Inflasi PCE AS Melambat ke 2,4%, Dollar Melemah dari Level Tertinggi Dua Tahun

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dollar Amerika Serikat (AS) melemah dari level tertinggi dua tahunnya pada hari Jumat, meskipun tetap mencatatkan penguatan mingguan ketiga berturut-turut. Pergerakan ini terjadi setelah data menunjukkan perlambatan inflasi di AS, hanya dua hari setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun, bank sentral tersebut mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga pada 2025 akan lebih terbatas karena inflasi yang tetap di atas target meskipun tren menurun.

Indeks dollar, yang mengukur kekuatan dollar terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,72% ke level 107,64 setelah sebelumnya menyentuh 108,54, level tertinggi sejak November 2022. Sepanjang minggu, indeks ini tercatat naik 0,72%.

Data Departemen Perdagangan menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE)—indikator inflasi favorit The Fed—naik 0,1% pada November, lebih rendah dari kenaikan 0,2% pada Oktober. Secara tahunan, indeks PCE naik 2,4% pada November, sedikit meningkat dibandingkan 2,3% pada bulan sebelumnya.

Imbal hasil obligasi acuan AS tenor 10 tahun turun 6,2 basis poin ke level 4,51% setelah sempat mencapai level tertinggi dalam enam setengah bulan. Penurunan ini mencerminkan respons pasar terhadap keputusan suku bunga Federal Reserve.

Dollar melemah terhadap berbagai mata uang utama. Terhadap franc Swiss, dollar turun 0,79% ke level 0,892, mencatat kerugian mingguan. Euro pulih setelah menyentuh level terendah satu bulan di $1,03435, dan terakhir naik 0,76% menjadi $1,044175. Di sisi lain, yen Jepang menguat, dengan dollar AS mencapai level terendah lima bulan di 157,93 yen sebelum ditutup di 156,01 yen, turun 0,89%.

Pound sterling juga sempat menyentuh level terendah satu bulan di $1,2475, tetapi berhasil rebound 0,77% menjadi $1,25990. Sementara itu, dollar Australia dan yuan China di pasar offshore mencatat pelemahan, masing-masing turun 0,43% dan 0,18%.

Harga minyak mentah stabil pada akhir perdagangan Jumat. Minyak Brent naik tipis 6 sen menjadi $72,94 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 8 sen ke $69,46 per barel. Namun, secara mingguan, kedua acuan minyak ini mengalami penurunan sekitar 2,5%. Pelemahan dollar AS mendukung harga minyak, membuatnya lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Harga emas, di sisi lain, meningkat seiring dengan pelemahan dollar dan penurunan imbal hasil obligasi AS. Emas spot naik 1,2% ke $2.624,15 per ons, sementara emas berjangka AS ditutup naik 1,4% menjadi $2.645,10. Meski demikian, secara mingguan, emas mencatatkan penurunan 0,9% setelah proyeksi suku bunga The Fed menunjukkan langkah pelonggaran yang lebih terbatas.

Indeks saham AS rebound pada hari perdagangan terakhir tahun ini yang dikenal sebagai triple witching day. S&P 500 naik 1%, Nasdaq menguat 0,8%, dan Dow Jones melonjak 497 poin. Kenaikan ini didorong oleh data inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi, dengan indeks PCE November mencatat kenaikan tahunan sebesar 2,4%. Namun, secara mingguan, ketiga indeks utama mencatat penurunan 2,3%, dengan Dow mengalami minggu terburuk sejak 2023.

Prospek Harga Emas Hari Senin (23/12)

Pergerakan harga emas di time frame H4 menunjukkan tren penurunan yang kuat setelah harga menembus garis tren naik dan melewati beberapa level support. Harga saat ini bergerak di bawah SMA 50, yang mengindikasikan momentum bearish masih dominan. Level Fibonacci retracement menunjukkan bahwa area 38.2% di sekitar 2.635 menjadi resistance terdekat, sementara area 50% di 2.654 juga bisa menjadi batas atas lainnya. Jika harga gagal menembus resistance ini, potensi penurunan menuju level support di 2.599 atau bahkan 2.581 tetap terbuka..

Data Perdagangan pada hari Jumat (20/12)

Open: 2,594.17    High: 2,631.82   Low: 2,589.56    Close: 2,620.82  Range: 42.26

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,635  R2  2,654   R3 2,671

S1  2,613   S2  2,599  S3 2,581

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.613
Profit Target Level 2.630
Stop Loss Level 2.590
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.635
Profit Target Level 2.615
Stop Loss Level 2.655

Prospek Harga Minyak Hari Senin (23/12)

Pergerakan US Oil di time frame H4 menunjukkan harga bergerak dalam area konsolidasi yang ditandai dengan zona kuning. Resistance utama berada di 70,80, sementara support terlihat di 68,80, 68,36, dan 67,71. Harga saat ini berada di bawah SMA 50 (garis merah), yang mengindikasikan tekanan bearish masih mendominasi.

Jika harga gagal menembus resistance di 69,99 atau 70,43, penurunan lebih lanjut dapat terjadi. Apabila support di 68,80 ditembus, harga berpotensi melanjutkan pelemahan menuju 68,36 atau bahkan 67,71.

Data perdagangan pada hari Jumat (23/12)

Open: 69.20   High: 69.83  Low: 68.43   Close: 69.46  Range:  1.40

OIL INTRADAY AREA

R1   69.99   R2  70.43  R3 70.80

S1  68.80   S2 68.36   S3 67.71

OPEN POSITION BUY
Price Level 68.80
Profit Target Level 69.80
Stop Loss Level 68.30
OPEN POSITION SELL
Price Level 69.80
Profit Target Level 69.00
Stop Loss Level 70.50
image-artikel