FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar AS menguat pada hari Selasa menjelang rilis data inflasi AS yang diperkirakan dapat memberikan petunjuk mengenai langkah kebijakan moneter Federal Reserve di masa mendatang. Sementara itu, para analis juga tengah mengevaluasi dampak potensial dari kebijakan Presiden terpilih Donald Trump yang akan memulai masa jabatan keduanya.
Dollar Australia mengalami penurunan tajam terhadap dollar AS setelah Reserve Bank of Australia (RBA) mengadopsi nada yang lebih dovish terkait prospek inflasi. Penguatan dollar Australia yang terjadi sehari sebelumnya akibat janji stimulus dari China juga mereda, seiring rilis data perdagangan China yang lemah. Data tersebut memperburuk ekspektasi terhadap perekonomian Australia, mengingat China merupakan mitra dagang terbesar negara tersebut.
Pasar uang saat ini memperkirakan peluang sebesar 86% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve minggu depan. Meski demikian, investor masih akan mencermati data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan dirilis pada hari Rabu untuk mendapatkan petunjuk tambahan.
Pada perdagangan terbaru, dollar AS menguat 0,47% terhadap yen Jepang ke level 151,925. Indeks dollar AS, yang mengukur performa mata uang ini terhadap yen dan lima mata uang utama lainnya, naik 0,23% ke level 106,4. Euro melemah 0,27% terhadap dollar AS ke level $1,0526, sementara dollar Australia turun 0,93% ke $0,6381, yang merupakan level terendahnya sejak Agustus. Penurunan dollar Australia juga mempengaruhi mata uang Selandia Baru, yang melemah 1,1% ke $0,5801.
Di sisi lain, yuan China tetap stabil di level 7,2602 terhadap dollar AS di tengah dukungan dari langkah mengejutkan Beijing yang mengadopsi kebijakan moneter yang lebih longgar untuk merangsang perekonomian. Namun, ekuitas China dan Hong Kong melemah setelah optimisme awal terhadap perubahan kebijakan tersebut memudar.
Bank sentral lainnya juga menjadi perhatian pasar minggu ini, dengan Bank of Canada (BoC) dan Swiss National Bank (SNB) dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan pada Rabu dan Kamis. Dollar AS bahkan menyentuh level terkuatnya terhadap dollar Kanada sejak April 2020 di C$1,4165.
Sementara itu, harga minyak mentah memperpanjang kenaikannya, didukung oleh potensi kekurangan pasokan di Eropa dan langkah stimulus China. Minyak Brent naik 0,07% menjadi $72,19 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) meningkat 0,32% ke $68,59 per barel.
Harga emas juga menguat, mencapai level tertinggi dalam dua minggu terakhir. Ketegangan geopolitik yang meningkat dan ekspektasi pemangkasan suku bunga ketiga oleh Federal Reserve minggu depan menjadi faktor pendorong utama. Harga emas spot naik 1,27% ke $2.692,43 per ons, sementara emas berjangka AS naik 1,2% ke $2.718,40 per ons.
Pasar ekuitas global cenderung melemah pada hari Selasa, dengan investor bersiap menghadapi serangkaian data ekonomi penting dan pertemuan kebijakan bank sentral pada paruh kedua minggu ini. Indeks Dow Jones turun 0,35%, S&P 500 melemah 0,30%, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,25%.
Prospek Harga Emas Hari Rabu (11/12)
Pergerakan harga emas di timeframe H4 terlihat bahwa harga telah keluar dari area konsolidasi (ditandai dengan kotak kuning) dan berhasil menembus resistance di level 2.679. Hal ini mengindikasikan potensi kelanjutan tren naik menuju target resistance berikutnya di 2.704, 2.721, dan 2.732.
Namun, jika terjadi koreksi, area support terdekat berada di 2.679, 2.665, dan 2.655, yang dapat berfungsi sebagai zona pantulan untuk melanjutkan tren bullish. Indikator RSI yang mendekati area overbought menunjukkan momentum kenaikan yang kuat, tetapi perlu diwaspadai potensi koreksi sementara.
Data Perdagangan pada hari Selasa (10/12)
Open: 2,660.83 High: 2,695.48 Low: 2,657.88 Close: 2,692.88 Range: 37.60
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,704 R2 2,721 R3 2,732
S1 2,679 S2 2,665 S3 2,655
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.680 |
Profit Target Level | 2.704 |
Stop Loss Level | 2.665 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.721 |
Profit Target Level | 2.710 |
Stop Loss Level | 2.733 |
Prospek Harga Minyak Hari Rabu (11/12)
Pergerakan US Oil di timeframe H4 terlihat bahwa harga mengalami tekanan bearish setelah gagal mempertahankan posisi di atas resistance 68.86. Potensi penurunan menuju area support di 67.68, 67.05, hingga 66.50 semakin kuat jika harga tidak mampu kembali menembus level resistance tersebut. SMA 50 menunjukkan tren menurun, memperkuat bias bearish, sementara RSI di level netral mendukung kemungkinan pergerakan ke bawah. Namun, jika harga berhasil menembus resistance 68.86, target berikutnya berada di level 69.73 dan 70.50.
Data perdagangan pada hari Selasa (10/12)
Open: 68.10 High: 69.04 Low: 67.68 Close: 68.34 Range: 1.36
OIL INTRADAY AREA
R1 68.86 R2 69.73 R3 70.50
S1 67.68 S2 67.05 S3 66.50
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 67.68 |
Profit Target Level | 68.80 |
Stop Loss Level | 67.00 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 68.80 |
Profit Target Level | 67.80 |
Stop Loss Level | 69.15 |