Ketegangan Dagang AS-China Kembali Memanas, Dollar AS Tertekan

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dollar AS melemah pada hari Selasa setelah ancaman tarif dari Presiden Donald Trump lebih banyak dipandang sebagai strategi negosiasi daripada tujuan akhir, terutama setelah kebijakan terhadap Meksiko dan Kanada ditangguhkan sehari sebelumnya. Namun, pemerintahan Trump tetap memberlakukan tarif tambahan sebesar 10% terhadap impor dari China yang mulai berlaku pada hari Selasa, sehingga volatilitas pasar diperkirakan akan tetap tinggi seiring perkembangan kebijakan tarif tersebut.

Indeks dollar AS, yang mengukur nilai mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,56% ke level 107,97. Di sisi lain, dollar Kanada melemah sementara peso Meksiko mengalami penguatan. Pasar masih mencermati dampak tarif terhadap China dan kemungkinan langkah balasan dari Beijing yang dapat meningkatkan kembali risiko pasar. Perang dagang antara AS dan China tampaknya kembali memanas setelah sebelumnya menunjukkan tanda-tanda mereda.

Sementara itu, euro mengalami kenaikan tipis di tengah peringatan dari Washington bahwa Uni Eropa mungkin menjadi target berikutnya dari kebijakan tarif AS. Pemberlakuan tarif ini diperkirakan dapat meningkatkan inflasi di AS, yang pada gilirannya mendukung kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu lebih lama. Beijing dengan cepat merespons kebijakan AS dengan memberlakukan tarif terhadap beberapa produk impor dari AS, meningkatkan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia. Hal ini menunjukkan bahwa China masih berhati-hati dalam mengambil langkah balasan dan membuka peluang negosiasi lebih lanjut.

Di pasar mata uang, yuan China naik 0,23% ke level 7,287 per dollar dalam perdagangan luar negeri, meskipun tidak ada perdagangan resmi yuan di pasar domestik karena libur Tahun Baru Imlek. Dollar Australia, yang sering digunakan sebagai indikator sentimen terhadap China karena hubungan perdagangan yang erat, menguat 0,5% ke level $0,626 setelah sempat menyentuh titik terendah sejak April 2020 pada hari sebelumnya.

Di Eropa, euro menguat 0,37% ke level $1,038 dengan investor yang terus memantau kemungkinan paritas terhadap dollar AS. Beberapa analis sebelumnya memperkirakan bahwa kebijakan tarif AS dapat berdampak deflasi bagi kawasan euro, sehingga ketidakpastian perdagangan yang berlarut-larut dapat terus membebani nilai tukar euro.

Dollar Kanada melemah 0,81% ke level C$1,43 terhadap dollar AS setelah mengalami pemulihan tajam dari level terendah sejak 2003 yang dicapai sehari sebelumnya. Di sisi lain, peso Meksiko menguat 1,06% ke 20,546 setelah melonjak lebih dari 1,5% pada hari sebelumnya. Yen Jepang juga mengalami penguatan sebagai mata uang safe-haven, sementara dollar AS naik tipis 0,3% ke level 154,290 yen.

Pasar saham AS menguat pada hari Selasa setelah adanya negosiasi di menit-menit terakhir yang menghasilkan penundaan tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko selama satu bulan. Indeks Dow Jones naik 134,13 poin atau 0,30% ke 44.556,04, sementara indeks S&P 500 naik 43,31 poin atau 0,72% ke 6.037,88, dan Nasdaq Composite melonjak 262,06 poin atau 1,35% ke 19.654,02. Namun, di tengah ketidakpastian perdagangan global, investor tetap beralih ke aset safe-haven seperti emas.

Harga emas terus menguat setelah tarif 10% terhadap China mulai berlaku, memicu kebijakan balasan dari Beijing yang mencakup tarif terhadap ekspor energi AS serta pembatasan ekspor mineral strategis. Harga emas spot naik 1,05% ke $2.842,99 per ounce, sementara kontrak berjangka emas AS naik 0,66% ke $2.852,60 per ounce.

Di pasar energi, harga minyak mentah sempat melemah tetapi kemudian mengurangi kerugiannya setelah seorang pejabat AS mengungkapkan rencana untuk mengembalikan kampanye “tekanan maksimum” terhadap Iran. Langkah ini bertujuan untuk menekan ekspor minyak Iran hingga nol guna mencegah pengembangan senjata nuklir. Harga minyak mentah AS turun 0,63% ke $72,70 per barel, sementara Brent naik 0,32% ke $76,20 per barel.

Prospek Harga Emas Hari Rabu (05/02)

Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan bahwa harga saat ini berada di atas Pivot Point (PP) di 2.831,35, yang menunjukkan bias bullish. Resistance pertama (R1) berada di level 2.855,48, sedangkan support ketiga (S3) terletak di 2.779,08, yang bertepatan dengan area SMA 50. SMA 50 menunjukkan tren naik yang kuat, memperkuat posisi S3 sebagai level support kunci.

Indikator RSI berada di level 71,21, yang mengindikasikan kondisi overbought. Meskipun tren jangka pendek masih bullish, kondisi ini dapat memicu koreksi harga. Jika harga mampu menembus R1 di 2.855,48, maka target kenaikan berikutnya berada di R2 di 2.869,55 hingga resistance 3 di 2.893.68. Sebaliknya, jika harga mengalami koreksi dan turun di bawah S1 di 2.817,28, maka potensi pelemahan lebih lanjut menuju S3 di 2.779,08 menjadi lebih besar, dengan SMA 50 berfungsi sebagai area support signifikan.

Data Perdagangan pada hari Selasa (04/02)

Open: 2.814,17    High: 2.845,42   Low: 2.807,22    Close: 2.841,41  Range: 38,20

GOLD INTRADAY AREA

R1  2.845,58  R2  2.869,55   R3 2.893,68

S1  2.817,28   S2  2.793,15  S3 2.779,08

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.832
Profit Target Level 2.850
Stop Loss Level 2.816
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.855
Profit Target Level 2.840
Stop Loss Level 2.870

Prospek Harga Minyak Hari Rabu (05/02)

Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan bahwa harga saat ini diperdagangkan di sekitar Pivot Point (PP) di level 72,17. SMA 50 yang melandai di atas harga menunjukkan tren bearish jangka menengah. Sentimen bearish ini diperkuat oleh RSI yang berada di level 48,77, sedikit di bawah ambang netral 50, mengindikasikan tekanan jual masih mendominasi.

Jika harga bergerak turun dari PP, level support pertama (S1) di 71,03 akan menjadi area kunci untuk mengukur kekuatan bearish lebih lanjut. Penembusan di bawah S1 dapat membawa harga menuju S2 di 69,49 atau bahkan S3 di 68,35.

Sebaliknya, jika harga berhasil menembus ke atas R1 di 73,71, hal ini berpotensi memicu momentum bullish menuju R2 di 74,85 atau bahkan R3 di 76,39. Namun, tren bearish saat ini dan posisi RSI di bawah 50 menunjukkan bahwa tekanan jual tetap dominan.

Data perdagangan pada hari Selasa (04/02)

Open: 72.33   High: 73.32   Low: 70.64   Close: 72.56  Range:  2,68

OIL INTRADAY AREA

R1   73,71   R2  74,85  R3 76,39

S1  71,03   S2 69,49   S3 68,35

OPEN POSITION BUY
Price Level 72,20
Profit Target Level 73,50
Stop Loss Level 71,00
OPEN POSITION SELL
Price Level 73,70
Profit Target Level 72,20
Stop Loss Level 74,85
image-artikel