Namun, ECB juga merevisi naik proyeksi inflasi jangka pendeknya. Kebijakan ini, ditambah dengan rencana Jerman untuk meningkatkan pengeluaran besar-besaran di sektor infrastruktur dan pertahanan, memberikan dukungan pada mata uang euro. Meskipun demikian, pengeluaran besar pemerintah ini juga memicu kekhawatiran akan meningkatnya tekanan inflasi.

ECB menyampaikan bahwa meskipun kebijakan fiskal Jerman dapat mempercepat pertumbuhan, pihaknya perlu tetap waspada terhadap dampaknya terhadap inflasi. Bank sentral ini juga memberi sinyal bahwa siklus pelonggaran moneter kemungkinan akan melambat, dengan hanya sedikit lagi penurunan suku bunga yang diperkirakan pada akhir tahun.

Di pasar AS, indeks dollar berada dalam tren penurunan selama empat hari berturut-turut, menyentuh level terendah empat bulan. Data ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan, termasuk peningkatan besar dalam jumlah PHK yang diumumkan pada Februari. Selain itu, lonjakan impor yang tercatat pada Januari, akibat perusahaan-perusahaan yang bergegas membawa barang sebelum tarif impor diterapkan, mendorong defisit perdagangan ke level tertinggi sepanjang masa.

Di pasar saham, indeks utama AS mengalami penurunan tajam dalam perdagangan yang bergejolak. Dow Jones turun 1,09%, S&P 500 turun 1,83%, dan Nasdaq merosot 2,62%. Di pasar global, indeks saham MSCI mencatat penurunan 1,01%, sementara STOXX 600 di Eropa turun tipis 0,03%.

Sementara itu, pasar komoditas menunjukkan pergerakan beragam. Harga minyak global, meskipun sempat berfluktuasi, ditutup hampir tidak berubah. Brent berada di bawah tekanan akibat rencana peningkatan produksi OPEC+ serta tarif baru yang diberlakukan AS. Brent ditutup naik tipis 0,2% di $69,46 per barel, sedangkan minyak mentah WTI AS naik 0,1% menjadi $66,36 per barel.

Di sisi lain, harga emas, yang sempat menguat dalam tiga sesi sebelumnya, sedikit melemah pada Kamis karena kenaikan imbal hasil obligasi AS dan aksi ambil untung oleh investor. Perhatian pasar kini tertuju pada data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat, yang dapat memberikan petunjuk mengenai langkah kebijakan moneter Federal Reserve selanjutnya

Prospek Harga Emas Hari Jumat (07/03)

Pergerakan emas menunjukkan bahwa harga sedang berada dalam fase konsolidasi atau sideways di kisaran 2.891–2.930. Fase sideways ini terjadi setelah harga berhasil menembus garis downtrend sebelumnya, yang mengindikasikan adanya potensi perubahan arah tren.

Penembusan garis downtrend menunjukkan bahwa tekanan jual mulai melemah, dan harga mencoba mencari arah baru. Namun, untuk saat ini, pergerakan harga masih terbatas dalam rentang konsolidasi tersebut. Zona resistensi penting berada di area 2.930, yang jika ditembus dapat mendorong harga naik menuju target berikutnya di 2.945 hingga 2.957. Di sisi lain, zona support kuat terletak di area 2.891, dan jika harga turun di bawah 2.877, potensi tren bearish dapat berlanjut menuju 2.858.

Data Perdagangan pada hari Kamis (06/03)

Open: 2.918,75    High: 2.926,64   Low: 2.891,00    Close: 2.909,98  Range: 35,64

GOLD INTRADAY AREA

R1  2.930  R2  2.946  R3 2.957

S1  2.891  S2 2.877  S3 2.858

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.900
Profit Target Level 2.926
Stop Loss Level 2.875
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.930
Profit Target Level 2.905
Stop Loss Level 2.946

Prospek Harga Minyak Hari Jumat (07/03)

Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan tren utama yang masih bearish, terlihat dari posisi harga di bawah SMA 50 dan pola lower high serta lower low yang terbentuk. Harga saat ini sedang bergerak dalam fase koreksi kecil di kisaran 67.06.

Jika harga gagal menembus zona resistensi minor ini (67.06–68.07), ada potensi kelanjutan tren bearish menuju target support di 65.20. Apabila tekanan jual berlanjut, target selanjutnya berada di area 63.76 (FE 61.8%) hingga 61.69 (FE 100%).

Indikator RSI saat ini berada di level 32.99, mendekati area oversold, yang menunjukkan momentum bearish masih cukup kuat. Namun, ada kemungkinan rebound kecil sebelum harga melanjutkan tren turunnya.

Data perdagangan pada hari Kamis (06/03)

Open: 66,33   High: 67,06   Low: 65,57  Close: 66,34  Range:  1,49

OIL INTRADAY AREA

R1   67,06  R2  68,07  R3 69,13

S1  65,20   S2 63,76   S3 61,69

OPEN POSITION BUY
Price Level 65,50
Profit Target Level 67,00
Stop Loss Level 65,00
OPEN POSITION SELL
Price Level 67,06
Profit Target Level 65,60
Stop Loss Level 68,10
image-artikel