FOREX ZONE BY HAKIM DAN TEGUH
AUDUSD
Opportunty: Bullish Range 0,65200 – 0,66200
Penguatan terus berlanjut, bahkan telah naik untuk sesi ketiga berturut-turut setelah Gubernur Bank Sentral Australia Michele Bullock menyatakan bahwa inflasi inti Australia masih “terlalu tinggi” untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Ia menekankan bahwa kebijakan akan tetap bersifat restriktif hingga terdapat keyakinan yang lebih besar terhadap prospek inflasi, dan ia menekankan bahwa masih ada jalan yang harus diambil sebelum harga kembali secara berkelanjutan ke target RBA. Awal pekan ini, data mengungkapkan bahwa indikator CPI bulanan Australia naik 2,1% tahun-ke-tahun di bulan Oktober, menyamai kenaikan di bulan September namun tidak mencapai perkiraan para analis sebesar 2,3%. Secara eksternal, dolar Aussie juga memperoleh dukungan dari penurunan dolar AS secara luas, menyusul data inflasi PCE AS yang sesuai ekspektasi dan menunjukkan sedikit perubahan dalam sikap Federal Reserve terhadap penurunan suku bunga.
Pivot : 0,65092
R1 : 0,65377 S1 : 0,64908
R2 : 0,65561 S2 : 0,64623
R3 : 0,65846 S3 : 0,64439
USDJPY
Opportunty: Bearish Range 149,600 – 148,600
Kebangkitan mata uang Yen telah terjadi, mencapai level tertinggi dalam 6 minggu karena investor bereaksi terhadap data yang menunjukkan inflasi Tokyo telah meningkat di atas 2% pada bulan November. Data inflasi tersebut memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga lagi dari Bank of Japan pada bulan Desember. Pasar sekarang memperkirakan peluang kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan sekitar 60%, naik dari sekitar 50% seminggu yang lalu. Angka inflasi di Tokyo sering kali dilihat sebagai indikator utama tren harga nasional, dan data CPI nasional biasanya menyusul dalam waktu sekitar tiga minggu. Namun, CPI nasional untuk bulan November tidak akan dirilis sebelum pertemuan kebijakan moneter BOJ pada bulan Desember. Sementara itu, angka terbaru untuk produksi industri, penjualan eceran, dan ketenagakerjaan menunjukkan perlambatan aktivitas ekonomi di Jepang. Secara eksternal, Yen mendapat dukungan dari pelemahan Dollar AS secara luas, karena data inflasi PCE AS sesuai dengan ekspektasi, menandakan sedikit perubahan dalam pendekatan Federal Reserve terhadap penurunan suku bunga.
Pivot : 150,207
R1 : 150,956 S1 : 148,878
R2 : 152,285 S2 : 148,129
R3 : 153,034 S3 : 146,800
GBPUSD
Opportunity: Bearish menuju 1.2641 – 1.2613
Pounds kembali menguat pada perdagangan Jumat kemarin. Kuatnya mata-uang pounds didukung oleh data ekonomi yang rilis cukup memuaskan, disatu-sisi turunnya permintaan akan U.S dollar mendorong para pelaku pasar untuk memperkuat mata-uang poundsterling. GBP berpotensi melemah pada perdagangan hari ini yang disebabkan oleh adanya laporan data Ekonomi U.S malam nanti ISM Manufacturing PMI dan ISM Manufacturing yang diprediksikan akan menguat, yang tentu saja akan memperkuat nilai mata-uang U.S dollar.
Open : 1.2717 Pivot : 1.2719
R1 : 1.2768 S1 : 1.2690
R2 : 1.2797 S2 : 1.2641
R3 : 1.2845 S3 : 1.2613
EURUSD
Opportunity: Bearish menuju 1.0516 – 1.0491
EUR ditutup menguat pada akhir perdagangan pekan kemarin. Kuatnya nilai mata-uang Euro didukung oleh naiknya angka CPI untuk kawasan Uni Eropa sebesar 2.3% versus 2.0% pada angka sebelumnya. Disatu-sisi permintaan akan Dollar U.S menurun ditengah hari Libur Thanksgiving yang membuat mata-uang lainnya kembali menguat. Pada perdagangan hari ini EUR berpotensi akan melemah yang disebabkan akan adanya rilis data Manufacturing PMI dan ISM manufacturing U.S malam nanti yang diperkirakan akan mengalami kenaikan.
