FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Pada hari Kamis, euro menguat terhadap dolar setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga. Presiden ECB, Christine Lagarde, menurunkan ekspektasi pemotongan lebih lanjut pada bulan depan, dengan menyatakan bahwa keputusan kebijakan moneter akan didasarkan pada data ekonomi yang tersedia.
“Kami akan memutuskan dari pertemuan ke pertemuan,” ujar Lagarde dalam konferensi pers setelah ECB kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) di tengah inflasi yang melambat dan pertumbuhan ekonomi yang lemah.
ECB menurunkan suku bunga deposito menjadi 3,5%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, suku bunga refinancing dipangkas lebih besar, yaitu sebesar 60 bps menjadi 3,65% sebagai penyesuaian teknis yang telah lama diumumkan.
Futures suku bunga menunjukkan penurunan proyeksi pemotongan suku bunga untuk Oktober, dari 10 bps menjadi hanya lebih dari tujuh bps setelah pernyataan Lagarde.
Ke depan, prospek suku bunga tetap tidak pasti. ECB diharapkan untuk melakukan pelonggaran lebih lanjut pada Desember, yang dapat membawa suku bunga deposito turun menjadi 3,25%. Jika prospek zona euro semakin melemah, ECB mungkin akan mempercepat laju pemotongan suku bunga tahun depan menuju tingkat terminal sekitar 2,25%.
Sementara itu, Wall Street mencatat kenaikan indeks utama pada hari Kamis setelah data harga produsen AS yang lebih tinggi dari ekspektasi memperkuat harapan pemotongan suku bunga sebesar 25 bps oleh Federal Reserve pada pertemuan kebijakan minggu depan.
Euro terakhir tercatat naik 0,37% menjadi $1,105, meskipun turun 0,5% sepanjang minggu ini. Terhadap yen, euro naik sekitar 0,2% menjadi 157,145 yen. Indeks dolar AS turun 0,41% menjadi 101,36, didorong oleh penguatan euro, yang merupakan komponen terbesar indeks tersebut. Terhadap yen, dolar turun 0,2% menjadi 142,07 setelah sempat naik 0,2% di awal minggu.
Lagarde memberikan pernyataan yang sesuai dengan ekspektasi pasar. Secara keseluruhan, pasar menunjukkan adanya peningkatan selera risiko dengan membeli kembali mata uang yang sebelumnya dijual, yang sering kali menandakan pemulihan selera risiko.
Data ekonomi AS yang beragam pada hari Kamis memperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed minggu depan. Klaim pengangguran awal di AS naik sebesar 2.000 menjadi 230.000, sesuai dengan ekspektasi. Sementara itu, harga produsen AS untuk bulan Agustus meningkat sedikit lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,2%, sejalan dengan tren penurunan inflasi. Data untuk bulan Juli direvisi turun, menunjukkan indeks harga produsen tidak berubah, berbeda dengan laporan sebelumnya yang menunjukkan kenaikan 0,1%.
Harga produsen yang stabil diperkirakan akan mendorong investasi dan menggerakkan perekonomian. Saat ini, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga, namun diperkirakan langkah ini akan dilakukan secara perlahan dan bertahap.
Pasar futures suku bunga AS menunjukkan kemungkinan hanya 27% untuk pemotongan 50 bps bulan ini, turun dari 50% pada hari Jumat setelah laporan pekerjaan non-pertanian AS yang beragam. Untuk tahun 2024, pasar memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 108 bps, turun dari 113 bps sebelumnya minggu ini.
Di Jepang, anggota dewan Bank of Japan (BOJ), Naoki Tamura, yang dikenal sebagai pendukung kebijakan hawkish, mengatakan bahwa BOJ harus menaikkan suku bunga setidaknya menjadi 1% pada semester kedua tahun fiskal berikutnya. Namun, Tamura menambahkan bahwa kenaikan tersebut kemungkinan akan dilakukan secara bertahap. Pada hari sebelumnya, anggota dewan BOJ lainnya, Junko Nakagawa, memperkuat bias pengetatan kebijakan bank sentral dengan menyatakan bahwa suku bunga riil yang rendah memberikan ruang untuk kenaikan lebih lanjut.
Di pasar mata uang lainnya, pound sterling naik 0,48% terhadap dolar menjadi $1,3106 setelah sebelumnya turun ke $1,30025, level terendah sejak 20 Agustus.
