Dollar AS Menguat Ditengah Ancaman Tarif Baru dan Perubahan Kebijakan Bank Sentral

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Pada hari Kamis, dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap beberapa mata uang utama seperti yen Jepang dan euro. Hal ini terjadi di tengah ketidakpastian pasar akibat ancaman tarif baru, perlambatan pertumbuhan ekonomi AS, dan keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk memangkas suku bunga.

Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa AS akan memberlakukan tarif sebesar 25% pada impor dari Meksiko dan Kanada, dua mitra dagang utama AS. Pernyataan ini mengejutkan pasar, yang sebelumnya meragukan implementasi segera kebijakan tersebut.

Laporan dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan ekonomi tumbuh sebesar 2,3% secara tahunan pada kuartal keempat, lebih rendah dari perkiraan. Sementara itu, inflasi mengalami kenaikan dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) meningkat 2,5%.

ECB memotong suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dan menyatakan kemungkinan adanya penurunan lebih lanjut. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi perlambatan ekonomi di tengah kekhawatiran akan inflasi yang terus berlanjut.

Setelah pernyataan Trump, nilai tukar dollar AS melonjak terhadap dollar Kanada sebesar 0,55% menjadi C$1,45 per dollar. Namun, dollar melemah 0,54% terhadap yen Jepang, menjadi 154,36 yen per dollar, dan menguat 0,33% terhadap franc Swiss menjadi 0,91. Sementara itu, euro turun 0,24% menjadi $1,0395 setelah sempat mengalami kenaikan.

Indeks dollar, yang mengukur nilai dollar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,2% menjadi 108,12. Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50% turut memengaruhi pergerakan ini. Berbeda dengan The Fed, bank sentral di Kanada dan Swedia memangkas suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin, sementara Brasil menaikkan suku bunga sebesar satu poin penuh menjadi 13,25%.

Bank of Japan (BoJ) juga menyatakan akan terus menaikkan suku bunga jika kondisi ekonomi dan harga sesuai dengan proyeksi mereka.

Pasar saham AS ditutup menguat pada Kamis, didukung oleh laporan keuangan dari beberapa perusahaan besar seperti Meta dan Tesla. Indeks Dow Jones naik sekitar 0,4%, S&P 500 bertambah 0,5%, dan Nasdaq Composite meningkat 0,25%.

Di sektor komoditas, harga emas mencatat rekor tertinggi dengan kenaikan 1,3% menjadi $2.792 per ounce. Kenaikan ini didorong oleh ketidakpastian pasar terkait kebijakan tarif Trump dan potensi dampaknya pada impor logam mulia.

Harga minyak mentah juga mengalami kenaikan moderat. Brent crude ditutup naik 0,4% menjadi $76,87 per barel, sedangkan minyak mentah AS naik 0,2% menjadi $72,73 per barel, meski tetap berada di level terendah tahun ini.

Prospek Harga Emas Hari Jumat (31/01)

Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga menunjukkan tren naik dengan level Fibonacci yang ditandai pada area resistance di sekitar 2.821 (FE 100) hingga 2.877 (FE 161.8). Harga saat ini bergerak di atas level support kuat di 2786, yang sebelumnya adalah resistance. Indikator RSI mendekati wilayah overbought di level 68,22, mengindikasikan potensi pelemahan jika momentum beli melemah.

Namun, selama harga tetap di atas support kunci dan garis MA yang mendukung tren naik, potensi kenaikan menuju target Fibonacci berikutnya masih terbuka. Perlu diwaspadai adanya aksi ambil untung di dekat area resistance penting.

Data Perdagangan pada hari Kamis (30/01)

Open: 2,759.34    High: 2,798.45   Low: 2,758.16    Close: 2,791.58  Range: 40.29

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,821  R2  2,850   R3 2,877

S1  2,786   S2  2,766  S3 2,752

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.770
Profit Target Level 2.798
Stop Loss Level 2.750
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.810
Profit Target Level 2.800
Stop Loss Level 2.821

Prospek Harga Minyak Hari Jumat (31/01)

Pergerakan US Oil pada timeframe H4 terlihat bahwa harga saat ini bergerak dalam fase konsolidasi setelah penurunan sebelumnya. Level resistance utama berada di sekitar 73.83, 74.35, dan 75.09, yang menjadi area penting untuk menentukan arah kenaikan lebih lanjut. Di sisi lain, level support terdekat berada di 72.03, diikuti oleh 71.12 dan 70.27.

Indikator RSI berada di level 47.06, menunjukkan bahwa momentum bearish masih dominan meskipun mulai mendekati kondisi netral. Namun, selama RSI tetap di bawah 50, tekanan jual cenderung lebih kuat daripada tekanan beli. Jika harga berhasil menembus resistance 73.83, peluang untuk melanjutkan kenaikan ke 74.35 atau lebih tinggi akan terbuka. Namun, kegagalan untuk bertahan di atas support 72.03 dapat memicu tekanan jual lebih lanjut menuju 71.12 atau 70.27. Pemperhatikan breakout pada salah satu sisi untuk menentukan langkah berikutnya.

Data perdagangan pada hari Kamis (30/01)

Open: 72.98   High: 73.83   Low: 71.99   Close: 73.07  Range:  1.76

OIL INTRADAY AREA

R1   73.71   R2  74.35  R3 75.12

S1  72.30   S2 71.82   S3 71.12

OPEN POSITION BUY
Price Level 72.10
Profit Target Level 73.50
Stop Loss Level 71.10
OPEN POSITION SELL
Price Level 73.70
Profit Target Level 72.70
Stop Loss Level 74.40
image-artikel