Euro Menguat Berkat Lonjakan Belanja Jerman, Emas Catat Rekor Baru

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Pada hari Selasa, dollar melemah terhadap euro setelah parlemen Jerman menyetujui rencana peningkatan pengeluaran besar-besaran. Langkah ini mengakhiri dekade konservatisme fiskal dan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta memperkuat anggaran pertahanan Eropa. Selain itu, perhatian pasar tertuju pada pertemuan kebijakan Federal Reserve yang dimulai pada hari yang sama, yang dapat memberikan petunjuk mengenai arah suku bunga AS. Euro naik 0,2% ke $1.0945, setelah sempat mencapai $1.0954, level tertingginya sejak 10 Oktober.

Peningkatan belanja Jerman memberikan dukungan signifikan bagi mata uang euro, mencerminkan upaya serius zona euro untuk memperbaiki kondisi fiskalnya. Sentimen positif ini juga diperkuat oleh data yang menunjukkan peningkatan moral investor Jerman melebihi ekspektasi pada bulan Maret, memberikan optimisme tambahan bagi pasar.

Pergerakan di pasar mata uang secara umum relatif tenang pada hari Selasa, menjelang pengumuman kebijakan bank sentral utama, termasuk Federal Reserve pada hari Rabu. Para analis memperkirakan Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan moneternya di tengah kekhawatiran inflasi yang terus berlanjut. Investor juga akan mencermati proyeksi ekonomi baru dari para pejabat The Fed untuk mendapatkan wawasan tentang dampak kebijakan pemerintahan terhadap ekonomi AS.

Dollar AS mencapai level tertinggi dua minggu terhadap yen Jepang sebelum kembali stabil di 149.165 yen. Sementara itu, Bank of Japan diperkirakan akan membahas risiko yang dihadapi ekonomi Jepang akibat meningkatnya ketegangan perdagangan AS. Penyesuaian ekspektasi pasar terhadap suku bunga terminal Jepang juga menjadi perhatian, dengan perkiraan meningkat dari 0,90% pada akhir 2024 menjadi mendekati 1,20%.

Di tempat lain, dollar Australia melemah 0,4% ke $0.6358 setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam sebulan pada hari Senin. Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat setelah serangan rudal di Gaza menyebabkan lebih dari 400 korban jiwa, yang turut memperburuk kecemasan investor di wilayah tersebut.

Pasar saham Wall Street ditutup lebih rendah secara tajam pada hari Selasa, dengan Dow Jones turun 260,32 poin atau 0,62% menjadi 41.581,31. Indeks S&P 500 turun 60,46 poin atau 1,07% menjadi 5.614,66, sementara Nasdaq Composite melemah 304,55 poin atau 1,71% menjadi 17.504,12. Sementara itu, harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang masa sebagai aset safe-haven, mencerminkan ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik. Spot emas naik 1,14% ke $3.035,56 per ons.

Saham-saham Eropa bergerak lebih tinggi, dengan indeks saham Jerman mendekati rekor tertinggi setelah parlemen Jerman menyetujui reformasi utang untuk memperkuat perekonomian terbesar di Eropa. Sepanjang tahun ini, saham Eropa terus menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan rekan globalnya.

Harga minyak mentah mengalami penurunan setelah pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina meredakan kekhawatiran atas ketidakstabilan di Timur Tengah. Minyak mentah AS turun 1,01% dan menetap di $66,90 per barel, sementara Brent melemah 0,72% menjadi $70,56 per barel.

Prospek Harga Emas Hari Rabu (19/03)

Pergerakan emas saat ini menunjukkan tren bullish yang kuat, dengan candle bergerak stabil di atas pivot point di 3,024.14. Target kenaikan berikutnya kemungkinan akan menguji resistance 1 (R1) di 3,048.89, diikuti oleh resistance 2 (R2) di 3,063.18, dan jika momentum tetap terjaga, harga berpotensi mencapai resistance 3 (R3) di 3,087.93.

Sebaliknya, jika terjadi koreksi, level support pertama berada di pivot point (3,024.14) atau support 1 (S1) di 3,009.85. Support berikutnya berada di support 2 (S2) di 2,985.10, dan support 3 (S3) di 2,970.81. RSI yang menunjukkan kondisi overbought (78.82) mengindikasikan potensi koreksi harga dalam waktu dekat.

Data Perdagangan pada hari Selasa (18/03)