Market Summary
Pada hari Jumat, dollar Amerika Serikat (AS) menguat setelah dirilisnya data ekonomi yang cukup solid. Data ini memberikan sinyal bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan menunda pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Selain itu, perkembangan positif dalam negosiasi tarif turut mengurangi ketidakpastian pasar dan mendorong penguatan greenback.
Namun, penguatan dollar tidak terlalu signifikan terhadap laporan penurunan tak terduga pada pesanan barang modal inti buatan AS untuk bulan Juni. Meskipun demikian, pengiriman barang-barang tersebut meningkat secara moderat, yang mengindikasikan bahwa belanja bisnis untuk peralatan mengalami perlambatan pada kuartal kedua.
Ekspektasi Pasar Terhadap Kebijakan The Fed dan Tekanan Politik
Pasar mulai kembali optimis setelah dollar sebelumnya tertekan pada awal pekan. Data ekonomi AS yang cukup positif mendukung pandangan bahwa The Fed akan tetap sabar dalam mengambil keputusan terkait suku bunga.
Meski begitu, tekanan politik dari Presiden AS yang kembali menyerukan pemangkasan suku bunga menjadi faktor yang membayangi arah kebijakan moneter. Ketegangan ini dianggap dapat membatasi potensi penguatan dollar ke depan, terutama jika independensi The Fed dinilai terus terganggu oleh intervensi politik.
Pertemuan Bank Sentral dan Prospek Kebijakan Suku Bunga
The Fed dan Bank of Japan (BoJ) sama-sama diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan minggu depan. Namun, perhatian pasar akan tertuju pada pernyataan pasca-pertemuan yang bisa memberi sinyal kapan kebijakan moneter akan berubah.
Di Jepang, meski kesepakatan dagang dengan AS minggu ini membuka peluang kenaikan suku bunga, kekalahan koalisi penguasa dalam pemilu majelis tinggi membuat situasi semakin kompleks bagi BoJ.
Pergerakan Mata Uang Global: Euro, Yen, dan Poundsterling
Indeks dollar sempat turun ke level terendah bulanan sebelum pulih kembali ke 97.663. Dollar menguat terhadap yen menjadi 147.59, meskipun secara mingguan masih mengalami pelemahan 0.9%.
Sementara itu, euro cenderung stabil terhadap dollar di level $1.1741, tetapi berhasil mencatat kenaikan mingguan hampir 1%—terbaik dalam satu bulan. Euro mendapat dukungan dari pernyataan yang lebih optimis dari ECB dan kemajuan dalam pembicaraan dagang antara Uni Eropa dan AS.
Sebaliknya, poundsterling mengalami tekanan setelah data penjualan ritel Inggris untuk Juni lebih lemah dari perkiraan. Mata uang ini turun 0.6% ke $1.3434 dan melemah terhadap euro, yang naik ke 87.42 pence—level tertinggi sejak April.
Pasar Saham AS: Rekor Baru dan Harapan Dagang
Indeks saham utama AS ditutup menguat pada hari Jumat. S&P 500 mencetak rekor penutupan kelima berturut-turut, naik 0.4%, sementara Nasdaq 100 naik 0.2% setelah mencatat rekor intraday. Dow Jones menguat 208 poin, mencerminkan optimisme investor terhadap perkembangan dagang dan laporan keuangan perusahaan.
Kesepakatan dagang dengan Jepang, Indonesia, dan Filipina serta rencana pertemuan antara Presiden AS dan Presiden Komisi Eropa pada hari Minggu meningkatkan harapan tercapainya kesepakatan dagang AS-UE sebelum tenggat 1 Agustus. Meski demikian, pembicaraan dengan Kanada masih mengalami hambatan.
Sektor teknologi juga menjadi sorotan dengan laporan laba kuat dari Alphabet dan Verizon, meski sempat ditekan oleh peringatan kerugian dan PHK dari Intel. Minggu depan, pasar akan fokus pada pertemuan The Fed dan laporan laba dari perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Meta, dan Microsoft.
Secara mingguan, Dow Jones naik 1.3%, Nasdaq 1.2%, dan S&P 500 1.6%.
Harga Emas Tertekan oleh Penguatan Dollar dan Optimisme Dagang
Harga emas turun pada hari Jumat, tertekan oleh penguatan dollar AS dan kemajuan negosiasi dagang antara AS dan Uni Eropa yang menurunkan permintaan aset safe haven. Emas spot melemah 0,9% menjadi $3.336,01 per ons, sedangkan kontrak berjangka AS ditutup turun 1,1% di $3.335,60. Indeks dollar AS yang pulih dari posisi terendah dua minggu membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Ekspektasi tercapainya kesepakatan dagang sebelum tenggat waktu 1 Agustus meningkatkan selera risiko di pasar dan mengurangi minat pada aset lindung nilai seperti emas.
Harga Minyak Melemah di Tengah Kekhawatiran Ekonomi dan Stok Melimpah
Harga minyak turun ke level terendah dalam tiga minggu pada hari Jumat karena kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS dan China, serta tanda-tanda meningkatnya pasokan global. Brent crude ditutup turun 74 sen ke $68.44 per barel, sementara WTI jatuh 87 sen ke $65.16 per barel.
Secara mingguan, Brent turun sekitar 1% dan WTI 3%. Meski demikian, optimisme terhadap potensi kesepakatan dagang AS-UE dan peningkatan aktivitas ekonomi global tetap memberikan harapan bahwa permintaan minyak bisa pulih dalam jangka menengah.
Prospek harga Emas Senin | 28 Juli 2025
Pergerakan emas pada time frame H4 saat ini sedang berada dalam tekanan bearish setelah gagal bertahan di atas SMA 50, dan kini bergerak di bawahnya. RSI(14) juga menunjukkan nilai 34.07, mendekati area oversold, yang mengindikasikan potensi pembalikan arah jika terjadi reaksi beli. Level support penting terdekat berada di area 3.310, diikuti oleh 3.295 dan 3.282, yang berfungsi sebagai zona pantulan potensial.
Jika harga mampu bertahan di atas level support ini, ada kemungkinan terjadi rebound menuju resistance di kisaran 3.347 hingga 3.377. Namun, apabila tekanan jual masih berlanjut dan menembus support 3.310, maka harga berpotensi melanjutkan pelemahan ke area yang lebih rendah.
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.347 R2 3.362 R3 3.377
S1 3.310 S2 3.295 S3 3.282
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 3.310 |
Profit Target Level | 3.340 |
Stop Loss Level | 3.290 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 3.345 |
Profit Target Level | 3.315 |
Stop Loss Level | 3.365 |
Prospek harga US Oil Senin | 28 Juli 2025
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan kecenderungan melemah setelah gagal menembus area resistance di sekitar 66,05 dan masih tertahan di bawah garis SMA 50, yang mengarah turun. RSI(14) berada di kisaran 42,83, menandakan bahwa momentum masih berada di wilayah bearish.
Jika tekanan jual berlanjut dan harga menembus support di 65,01, maka kemungkinan besar akan menguji level support berikutnya di 64,18 dan 63,13. Namun, jika terjadi pantulan dari area ini, harga bisa naik kembali untuk menguji kembali resistance di 66,05 hingga 66,67, sebelum kemungkinan melanjutkan pelemahan.
US Oil INTRADAY AREA
R1 66,05 R2 66,67 R3 67,52
S1 65,01 S2 64,18 S3 63,13
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 65.05 |
Profit Target Level | 66,00 |
Stop Loss Level | 64,10 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 66,00 |
Profit Target Level | 65,05 |
Stop Loss Level | 66,70 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!