FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar melonjak ke level tertinggi dalam empat bulan pada hari Rabu setelah Donald Trump dari Partai Republik memenangkan pemilihan presiden AS, dengan kebijakan terkait imigrasi, pajak, dan perdagangan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan inflasi AS yang lebih tinggi. Trump berhasil mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat untuk merebut kembali Gedung Putih, sementara Partai Republik juga memenangkan mayoritas di Senat AS. Kendali atas Dewan Perwakilan Rakyat masih dipertanyakan, meskipun saat ini Partai Republik memegang mayoritas.
Jika Partai Republik berhasil menguasai penuh parlemen, hal ini akan memberikan mereka ruang lebih luas untuk menerapkan perubahan legislatif yang besar dan, pada gilirannya, kemungkinan memicu pergerakan yang lebih tajam pada mata uang. Kebijakan Trump yang berfokus pada pembatasan imigrasi ilegal, penerapan tarif baru, pemotongan pajak, dan deregulasi diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Hal ini juga dapat membatasi kemampuan The Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, yang memberikan dampak positif pada dollar.
Zona euro, Meksiko, Tiongkok, dan Kanada diperkirakan akan menghadapi risiko tarif baru yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah tersebut. Hal ini akan memperlebar perbedaan suku bunga antara negara-negara tersebut dengan Amerika Serikat dan menekan mata uang mereka. Euro juga diperkirakan tertekan oleh ketidakpastian politik di Jerman setelah Kanselir Olaf Scholz memberhentikan Menteri Keuangannya, Christian Lindner, menyusul ketidaksepakatan terkait arah ekonomi pemerintahan.
Pergerakan mata uang pada hari Rabu berlangsung teratur, didorong oleh pelaku pasar yang menahan posisi dalam menghadapi pemilu AS. Banyak pelaku pasar memilih pendekatan yang lebih berhati-hati untuk memasuki posisi sehingga mereka tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan yang salah.
Namun, dalam jangka panjang, preferensi Trump terhadap dollar yang lebih lemah dapat menjadi aktor yang menghambat penguatan dollar. Trump secara terbuka menyatakan keinginannya untuk nilai dollar yang lebih rendah guna mendorong ekspor dan aktivitas ekonomi Amerika. Selain itu, ia juga mendorong penurunan suku bunga, yang dapat memberikan tekanan terhadap dollar dalam jangka panjang seiring implementasi kebijakan ini.
Indeks dollar AS terakhir naik 1,66% di 105,09, mencapai 105,44, tertinggi sejak 3 Juli. Euro turun 1,78% menjadi $1,0735 dan mencapai titik terendah di $1,0683, terendah sejak 27 Juni. Dollar juga menguat 1,92% menjadi 154,5 yen Jepang, mencapai 154,7, tertinggi sejak 30 Juli.
Di Jepang, yen mendekati level yang sebelumnya memicu intervensi pemerintah untuk mendukung mata uang tersebut. Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan bahwa pemerintah berencana untuk mengawasi pergerakan pasar valuta asing dengan lebih cermat, termasuk mengamati kemungkinan adanya pergerakan spekulatif.
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan dua harinya pada Kamis, dengan investor yang akan memperhatikan petunjuk apakah bank sentral AS akan menghentikan penurunan suku bunga pada Desember.
Laporan tenaga kerja untuk bulan September yang lebih kuat dari perkiraan membuat investor mengurangi ekspektasi terhadap jumlah penurunan suku bunga The Fed. Namun, laporan untuk Oktober yang lebih lemah menimbulkan keraguan, meskipun data ini dipengaruhi oleh dampak badai dan pemogokan tenaga kerja baru-baru ini.
Wall Street mencatat rekor tertinggi pada hari Rabu, sementara pasar saham utama dunia juga mengalami lonjakan. Indeks S&P 500 melonjak 2,5%, Dow Jones naik 3,6%, dan Nasdaq melompat 3%. Ketiga indeks tersebut mencatatkan rekor tertinggi baru. Indeks saham dunia MSCI naik 1,3%.
Harga minyak turun pada hari Rabu ketika investor mempertimbangkan dollar AS yang kuat di tengah kemungkinan kebijakan luar negeri Trump yang dapat memperketat pasokan minyak global. Minyak mentah Brent turun 61 sen atau 0,81% menjadi $74,92 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 30 sen atau 0,42% menjadi $71,69.
Harga emas turun ke level terendah dalam tiga minggu pada hari Rabu, karena investor beralih ke dollar AS setelah Trump terpilih sebagai presiden AS. Peserta pasar juga menantikan keputusan suku bunga The Fed pada hari Kamis untuk petunjuk lebih lanjut terkait siklus pelonggaran yang telah mendorong reli emas hingga mencatatkan rekor tertinggi berturut-turut tahun ini. Emas spot turun 2,8% menjadi $2.667,19 per ounce, setelah mencapai level terendah tiga minggu di $2.652,19, dan logam ini berada di jalur untuk penurunan harian terbesar dalam lima bulan.
Prospek Harga Emas Hari Kamis (07/11)
Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan pola Head and Shoulders yang telah terkonfirmasi setelah harga menembus neckline di sekitar level 2708. Pola ini mengindikasikan potensi pembalikan arah dari tren naik sebelumnya. Setelah harga menembus neckline, harga bergerak turun tajam, dan saat ini mendekati area target pola di 2629, yang merupakan level support signifikan.
Jika tekanan jual terus berlanjut, level ini dapat menjadi target potensial sebelum ada tanda-tanda pembalikan atau konsolidasi. Indikator RSI yang berada di area oversold mengindikasikan potensi jenuh jual, namun selama harga tetap di bawah neckline, bias bearish kemungkinan masih akan mendominasi.
Data Perdagangan pada hari Rabu (06/11)
Open: 2,742.87 High: 2,749.59 Low: 2,652.36 Close: 2,660.60 Range: 97.23
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,678 R2 2,708 R3 2,725
S1 2,652 S2 2,629 S3 2,601
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.630 |
Profit Target Level | 2.678 |
Stop Loss Level | 2.600 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.678 |
Profit Target Level | 2.630 |
Stop Loss Level | 2.688 |
Prospek Harga Minyak Hari Kamis (07/11)
Pergerakan US Oil pada timeframe H4 menunjukkan harga kembali mendekati area resistance 72.30. Jika harga berhasil menembus level ini, target kenaikan selanjutnya berada di level resistance 73.33 dan 74.27. Namun, jika harga gagal menembus resistance tersebut dan berbalik arah, terdapat potensi penurunan menuju support di 69.34 dan 68.09.
Pergerakan harga berada di atas SMA 50, yang berfungsi sebagai support dinamis. Selama harga bertahan di atas SMA 50, tren jangka pendek cenderung bullish, tetapi jika harga menembus di bawah SMA 50, ini dapat mengindikasikan tekanan jual lebih lanjut menuju level support yang lebih rendah di 66.68. Indikator RSI berada di sekitar level 56, menunjukkan momentum bullish yang moderat namun masih terbatas.
Data perdagangan pada hari Rabu (06/11)
Open: 71.99 High: 72.61 Low: 69.72 Close: 71.77 Range: 2.89
OIL INTRADAY AREA
R1 72.30 R2 73.33 R3 74.27
S1 69.34 S2 68.09 S3 66.68
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 69.50 |
Profit Target Level | 71.50 |
Stop Loss Level | 68.00 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 72.30 |
Profit Target Level | 70.50 |
Stop Loss Level | 73.35 |