FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Dollar AS bergerak mendekati level tertingginya dalam dua tahun pada Kamis, setelah Federal Reserve memangkas suku bunga tetapi mengisyaratkan jalur pelonggaran kebijakan moneter yang jauh lebih lambat pada 2025. Sementara itu, yen melemah terhadap dollar setelah Bank of Japan (BOJ) mempertahankan suku bunga stabil tanpa perubahan.
Penguatan dollar semakin terlihat setelah data Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal ketiga menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,3% secara tahunan, lebih tinggi dari ekspektasi. Data tersebut memperkuat pendekatan hati-hati The Fed dalam melonggarkan kebijakan, terutama setelah klaim tunjangan pengangguran di AS turun ke angka 220.000, lebih rendah dari perkiraan.
Keputusan The Fed untuk tetap berhati-hati mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi, yang pada akhirnya memperkuat dollar terhadap berbagai mata uang utama dunia. Indeks dollar, yang mengukur nilai dollar terhadap enam mata uang utama lainnya, mencapai level tertinggi 108,480, melampaui level sebelumnya di 108,180. Namun, pergerakan pasar berlangsung volatil menjelang libur akhir tahun dengan volume perdagangan yang tipis.
Sementara itu, yen Jepang jatuh tajam setelah Gubernur BOJ Kazuo Ueda dalam konferensi persnya tidak memberikan sinyal adanya pengetatan kebijakan dalam waktu dekat. Pasar sebelumnya mengantisipasi perubahan kebijakan dari BOJ, terutama setelah The Fed memberikan sinyal hawkish sehari sebelumnya. Dollar melonjak 1,63% terhadap yen ke level 157,55, level tertinggi sejak Juli.
Euro yang sebelumnya turun tajam berhasil sedikit pulih, meskipun masih menghadapi tekanan dari penguatan dollar. Hal ini terjadi di tengah pelebaran selisih suku bunga antara AS dan kawasan lain seperti Eropa, di mana kebijakan moneter cenderung lebih longgar. Bank of England (BOE) juga mempertahankan suku bunga di 4,75%, menyebabkan pound sterling melemah 0,58% terhadap dollar ke level $1,25.
Di sisi lain, dollar Kanada melemah ke level terendah dalam lebih dari empat tahun di 1,44 per dollar AS. Mata uang negara lain seperti won Korea Selatan juga terpuruk ke posisi terendah dalam 15 tahun terakhir. Mata uang Skandinavia menunjukkan kinerja beragam, di mana krona Swedia menguat 1% setelah bank sentralnya memangkas suku bunga, sedangkan krona Norwegia melemah 0,58% meskipun Norges Bank mempertahankan suku bunga stabil.
Pasar saham AS menunjukkan pergerakan beragam dengan indeks Dow Jones naik tipis 0,04%, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing melemah 0,09% dan 0,10%. Pergerakan ini mencerminkan kehati-hatian investor setelah The Fed menegaskan sikap hawkish-nya.
Komoditas juga mengalami tekanan, di mana harga minyak mentah AS turun 0,95% menjadi $69,91 per barel, sementara Brent melemah 0,69% menjadi $72,88 per barel. Di sisi lain, harga emas sempat menguat, tetapi kenaikannya terpangkas setelah data ekonomi AS memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan tetap berhati-hati dalam mengambil langkah kebijakan moneter ke depan. Emas spot naik 0,35% menjadi $2.596,60 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS turun 1,69% menjadi $2.592,00 per ons.
Prospek Harga Emas Hari Jumat (20/12)
Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga telah menembus garis tren naik yang ditandai dengan garis biru, mengindikasikan tekanan bearish yang meningkat. Saat ini, harga berada di bawah SMA 50 (garis merah), menunjukkan momentum bearish yang masih dominan. Level support terdekat berada di 2.576, dengan support berikutnya di 2.554 dan 2.537. Sementara itu, level resistance terdekat berada di 2.613, diikuti oleh 2.625 dan 2.635.
Jika harga mampu menembus resistance di 2.613, potensi penguatan menuju 2.625 dapat terjadi. Namun, apabila tekanan jual berlanjut, harga berpeluang melanjutkan penurunan menuju support di 2.554 atau bahkan 2.537. Indikator RSI yang mendekati zona oversold menunjukkan kemungkinan koreksi teknikal sebelum tren turun berlanjut.
Data Perdagangan pada hari Kamis (19/12)
Open: 2,585.30 High: 2,626.36 Low: 2,583.10 Close: 2,595.10 Range: 43.26
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,613 R2 2,625 R3 2,635
S1 2,576 S2 2,554 S3 2,537
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.555 |
Profit Target Level | 2.575 |
Stop Loss Level | 2.535 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.613 |
Profit Target Level | 2.585 |
Stop Loss Level | 2.625 |
Prospek Harga Minyak Hari Jumat (20/12)
Pergerakan US Oil di timeframe H4, terlihat bahwa tekanan bearish semakin dominan dengan posisi harga yang berada di bawah SMA 50 dan indikator RSI di bawah level 50. Hal ini menunjukkan bahwa momentum seller menguasai pasar. Level support terdekat berada di 68.80, diikuti oleh 68.36 dan 67.71 sebagai level support lebih rendah. Sementara itu, resistance terdekat berada di 69.49, dengan resistance berikutnya di 69.99 dan 70.43.
Jika harga gagal mempertahankan level support di 68.80, penurunan berpotensi berlanjut menuju 68.36 atau bahkan 67.71. Sebaliknya, jika terjadi rebound, harga kemungkinan akan menguji resistance di 69.49, dan apabila berhasil ditembus, penguatan dapat berlanjut ke 69.99 atau 70.43.
Data perdagangan pada hari Kamis (20/12)
Open: 69.52 High: 70.56 Low: 69.06 Close: 69.19 Range: 1.50
OIL INTRADAY AREA
R1 69.99 R2 70.43 R3 70.97
S1 69.06 S2 68.36 S3 67.71
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 68.85 |
Profit Target Level | 69.40 |
Stop Loss Level | 68.35 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 69.45 |
Profit Target Level | 68.85 |
Stop Loss Level | 70.00 |