FLASH NEWS
Economic News & Analysis
Pasar keuangan global kembali tertekan pada perdagangan hari Selasa setelah Amerika Serikat mengumumkan akan memberlakukan tarif impor sebesar 104% terhadap barang-barang dari Tiongkok. Ketegangan dagang yang semakin meningkat ini menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global dan inflasi yang lebih tinggi, mendorong aksi jual di berbagai kelas aset.
Indeks saham utama di Wall Street mengalami koreksi tajam. S&P 500 ditutup di bawah level psikologis 5.000 untuk pertama kalinya dalam hampir setahun, dengan akumulasi kerugian sejak pengumuman tarif pada pekan lalu mencapai hampir $6 triliun—penurunan empat hari terdalam sejak pembentukan indeks tersebut di era 1950-an. Sementara itu, indeks volatilitas pasar (VIX) melonjak ke level tertinggi sejak April 2020, mencerminkan meningkatnya ketidakpastian di kalangan investor.
Di pasar obligasi, kurva imbal hasil Treasury AS mengalami pergerakan signifikan, dengan selisih antara obligasi tenor dua tahun dan sepuluh tahun melebar tajam ke level paling curam sejak Februari 2022. Imbal hasil obligasi 10 tahun naik ke level tertinggi dalam 11 hari, didorong oleh kekhawatiran terhadap permintaan lelang obligasi jangka panjang. Sebaliknya, imbal hasil obligasi dua tahun turun tipis setelah sempat menyentuh level terendah sejak September 2022.
Pelemahan juga terjadi pada nilai tukar dolar AS yang tergelincir terhadap sejumlah mata uang utama. Indeks dolar melemah 0,48% ke posisi 102.92, sementara yuan Tiongkok di pasar offshore mencatatkan rekor terendah baru. Di Eropa, kabar mengenai potensi terbentuknya koalisi pemerintahan baru di Jerman mendorong penguatan euro dan mendukung kenaikan indeks saham regional.
Di pasar komoditas, harga emas menguat tipis setelah sempat naik lebih dari 1% di awal sesi. Meskipun kenaikan imbal hasil menekan harga logam mulia, pelemahan dolar dan ketegangan geopolitik tetap menjadi faktor pendukung. Emas spot ditutup menguat 0,1% ke level $2.984,16 per troy ounce.
Sementara itu, harga minyak mentah jatuh akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek resesi global. Minyak mentah Brent ditutup melemah 2,16% menjadi $62,82 per barel, sedangkan WTI AS turun 1,85% ke level $59,58 per barel.
Para pelaku pasar kini menanti musim laporan keuangan kuartalan dari perusahaan-perusahaan besar di AS, yang diharapkan dapat memberikan katalis positif di tengah tekanan dari isu perdagangan internasional. Namun, kekhawatiran bahwa konflik dagang ini akan berdampak jangka panjang terhadap inflasi dan pertumbuhan global tetap membayangi sentimen pasar secara keseluruhan.
Prospek Harga Emas Hari Rabu (09/04)
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan tekanan turun yang semakin kuat setelah menembus ke bawah garis tren naik (uptrend line) yang terbentuk sejak akhir Februari. Penurunan ini diperkuat oleh posisi harga yang kini berada di bawah SMA 50, menandakan perubahan sentimen dari bullish ke bearish dalam jangka menengah. Koreksi naik sempat terjadi tetapi tertahan di bawah area resistance di level 3.022 dan 3.047, yang kini menjadi zona penting jika harga mencoba untuk rebound.
Selama harga tetap di bawah zona resistance tersebut, potensi pelemahan lanjutan tetap terbuka, dengan target penurunan terdekat berada di sekitar area support 2.957 dan 2.930. Jika tekanan jual berlanjut dan support ini ditembus, maka harga berisiko melanjutkan penurunan menuju 2.905. Sementara itu, indikator RSI berada di bawah level 40, mengindikasikan momentum bearish yang masih dominan, meskipun belum mencapai kondisi oversold.
Data Perdagangan pada hari Selasa (08/04)
Open: 2.981,76 High: 3.022,76 Low: 2.974,68 Close: 2.980,61 Range: 48,08
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.022 R2 3.047 R3 3.077
S1 2.957 S2 2.930 S3 2.905
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 2.960 |
Profit Target Level | 3.000 |
Stop Loss Level | 2.930 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 3.020 |
Profit Target Level | 2.980 |
Stop Loss Level | 3.050 |
Prospek Harga Minyak Hari Rabu (09/04)
Pergerakan US Oil pada time frame H4 menunjukkan tekanan bearish yang masih mendominasi setelah gagal bertahan di atas level pivot di 59.31. Harga kini berada di bawah SMA 50 yang semakin menukik turun, memperkuat sinyal pelemahan lanjutan. Upaya pemulihan sebelumnya tertahan di sekitar resistance pertama di 60.70, yang kini menjadi hambatan awal bagi potensi rebound jangka pendek.
Namun demikian, indikator RSI menunjukkan adanya bullish divergence, di mana harga membentuk lower low, sementara RSI mencetak higher low. Sinyal ini mengisyaratkan potensi koreksi naik dalam waktu dekat. Jika harga mampu bergerak menembus 60.70, maka penguatan dapat berlanjut menuju resistance berikutnya di 63.10 dan 64.49. Sebaliknya, jika tekanan jual kembali menguat dan menembus support di 56.91, harga berpeluang melanjutkan penurunan ke 55.52 atau bahkan 53.12.
Data perdagangan pada hari Selasa (08/04)
Open: 60,96 High: 61,71 Low: 57,92 Close: 58,30 Range: 3,79
OIL INTRADAY AREA
R1 60,70 R2 63,10 R3 64,49
S1 56,91 S2 55,52 S3 53,12
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 56,00 |
Profit Target Level | 58,00 |
Stop Loss Level | 55,00 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 59,30 |
Profit Target Level | 57,00 |
Stop Loss Level | 60,80 |