FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama pada Selasa, terutama terhadap euro, didorong oleh permintaan safe-haven di tengah kekhawatiran tarif dan negosiasi yang penuh ketegangan terkait konflik Rusia-Ukraina. Penguatan dollar ini juga berdampak pada pelemahan sementara mata uang lain seperti dollar Australia, meskipun sebelumnya sempat mendekati level tertinggi dua bulan setelah Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,10%. Pemotongan suku bunga ini menjadi yang pertama sejak pandemi 2020, tetapi RBA tetap berhati-hati terhadap potensi penurunan suku bunga lebih lanjut.
Pasar global juga memantau pembicaraan antara pejabat AS dan Rusia di Arab Saudi yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan damai yang dapat dibuat tanpa persetujuannya. Ia bahkan menunda kunjungannya ke Arab Saudi hingga 10 Maret untuk menghindari memberi legitimasi pada pembicaraan tersebut.
Di pasar Eropa, euro melemah 0,4% menjadi $1.0447, melanjutkan pelemahan untuk hari kedua berturut-turut. Hal ini terjadi meskipun pekan lalu euro sempat menguat ke level tertinggi dua minggu di tengah optimisme akan tercapainya kesepakatan damai. Namun, Rusia memperkeras tuntutannya, salah satunya meminta NATO membatalkan janji yang dibuat pada KTT Bukares 2008 terkait potensi keanggotaan Ukraina.
Sementara itu, yen Jepang melemah 0,3% menjadi 151.95 terhadap dollar AS setelah data menunjukkan turunnya sentimen pasar perumahan AS ke level terendah lima bulan. Meski demikian, yen masih mendapat dukungan dari data ekonomi domestik yang kuat, termasuk pertumbuhan PDB kuartal IV yang solid serta angka inflasi yang mendukung kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan pada Juli mendatang.
Pound sterling juga melemah 0,2% menjadi $1.2598 meskipun data menunjukkan percepatan pertumbuhan upah di Inggris. Sentimen terhadap pound tetap tertekan oleh kekuatan dollar yang dominan.
Investor kini fokus pada rilis risalah rapat Federal Reserve yang akan datang, yang mungkin mengungkap pandangan pembuat kebijakan terhadap risiko perang tarif global. Data inflasi AS baru-baru ini menunjukkan peningkatan harga konsumen dengan laju tercepat dalam 18 bulan pada Januari. Hal ini menegaskan bahwa Fed tidak terburu-buru untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga, meskipun ada kekhawatiran ekonomi yang meluas.
Futures suku bunga AS saat ini mencerminkan potensi penurunan suku bunga sekitar 37 basis poin pada 2025, sedikit lebih rendah dibandingkan estimasi 41 basis poin pekan lalu. Penurunan suku bunga kemungkinan akan dimulai pada pertemuan kebijakan Fed bulan September atau Oktober.
Pasar saham global mencatat penguatan pada Selasa, dengan indeks S&P 500 dan saham Eropa mencapai rekor tertinggi. Di Wall Street, indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq semuanya mencatat kenaikan, meskipun pergerakannya cenderung fluktuatif sepanjang sesi perdagangan. Saham-saham sektor energi, utilitas, dan keuangan menjadi penopang utama pasar, sementara sektor teknologi menjadi hambatan.
Di pasar komoditas, minyak mentah Brent naik 0,82% menjadi $75,84 per barel di tengah spekulasi tentang potensi peningkatan pasokan jika AS mencabut sanksi terhadap minyak Rusia. Di sisi lain, emas spot melonjak 1,23% menjadi $2.933,37 per ons, mencerminkan peningkatan minat investor terhadap aset safe-haven di tengah ketidakpastian geopolitik.
Prospek Harga Emas Hari Rabu (19/02)
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini berada di atas Pivot Point (PP) pada level 2920.72, dengan potensi kenaikan menuju resistance pertama (R1) di 2949.56. Jika momentum bullish terus berlanjut, target berikutnya adalah resistance kedua (R2) di 2965.66 dan resistance ketiga (R3) di 2994.50. RSI menunjukkan kondisi mendekati overbought, tetapi masih memberikan ruang untuk pergerakan naik.
Jika harga turun, support pertama (S1) di 2904.62 akan menjadi area pantauan, dengan support lebih kuat di S2 di 2875.78. Tren keseluruhan tetap bullish selama harga tetap di atas support utama.
Data Perdagangan pada hari Selasa (18/02)
Open: 2.898,39 High: 2.936,83 Low: 2.891,89 Close: 2.933,45 Range: 44,94
GOLD INTRADAY AREA
R1 2949.56 R2 2965.66 R3 2994.50
S1 2904.62 S2 2875.78 S3 2.859,68
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.921 |
Profit Target Level | 2.943 |
Stop Loss Level | 2.904 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.944 |
Profit Target Level | 2.925 |
Stop Loss Level | 2.950 |
Prospek Harga Minyak Hari Rabu (19/02)
Pergerakan US Oil pada time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini mendekati level resistance di 72.00, yang bertepatan dengan garis tren menurun (downtrend) biru. Jika harga berhasil menembus level ini, potensi kenaikan selanjutnya adalah menuju resistance di 73.65 dan resistance kuat di 74.76. Posisi SMA 50 (garis merah) yang mulai bergerak di bawah harga memberikan sinyal bullish awal, menunjukkan kemungkinan pembalikan tren ke atas.
Namun, jika harga gagal menembus resistance di 72.00 dan berbalik turun, area support terdekat berada di 70.88, diikuti oleh support penting di 70.11 dan 69.40. RSI saat ini berada di area netral sekitar 55, mengindikasikan harga masih memiliki ruang untuk bergerak ke arah mana pun, tergantung pada apakah resistance atau support yang diuji terlebih dahulu. SMA 50 juga berperan sebagai support dinamis yang penting untuk diamati dalam pergerakan selanjutnya.
Data perdagangan pada hari Selasa (18/02)
Open: 71.30 High: 72.00 Low: 70,88 Close: 71,74 Range: 1,21
OIL INTRADAY AREA
R1 72,00 R2 73,65 R3 74,76
S1 70,88 S2 70,11 S3 69,40
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | Breakout 72,00 |
Profit Target Level | 73,50 |
Stop Loss Level | 70,80 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 72,00 |
Profit Target Level | 70,90 |
Stop Loss Level | 72,60 |