FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar Amerika Serikat (USD) menguat pada Selasa di tengah volume perdagangan yang rendah menjelang libur Natal. Sentimen pasar dipengaruhi oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan mengambil jalur yang lebih lambat dalam memangkas suku bunga dibandingkan dengan bank sentral global lainnya. Faktor ini tetap menjadi penggerak utama arah pasar.
Sejak akhir September, indeks dollar telah menguat lebih dari 7%. Penguatan ini sebagian didorong oleh harapan bahwa kebijakan Presiden terpilih Donald Trump akan mempercepat pertumbuhan ekonomi AS. Di sisi lain, inflasi yang cenderung tetap tinggi membatasi ekspektasi terkait agresivitas Federal Reserve dalam mengurangi suku bunga.
Perbedaan ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan pandangan suku bunga antara AS dan negara-negara lain memperlebar diferensial suku bunga. Pekan lalu, Federal Reserve memproyeksikan jalur pemangkasan suku bunga yang lebih terukur dari yang diantisipasi pasar, sehingga memberikan dorongan tambahan pada imbal hasil obligasi AS. Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun bahkan mencapai level tertinggi tujuh bulan di 4,629% pada Selasa.
Indeks dollar, yang mengukur nilai dollar terhadap enam mata uang utama, naik 0,14% menjadi 108,24. Euro melemah 0,15% ke $1,0389, sementara pound sterling turun tipis 0,06% ke $1,2527. Terhadap yen, dollar menguat 0,1% ke 157,34, mendekati level yang sebelumnya memicu intervensi otoritas Jepang untuk menstabilkan mata uangnya.
Volume perdagangan diperkirakan tetap rendah hingga akhir tahun, mengingat kalender ekonomi yang ringan. Dalam kondisi ini, pergerakan suku bunga akan menjadi penggerak utama pasar hingga laporan ketenagakerjaan AS yang dijadwalkan rilis pada 10 Januari.
Sementara itu, minutes dari Bank of Japan (BoJ) menyebutkan bahwa BoJ mempertahankan suku bunga jangka pendek pada level sekitar 0,25% dalam pertemuan terakhir tahun ini, sesuai ekspektasi pasar. Keputusan ini diambil meskipun Federal Reserve telah melakukan tiga kali pemangkasan suku bunga sepanjang tahun. Dengan suara 8-1, BoJ memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, sementara anggota dewan Naoki Tamura mendorong kenaikan 25 basis poin.
Gubernur BoJ, Kazuo Ueda, menyatakan bahwa ekonomi Jepang diperkirakan akan mendekati pencapaian target inflasi 2% secara berkelanjutan tahun depan. Namun, ia memperingatkan perlunya kehati-hatian terhadap ketidakpastian global, terutama kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh pemerintahan baru di AS.
Sementara itu, Wall Street menutup perdagangan dengan penguatan di tengah volume perdagangan tipis menjelang libur Natal. Indeks Dow Jones naik 0,47%, S&P 500 menguat 0,73%, dan Nasdaq Composite melonjak 0,99%. Penguatan ini didorong oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS serta spekulasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat kebijakan pelonggaran pada 2025.
Di sektor komoditas, harga spot emas naik 0,13% ke $2.616,26 per ons, mencatat kenaikan sekitar 27% sepanjang tahun ini dan menuju kenaikan tahunan terbesar sejak 2010.
Sementara itu, harga minyak mentah AS (U.S. crude) naik 1,56% menjadi $70,32 per barel, dan Brent meningkat 1,51% ke $73,73 per barel.
Prospek Harga Emas Hari Kamis (26/12)
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini berada di bawah SMA 50, yang berfungsi sebagai resistance dinamis, yang menunjukkan tekanan jual masih dominan selama harga tetap berada di bawahnya.
Resistance terdekat terlihat di level 2.626, diikuti oleh 2.636 dan 2.645. Jika harga mampu menembus resistance di 2.626, maka potensi penguatan lebih lanjut dapat terjadi dengan target menuju 2.636 dan 2.645. Penembusan ini juga dapat memberikan indikasi perubahan momentum yang lebih bullish.
Namun, jika harga gagal menembus level 2.626, tekanan jual kemungkinan akan membawa harga kembali melemah, dengan support terdekat berada di level 2.605, diikuti oleh 2.595 dan 2.583.
Data Perdagangan pada hari Selasa (24/12)
Open: 2,612.31 High: 2,621.40 Low: 2,610.14 Close: 2,616.30 Range: 11.26
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,626 R2 2,635 R3 2,645
S1 2,605 S2 2,595 S3 2,583
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.605 |
Profit Target Level | 2.625 |
Stop Loss Level | 2.590 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.626 |
Profit Target Level | 2.610 |
Stop Loss Level | 2.637 |
Prospek Harga Minyak Hari Kamis (26/12)
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan bahwa harga saat ini mendekati level resistance 70.40 setelah berhasil menembus SMA 50 di kisaran 69.79. Posisi SMA 50 yang berada di bawah harga mengindikasikan adanya momentum bullish jangka menengah yang mulai terbentuk. Sementara itu, RSI berada di level 57.28, mencerminkan adanya momentum positif yang masih berpotensi untuk melanjutkan penguatan.
Apabila harga mampu menembus resistance 70.40, potensi kenaikan berikutnya mengarah ke level resistance 70.92, dengan target lanjutan di 71.47. Sebaliknya, jika harga mengalami koreksi dan gagal menembus resistance tersebut, area support terdekat berada di 69.79, disusul oleh level support 69.29 dan 68.74.
Data perdagangan pada hari Selasa (24/12)
Open: 69.49 High: 70.41 Low: 69.33 Close: 70.04 Range: 1.08
OIL INTRADAY AREA
R1 70.40 R2 70.92 R3 71.47
S1 69.79 S2 69.29 S3 68.74
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 69.80 |
Profit Target Level | 70.40 |
Stop Loss Level | 69.25 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 70.90 |
Profit Target Level | 70.40 |
Stop Loss Level | 71.47 |