Open : 1.0561 Pivot : 1.0572
R1 : 1.0603 S1 : 1.0547
R2 : 1.0627 S2 : 1.0516
R3 : 1.0659 S3 : 1.0491
USDCHF
Opportunity: Bullish menuju 0.8843 – 0.8859
Swiss franc ditutup menguat pada perdagangan Jumat kemarin. Penguatan mata-uang Swiss didukung oleh kuatnya data ekonomi yang rilis diatas perkiraan. KOF Leading Indicators naik sebesar 101.8 versus 99.7 angka sebelumnya. Disatu-sisi permintaan akan U.S dollar berkurang ditengah hari Libur Thanksgiving U.S Amerika. Swiss franc berpotensi melemah pada perdagangan hari ini, yang disebabkan oleh rilisnya data Manufaktur U.S malam nanti yang diprediksikan akan mengalami kenaikan.
Open : 0.8806 Pivot : 0.8810
R1 : 0.8826 S1 : 0.8792
R2 : 0.8843 S2 : 0.8772
R3 : 0.8859 S3 : 0.8759
DXY
Opportunty: Bearish Range 105,700 – 105,300
Kondisi Indeks Dollar AS (DXY) terus turun dan sentuh level terendah di 105,615, diperkirakan telah kehilangan sekitar 1,5% pada pekan lalu. Hal tersebut menandai penurunan mingguan pertama dalam 9 minggu. Penurunan awal dipicu oleh pencalonan Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan AS, yang memberikan rasa stabilitas pada pasar dan meredakan kekhawatiran atas perubahan kebijakan drastis di bawah pemerintahan Trump yang akan datang. Penurunan ini memperoleh momentum pada hari Rabu setelah data inflasi PCE AS sesuai ekspektasi, menandakan sedikit perubahan dalam sikap Federal Reserve terhadap penurunan suku bunga. Pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember sebesar 66,5%, naik dari 55,9% pada minggu lalu. Meskipun terjadi penurunan pada minggu ini, indeks dolar masih siap untuk naik sekitar 2% pada bulan November, karena kemenangan telak Trump dalam pemilu memicu spekulasi terhadap ekspansi fiskal, tarif yang lebih tinggi, dan perbatasan yang lebih ketat—kebijakan yang dapat menimbulkan inflasi.
Pivot : 105,841
R1 : 106,068 S1 : 105,555
R2 : 106,354 S2 : 105,328
R3 : 106,581 S3 : 105,042
INDICES ZONE BY FEDI
NIKKEI
Opportunity: Bullish menuju 38,400
Indeks Nikkei 225 turun 0,37% menjadi ditutup pada 38.208pada hari Jumat, membalikkan beberapa kenaikan dari sesi sebelumnya. Investor bereaksi terhadap data yang menunjukkan bahwa inflasi Tokyo meningkat di atas 2% pada bulan November, memicu spekulasi bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga bulan depan.
Pasar sekarang memperkirakan peluang 60% kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, naik dari sekitar 50% pada minggu lalu. Sementara itu, data terkini produksi industri, penjualan ritel, dan lapangan kerja menunjukkan tanda-tanda perlambatan aktivitas ekonomi.
Saham-saham teknologi memimpin penurunan, dengan kerugian besar yang dialami oleh Disco (-2.8%), Lasertec (-0.8%), Tokyo Electron (-2%), SoftBank Group (-1.1%), dan Sakura Internet (-5.9%). Untuk bulan ini, indeks Nikkei dan Topix masing-masing kehilangan 2,23% dan 0,55%.
Pivot : 38,236
R1 : 38,493 S1 : 38,023
R2 : 38,706 S2 : 37,766
R3 : 39,176 S3 : 36,296
HANGSENG
Opportunity: Bullish menuju 19,740
Hang Seng naik 57 poin atau 0,3% menjadi berakhir di 19,424 pada hari Jumat setelah jatuh di sesi sebelumnya, dibantu oleh kenaikan di semua sektor. Indeks teknologi memimpin kenaikan di tengah potensi pembatasan penjualan peralatan chip AS ke Tiongkok yang lebih lunak dari perkiraan. Sektor keuangan dan konsumen juga menguat, karena Tiongkok akan melonggarkan pembatasan visa bagi penduduk Shenzhen yang mengunjungi Hong Kong mulai bulan Desember.
Di AS, Wall Street akan melanjutkan perdagangan setelah libur hari Kamis. Namun pada bulan ini, pasar mencatat penurunan kedua berturut-turut, turun sebesar 4,4%, terbebani oleh meningkatnya kekhawatiran atas dampak perselisihan perdagangan yang terus-menerus antara Beijing dan Washington. Pada saat yang sama, masih belum jelas apakah Tiongkok akan menerapkan langkah-langkah baru untuk memacu pemulihan ekonomi, menjelang berakhirnya tahun ini.
