Dollar AS Menguat di Tengah Kekhawatiran Tarif dan Perlambatan Inflasi

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Pada perdagangan hari Rabu, dollar AS mengalami penguatan terhadap mata uang utama seperti yen dan euro, meskipun data inflasi AS menunjukkan perlambatan. Pelaku pasar lebih terfokus pada kekhawatiran mengenai dampak inflasi akibat kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump. Ketegangan perdagangan antara AS dan mitra dagangnya semakin memanas karena keputusan Trump yang sering kali tidak terduga terkait tarif, menciptakan ketidakpastian di kalangan investor.

Dalam episode terbaru, Trump berjanji akan merespons ancaman Uni Eropa untuk mengenakan tarif balasan senilai 26 miliar euro ($28 miliar) pada barang-barang asal AS mulai bulan depan. Hal ini terjadi setelah AS memberlakukan tarif menyeluruh pada impor baja dan aluminium. Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) naik hanya 0,2% bulan lalu, lebih rendah dari perkiraan 0,3%. Meski demikian, inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi ini hanya memberikan sedikit kelegaan di pasar, yang tetap waspada terhadap risiko berita utama yang dapat memengaruhi sentimen secara cepat.

Dollar AS tercatat menguat 0,37% terhadap yen menjadi 148,31, namun melemah 0,07% terhadap franc Swiss menjadi 0,882 setelah kehilangan sebagian kenaikannya di awal perdagangan. Secara bulanan, dollar AS masih dalam posisi turun terhadap kedua mata uang ini. Sementara itu, euro yang sempat mencapai puncak lima bulan di $1,0947 pada Selasa, melemah 0,27% menjadi $1,0889 di tengah kekhawatiran terkait dampak dari ketegangan tarif dan perkembangan geopolitik. Meskipun demikian, euro telah mencatat kenaikan hampir 5% terhadap dollar AS sepanjang Maret.

Indeks dollar, yang mengukur kekuatan dollar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,13% menjadi 103,57, mengakhiri tren penurunan selama tujuh sesi berturut-turut. Namun, volatilitas tetap tinggi karena banyak faktor yang memengaruhi, termasuk ketegangan perdagangan global dan dinamika geopolitik. Pasar Eropa juga tidak menunjukkan penguatan aset safe haven di tengah kekhawatiran eskalasi perang dagang.

Bank of Canada (BoC) memangkas suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin menjadi 2,75% dan memperingatkan potensi “krisis baru” sebagai upaya untuk mempersiapkan ekonomi Kanada menghadapi dampak dari tarif yang diberlakukan oleh AS. Menariknya, Trump mundur dari janjinya untuk menggandakan tarif baja dan aluminium dari Kanada menjadi 50%, hanya beberapa jam setelah pengumuman awal. Langkah ini diikuti oleh keputusan Kanada untuk membatalkan rencana penerapan tarif tambahan sebesar 25% pada distribusi listrik ke beberapa negara bagian AS. Meskipun demikian, dollar AS melemah 0,42% terhadap dollar Kanada, diperdagangkan pada C$1,4372 per dollar AS.

Pound sterling Inggris juga mengalami pelemahan setelah mencapai puncak empat bulan di $1,29900, tetapi berhasil mencatat kenaikan tipis 0,17% menjadi $1,29680. Para analis mencatat bahwa volatilitas pasar mata uang tetap tinggi karena ketidakpastian yang dihasilkan dari konflik Rusia-Ukraina dan dampak tarif yang dapat memengaruhi arus perdagangan global.

Di pasar saham, bursa global mencatat kinerja yang bervariasi. Di AS, indeks Dow Jones Industrial Average turun 82,55 poin (0,20%) ke 41.350,93, sementara S&P 500 naik 27,23 poin (0,49%) ke 5.599,30, dan Nasdaq menguat 212,36 poin (1,22%) ke 17.648,45. Pasar mendapatkan sedikit dukungan dari data inflasi AS yang lebih dingin, tetapi ketidakpastian seputar tarif terus menjadi perhatian utama.

Di pasar minyak, harga minyak mentah naik signifikan setelah data menunjukkan penurunan stok minyak mentah dan bahan bakar yang lebih tajam dari perkiraan. Minyak mentah WTI ditutup naik 2,16% atau $1,43 menjadi $67,68 per barel, sementara Brent naik 2% atau $1,39 menjadi $70,95 per barel. Namun, kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS dan dampak tarif terhadap pertumbuhan global tetap menjadi bayangan bagi prospek jangka panjang.

Safe-haven emas juga mencatat penguatan, didukung oleh ketidakpastian tarif dan data inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi. Harga emas spot naik 0,53% menjadi $2.931,59 per ounce, sementara emas berjangka AS meningkat 0,74% menjadi $2.934,40 per ounce. Ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi terus mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Prospek Harga Emas Hari Rabu (12/03)

Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan bahwa harga telah membentuk pola uptrend setelah periode konsolidasi dan penurunan sebelumnya. Saat ini, harga berada di atas garis rata-rata bergerak (MA), mengindikasikan momentum bullish yang masih berlangsung.

Level resistensi utama berada di sekitar 2.940 (FE 61.8), yang baru saja diuji, dengan potensi kenaikan lebih lanjut menuju level 2.956 atau 2.978 (FE 100.0) jika resistensi tersebut dapat ditembus. Indikator RSI berada di level 61, mencerminkan kondisi bullish yang belum memasuki zona overbought, sehingga memberikan peluang untuk pergerakan naik tambahan. Sementara itu, level support kritis berada di area 2.922 dan 2.906, yang dapat menjadi zona perlindungan jika terjadi koreksi harga.

Data Perdagangan pada hari Rabu (12/03)

Open: 2.915,57    High: 2.940,46   Low: 2.905,98    Close: 2.932,08   Range: 34,48

GOLD INTRADAY AREA

R1  2.940  R2  2.956  R3 2.978

S1  2.922  S2 2.906  S3 2.893

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.922
Profit Target Level 2.940
Stop Loss Level 2.905
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.956
Profit Target Level 2.940
Stop Loss Level 2.960

Prospek Harga Minyak Hari Kamis (13/03)

Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan harga yang sedang mencoba keluar dari pola tren turun dengan menembus garis tren resistance (garis biru). Saat ini, harga berada sedikit di atas garis rata-rata bergerak (MA), memberikan indikasi awal potensi pembalikan tren ke arah bullish.

Level resistensi terdekat berada di 68.53, dan jika berhasil ditembus, target berikutnya adalah 69.13 hingga 69.82. Sementara itu, indikator RSI berada di level 59, menunjukkan momentum bullish yang masih memiliki ruang untuk penguatan lebih lanjut.

Di sisi bawah, level support utama terlihat di 66.99, diikuti oleh 65.98, yang menjadi area perlindungan jika terjadi koreksi harga sebelum melanjutkan kenaikan.

Data perdagangan pada hari Rabu (12/03)

Open: 66,58   High: 67,85   Low: 66,13  Close: 67,68  Range:  1,72

OIL INTRADAY AREA

R1   68,53  R2  69,13  R3 69,82

S1  66,99   S2 65,98   S3 65,20

OPEN POSITION BUY
Price Level 67,30
Profit Target Level 68,50
Stop Loss Level 66,70
OPEN POSITION SELL
Price Level 68,53
Profit Target Level 67,60
Stop Loss Level 69,15
image-artikel