Wall Street mencatatkan kenaikan tipis, sementara harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada hari Kamis saat investor menantikan pemotongan suku bunga oleh The Fed minggu depan. Indeks utama saham AS berada di zona campuran sepanjang hari sebelum ditutup lebih tinggi. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,58%, S&P 500 naik 0,75%, dan Nasdaq Composite naik 1%, didorong oleh kinerja kuat saham-saham teknologi.
Harga minyak naik hampir 3%, melanjutkan pemulihan saat investor memperkirakan dampak Badai Francine terhadap produksi minyak di Teluk Meksiko. Beberapa produsen minyak telah membatasi produksinya pada hari Kamis, meskipun beberapa pelabuhan ekspor mulai dibuka kembali. Minyak mentah AS ditutup naik 2,72% menjadi $69,14 per barel, dan Brent naik 2,21% menjadi $72,17 per barel.
Harga emas melonjak ke rekor tertinggi, dengan investor melihat logam mulia sebagai investasi yang lebih menarik menjelang pemotongan suku bunga oleh The Fed. Harga spot emas naik 1,85% menjadi $2.558 per ons, sementara futures emas AS naik 1,79% menjadi $2.557 per ons.
Prospek Harga Emas Hari Jumat (13/9)
Grafik emas menunjukkan pola konsolidasi yang terjadi di antara level resistensi sekitar $2.530 dan support di sekitar $2.470. Setelah beberapa kali pengujian, harga akhirnya berhasil menembus resistensi $2.530, yang sebelumnya berfungsi sebagai batas atas dari fase konsolidasi.
Tanda panah hijau menunjukkan target potensial dari breakout pola konsolidasi ini, dengan proyeksi kenaikan menuju level yang lebih tinggi, yang kemungkinan mendekati level $2.588.00
Level $2.530 yang sebelumnya menjadi resistensi kini berubah menjadi support terdekat, memperkuat validitas breakout ini. Jika harga tetap berada di atas level ini, peluang untuk melanjutkan kenaikan ke target berikutnya semakin besar. Namun, jika harga turun kembali di bawah $2530, kemungkinan akan ada pengujian ulang di sekitar area konsolidasi sebelumnya, dengan support kuat berada pada garis SMA 50 di sekitar $2.508.
Data Perdagangan pada hari Kamis (12/9)
Open: 2,511.35 High: 2,559.61 Low: 2,510.98 Close: 2,559.15 Range: 48.63
GOLD INTRADAY AREA
R1 2,567 R2 2,588 R3 2,626
S1 2,508 S2 2,530 S3 2,550
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.540 |
Profit Target Level | 2.565 |
Stop Loss Level | 2.530 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 2.588 |
Profit Target Level | 2.570 |
Stop Loss Level | 2.605 |
Prospek Harga Minyak Hari Jumat (13/9)
Grafik WTI Crude Oil di atas memperlihatkan tren bearish yang dominan, terlihat dari penurunan harga yang signifikan sejak pertengahan Agustus 2024. Harga membentuk pola downtrend dengan garis tren menurun yang ditandai dengan garis merah.
Saat ini, harga telah mencapai titik resistensi di sekitar $68.95, yang bertepatan dengan level Fibonacci ekstensi 61.8%. Setelah menyentuh level ini, harga terlihat mulai mengalami koreksi turun kembali, yang diperkuat oleh garis tren menurun. Target penurunan berikutnya adalah di sekitar level $67.14, yang juga merupakan level support horizontal dan berpotensi menjadi titik pemantulan harga.
Jika harga terus menembus level support $67.14, maka potensi penurunan lebih lanjut terbuka menuju support di $65.25, dan kemungkinan besar mencapai $62.80, yang merupakan target dari Fibonacci ekstensi 61.8%.
Data perdagangan pada hari Kamis (12/9)
Open: 67.37 High: 69.78 Low: 67.21 Close: 69.15 Range: 2.57
OIL INTRADAY AREA
R1 68.95 R2 70.79 R3 72.91
S1 67.14 S2 65.25 S3 62.80
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 67.15 |
Profit Target Level | 70.50 |
Stop Loss Level | 65.20 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 70.75 |
Profit Target Level | 68.95 |
Stop Loss Level | 72.95 |