Dollar AS Menguat Didukung Spekulasi Kebijakan Tarif Trump

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dollar Amerika Serikat (AS) menguat untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Rabu, didorong oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah laporan bahwa Presiden terpilih Donald Trump mempertimbangkan penggunaan langkah darurat untuk memungkinkan penerapan program tarif baru. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun mencapai 4,73%, level tertinggi sejak 25 April, setelah laporan CNN mengungkapkan bahwa Trump sedang mempertimbangkan untuk mendeklarasikan keadaan darurat ekonomi guna memberikan dasar hukum bagi tarif universal terhadap sekutu maupun lawan dagang.

Investor memperkirakan kebijakan Trump seperti deregulasi dan pengurangan pajak akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, langkah-langkah ini, bersama dengan rencana tarif yang belum dikonfirmasi, memunculkan kekhawatiran akan percepatan kembali inflasi. Sebelumnya, laporan Washington Post menyebutkan Trump sedang mempertimbangkan tarif yang lebih terarah, meskipun hal itu kemudian dibantah olehnya.

Di pasar tenaga kerja, data menunjukkan hasil yang bertentangan. Laporan ADP menunjukkan pertumbuhan pekerjaan di sektor swasta AS melambat tajam pada Desember menjadi 122.000 dari 146.000 di bulan sebelumnya. Namun, klaim awal tunjangan pengangguran mingguan turun ke level terendah dalam 11 bulan, sebanyak 201.000, lebih baik dari perkiraan ekonom sebesar 218.000.

Indeks dollar, yang mengukur kekuatan dollar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,28% menjadi 109,00. Sementara itu, euro melemah 0,2% menjadi $1,0318. Data ini dirilis menjelang laporan pekerjaan bulanan utama pemerintah AS pada hari Jumat.

Pasar memperkirakan hanya akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 39 basis poin oleh Federal Reserve tahun ini, dengan penurunan pertama diperkirakan terjadi pada Juni. Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menyatakan bahwa inflasi kemungkinan akan terus turun pada 2025, memungkinkan bank sentral AS untuk kembali menurunkan suku bunga meskipun dengan laju yang tidak pasti. Risalah dari pertemuan Fed bulan Desember menunjukkan bahwa pembuat kebijakan sepakat inflasi kemungkinan akan terus melambat, meskipun risiko tekanan harga yang tetap tinggi masih ada.

Di pasar valuta asing, poundsterling melemah 0,87% menjadi $1,2364, mencapai level terendah sejak April meskipun terjadi aksi jual tajam pada saham dan obligasi pemerintah Inggris. Terhadap yen, dollar menguat 0,25% menjadi 158,41, mendekati level 160 yang sebelumnya memicu intervensi dari otoritas Jepang. Data menunjukkan sentimen konsumen Jepang memburuk pada Desember, menimbulkan keraguan terhadap pandangan Bank of Japan bahwa pengeluaran rumah tangga yang kuat akan mendukung ekonomi.

Di pasar saham AS, indeks S&P 500 ditutup lebih tinggi meskipun sebagian besar sesi diperdagangkan melemah. Dow Jones juga naik, sementara Nasdaq sedikit melemah. Saham di sektor perawatan kesehatan, material, kebutuhan pokok konsumen, properti, dan industri mencatatkan kenaikan, sedangkan komunikasi dan energi mengalami penurunan. Dow Jones Industrial Average naik 0,25% ke 42.635,20, S&P 500 naik 0,16% ke 5.918,25, dan Nasdaq Composite turun tipis 0,06% ke 19.478,88.

Harga minyak turun karena penguatan dollar dan peningkatan signifikan persediaan bahan bakar AS minggu lalu. Minyak mentah Brent ditutup turun 89 sen menjadi $76,23 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 93 sen menjadi $73,32 per barel.

Sebaliknya, harga emas mengalami kenaikan. Emas spot naik 0,51% menjadi $2.662,90 per ounce, sementara emas berjangka AS ditutup 0,3% lebih tinggi pada $2.672,40.

Prospek Harga Emas Hari Kamis (09/01)

Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan bahwa harga masih dalam tren, didukung oleh garis tren (trendline) biru yang berada di bawah pergerakan harga. Harga saat ini berada di dekat area resistance kuat di 2.665, yang telah diuji beberapa kali sebelumnya (ditandai dengan kotak kuning). Jika harga berhasil menembus resistance 2.665, target kenaikan berikutnya berada di 2.673-2682.

Di sisi lain, jika harga mengalami koreksi dan turun di bawah level support 2.644, target penurunan berikutnya adalah di 2.636. Jika tekanan jual berlanjut, support kuat berikutnya terlihat di 2.624. Pergerakan harga juga didukung oleh MA (Moving Average) sebagai support dinamis, sementara indikator RSI yang berada di area mendekati overbought menunjukkan potensi konsolidasi atau koreksi sementara sebelum melanjutkan tren.

Data Perdagangan pada hari Rabu (08/01)

Open: 2,648.39    High: 2,669.89   Low: 2,645.19    Close: 2,663.76  Range: 24.70

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,665  R2  2,673   R3 2,682

S1  2,632   S2  2,624  S3 2,614

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.645
Profit Target Level 2.665
Stop Loss Level 2.635
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.665
Profit Target Level 2.645
Stop Loss Level 2.675

Prospek Harga Minyak Hari Kamis (09/01)

Pergerakan US Oil di tine frame H4 menunjukkan bahwa harga dalam tren naik, didukung oleh garis tren (trendline) biru yang berada di bawah pergerakan harga. Harga saat ini mengalami koreksi setelah mencapai resistance di level 74.98, dengan area support terdekat di 73.00. Jika harga mampu bertahan di atas support ini, peluang rebound menuju resistance terdekat di 74.37 dan 74.65 cukup besar, dengan target lanjutan di 75.57.

Namun, jika tekanan jual mendorong harga turun di bawah 73.00, target penurunan berikutnya berada di level support 72.63, dengan support kuat di 72.10. Indikator RSI menunjukkan momentum yang sedang melemah, tetapi belum memasuki area oversold, sehingga masih ada peluang untuk melanjutkan tren naik jika harga tetap bertahan di atas level support utama..

Data perdagangan pada hari Rabu (08/01)

Open: 74.48   High: 75.28   Low: 73.13   Close: 73.33  Range:  2.15

OIL INTRADAY AREA

R1   74.37   R2  74.98  R3 75.57

S1  73.00   S2 72.63   S3 72.10

OPEN POSITION BUY
Price Level 73.00
Profit Target Level 74.20
Stop Loss Level 72.00
OPEN POSITION SELL
Price Level 74.35
Profit Target Level 73.40
Stop Loss Level 75.00
image-artikel