Pivot : 19,570
R1 : 19,781 S1 : 19,423
R2 : 19,928 S2 : 19,212
R3 : 20,286 S3 : 18,854
NASDAQ
Opportunity: Buy Limit: 20,850 | SL: 20,750 | TP: 20.990
Saham berjangka AS sedikit berubah pada hari Senin karena investor mencari katalis baru di bulan perdagangan terakhir tahun ini. Wall Street menunjukkan kinerja minggu dan bulan yang kuat, dengan tiga indeks utama naik antara 1,1% dan 1,45% pada minggu lalu, dan naik antara 5,7% dan 7,8% pada bulan November. Dow dan S&P 500 juga mencapai level tertinggi baru sepanjang masa pada hari Jumat.
Kenaikan tersebut sebagian besar didorong oleh reli pasca pemilu menyusul kemenangan telak Presiden terpilih Donald Trump. Ketahanan perekonomian dan sektor korporasi AS juga turut menopang sentimen investor.
Ke depan, investor fokus pada data belanja manufaktur dan konstruksi AS yang akan dirilis pada hari Senin, serta pidato Gubernur Federal Reserve Christopher Waller dan Presiden Fed New York John Williams. Pasar juga menantikan data pasar tenaga kerja penting pada minggu ini.
Pivot : 20,936.25
R1 : 21,068.25 S1 : 20,857.25
R2 : 21,147.25 S2 : 20,725.25
R3 : 21,358.25 S3 : 20,514.25
COMMODITY ZONE BY ALWI ASSEGAF
Gold
Opportunity: Bearish menguji support 2.621
Harga emas mengalami kenaikan pada hari Jumat, didorong oleh pelemahan dolar AS dan ketegangan geopolitik yang berlanjut. Namun, logam mulia ini masih mencatatkan penurunan bulanan terburuk sejak September tahun lalu, setelah aksi jual pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
Harga emas spot naik sebesar 0,5% menjadi $2.652,71 per ons pada pukul 01:40 siang ET (1840 GMT), tetapi mencatatkan penurunan mingguan lebih dari 2% akibat penurunan tajam pada awal minggu. Kontrak emas berjangka AS ditutup naik 0,6% pada level $2.681 per ons.
Di bulan November, emas telah melemah hingga 3%, mencatatkan penurunan bulanan terburuk sejak September 2023. Penguatan dolar AS yang didorong oleh optimisme pasca kemenangan Trump, termasuk ekspektasi belanja fiskal besar, tarif impor lebih tinggi, dan kebijakan perbatasan yang lebih ketat, menahan reli emas dan memicu aksi jual pasca pemilu.
Pivot : 2.649
R1 2,649 R2 2,663 R3 2,676
S1 2,621 S2 2,605 S3 2,590
Oil
Opportunity: Bearish menguji support 67.07
Harga minyak mencatat kenaikan pada perdagangan hari ini di Asia, setelah muncul tanda-tanda pemulihan ekonomi di Tiongkok. Investor kini menantikan hasil pertemuan OPEC+ pada hari Kamis untuk menentukan arah kebijakan selanjutnya.
Kontrak berjangka Brent diperdagangkan di sekitar $72 per barel setelah turun 3% pada pekan sebelumnya, sementara West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di atas $68 per barel. Aktivitas pabrik di Tiongkok mencatat ekspansi untuk bulan kedua berturut-turut pada November, sebagai respons terhadap berbagai stimulus ekonomi yang diumumkan pada akhir September. Sementara itu, OPEC+ menunda pertemuan mereka terkait pasokan minyak selama empat hari.
Pertemuan OPEC+ diharapkan memberikan kejelasan terkait kebijakan produksi di tengah ekspektasi bahwa kelompok ini akan kembali menunda kenaikan produksi untuk ketiga kalinya. Harga minyak telah bergerak dalam kisaran sempit sejak pertengahan Oktober, dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik di Timur Tengah dan Rusia, prospek kepemimpinan Trump di masa depan, serta kondisi ekonomi di Tiongkok.
Pivot: 69.27
R1 69.27 R2 70.23 R3 71.49
S1 67.96 S2 67.56 S3 67.07
DAILY ECONOMIC DATA
WEBINAR HARI INI (Senin, 02 Desember 2024)
Halo, Sobat Trader…
Mau tingkatkan potensi profit trading Dollar AS & Emas bersama analyst profesional TPFx Indonesia? Mari bergabung di program unggulan seru dari TPFx Indonesia dengan tema:
Bagaimana Cyber Monday Mempengaruhi Pergerakan Saham Global?
Catat jam dan waktunya ya!
Senin, 02 Desember 2024 | |
13.00 WIB | |
Online Event : Zoom & YouTube TPFX Indonesia |
Silakan klik link di sini untuk join: