Dollar AS Menguat di Tengah Ekspektasi Perlambatan Pemangkasan Suku Bunga The Fed

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dollar AS mencatat penguatan signifikan pada hari Senin, mendekati level tertinggi dalam dua tahun, seiring dengan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan mengurangi laju pemangkasan suku bunga tahun depan. Yen Jepang, meskipun bergerak naik dari posisi terendah lima bulan terhadap dollar, masih tertekan oleh perbedaan suku bunga antara Jepang dan Amerika Serikat.

Mata uang AS telah mendapatkan momentum dalam beberapa minggu terakhir karena ekspektasi bahwa Federal Reserve akan lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga, mengingat inflasi yang tetap di atas target tahunan 2%. Kebijakan pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump juga diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan tekanan harga pada tahun mendatang.

Pada pertemuan Desember, pembuat kebijakan The Fed merevisi perkiraan pemangkasan suku bunga untuk 2025 dari 100 basis poin menjadi 50 basis poin. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa langkah-langkah lebih lanjut akan bergantung pada kemajuan dalam menurunkan inflasi. Indeks dollar mencatat kenaikan tahunan 6,6%, berada di 108,08 setelah mencapai level tertinggi dua tahun di 108,54 pada 20 Desember.

Yen Jepang terus melemah, mencatat penurunan tahunan 11,4% terhadap dollar AS. Namun, beberapa analis memperkirakan yen akan menguat pada 2025 jika Bank of Japan (BoJ) mulai menaikkan suku bunga, meskipun dampak tersebut belum tercermin dalam nilai tukar. Dalam rapat Desember, beberapa anggota BoJ mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Sementara itu, Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, kembali menyampaikan kekhawatiran atas pelemahan yen dan mengingatkan bahwa pemerintah dapat melakukan intervensi jika diperlukan.

Euro mencatat penurunan tahunan 5,8% terhadap dollar, tertekan oleh empat kali pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) sepanjang 2024. Pasar juga memperkirakan ECB akan bergerak lebih cepat dalam memangkas suku bunga dibandingkan The Fed pada 2025. Sterling Inggris turun 0,26% ke $1,2546, dengan kerugian tahunan sebesar 1,4%.

Pasar saham global melemah untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Senin, tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS. Ketiga indeks utama Wall Street mencatat penurunan tajam dengan sektor konsumen menjadi yang paling terpukul. Dow Jones Industrial Average turun 418,48 poin ke 42.573,73, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing turun lebih dari 1%.

Harga emas melemah di tengah perdagangan tipis, dengan pelaku pasar menantikan data ekonomi AS minggu depan yang dapat memengaruhi kebijakan suku bunga The Fed pada 2025. Harga emas spot turun 0,6% menjadi $2.604,49 per ounce, sementara emas berjangka AS ditutup 0,5% lebih rendah di $2.618,10.

Sebaliknya, harga minyak mencatat kenaikan tipis karena proyeksi peningkatan permintaan diesel akibat penurunan suhu di AS dan Eropa. Brent crude untuk kontrak Februari naik 0,3% menjadi $74,39 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) naik 0,6% menjadi $70,99 per barel. Diesel sulfur ultra-rendah AS mencatat level tertinggi sejak awal November, dengan kenaikan 2,5% menjadi $2,30 per galon.

Prospek Harga Emas Hari Selasa (31/12)

Pergerakan emas di time frame H4 ini terlihat bahwa harga menunjukkan tekanan bearish setelah gagal mempertahankan posisi di atas garis tren naik (trendline biru). Harga juga bergerak di bawah SMA 200 (garis merah), yang mengindikasikan sentimen bearish masih mendominasi. Level support kunci berada di 2595 dan 2583, dengan potensi penurunan lebih lanjut menuju 2565 jika tekanan jual berlanjut.

Sebaliknya, level resistance terdekat di 2614 dan 2626 perlu ditembus untuk mengubah bias menjadi bullish. Indikator RSI di bawah level 50 mendukung pandangan bearish saat ini.

Data Perdagangan pada hari Senin (30/12)

Open: 2,620.51    High: 2,627.91   Low: 2,596.07    Close: 2,607.81  Range: 31.84

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,614  R2  2,626   R3 2,639

S1  2,595   S2  2,583  S3 2,565

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.595
Profit Target Level 2.610
Stop Loss Level 2.583
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.614
Profit Target Level 2.597
Stop Loss Level 2.627

Prospek Harga Minyak Hari Selasa (31/12)

Pergerakan US Oil di time frame H4 menunjukkan potensi bullish dengan keberhasilan menembus resistance di sekitar 70.40, yang saat ini menjadi support terdekatnya. Harga juga berada di atas garis tren naik (trendline biru) dan SMA 50, yang mengindikasikan momentum positif.

Level resistance berikutnya berada di 71.47, 72.08, dan 72.63, yang menjadi target kenaikan selanjutnya. Sebaliknya, jika terjadi koreksi, level support berada di 70.40 dan 69.79, dengan support utama di 69.25. Indikator RSI mendekati area overbought, menunjukkan bahwa momentum bullish masih kuat, tetapi potensi konsolidasi atau koreksi tetap perlu diwaspadai.

Data perdagangan pada hari Senin (30/12)

Open: 70.21   High: 71.54   Low: 70.09   Close: 71.14  Range:  1.45

OIL INTRADAY AREA

R1   71.47   R2  72.08  R3 72.63

S1  70.40   S2 69.79   S3 69.25

OPEN POSITION BUY
Price Level 70.50
Profit Target Level 71.40
Stop Loss Level 69.70
OPEN POSITION SELL
Price Level 71.45
Profit Target Level 70.60
Stop Loss Level 72.10
image-artikel