FOREX ZONE BY HAKIM DAN TEGUH
AUDUSD
Opportunity: Bearish Range 0,65100 – 0,64100
Kondisi mata uang Aussie terhadap Dollar AS awalnya pulih dari penurunan tajam di sesi sebelumnya, yang sebagian besar didorong oleh optimisme baru atas kesediaan Presiden AS Donald Trump untuk lebih terlibat dalam diskusi perdagangan. Namun tidak lama kemudian justru Aussie mengalami tekanan, terlebih setelah rilis data inflasi (CPI) AS masih tinggi di 2,7%. Disisi lain meskipun mempertahankan sikap tegas terhadap tarif 30% yang akan berlaku pada 1 Agustus, Trump mengindikasikan kesiapan untuk melanjutkan negosiasi dengan Uni Eropa dan mitra dagang utama lainnya, mengisyaratkan potensi pembukaan diplomatik dan meredakan kekhawatiran investor akan konflik perdagangan yang semakin dalam. Di dalam negeri, sentimen semakin menguat berkat data ekonomi yang positif, dengan Indeks Sentimen Konsumen Westpac-Melbourne Institute naik 0,6% secara bulanan menjadi 93,1 pada Juli 2025. Kenaikan ini menandai kenaikan bulanan ketiga berturut-turut, menandakan perbaikan yang moderat namun menggembirakan dalam prospek konsumen. Investor kini mengalihkan perhatian mereka pada rilis data domestik utama akhir pekan ini, termasuk ekspektasi inflasi konsumen dan data ketenagakerjaan terbaru.
Pivot : 0,65315
R1 : 0,65555 S1 : 0,64879
R2 : 0,65991 S2 : 0,64639
R3 : 0,66231 S3 : 0,64203
USDJPY
Opportunity: Bullish Range 148,800 – 149,800
Nasib mata uang Yen Jepang terhadap Dollar AS terus berlanjut, mendekati level terendah dalam 2bulan, karena ketegangan perdagangan yang terus berlanjut membebani sentimen. Meskipun Washington berencana mengenakan tarif 25% terhadap ekspor Jepang, Tokyo belum menunjukkan niat untuk merespons dengan langkah-langkah balasan. Namun, negosiasi perdagangan antara kedua negara tampaknya terhenti. Seorang pejabat Jepang memperingatkan bahwa negara tersebut harus bersiap menghadapi potensi dampak ekonomi jika tarif diterapkan. Investor kini fokus pada data perdagangan dan inflasi mendatang dari Jepang, yang dapat memberikan gambaran tentang dampak domestik dari ancaman tarif AS. Sementara itu, pasar juga menantikan angka-angka inflasi konsumen utama AS, yang dapat memengaruhi prospek kebijakan Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang.
Pivot : 148,456
R1 : 149,372 S1 : 147,902
R2 : 149,926 S2 : 146,986
R3 : 150,842 S3 : 146,432
GBPUSD
Opportunity: Bearish menuju 1.3345 – 1.3318
Pound sterling turun 0,34% ke $1,3379. Pelemahan mata-uang pounds terjadi setelah rilis data CPI U.S yang naik sebesar 0.3% pada bulan Juni kemarin, sesuai ekspektasi, namun merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Januari. Disisi-lain pelaku pasar tetap memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan September masih sekitar 60%. Investor kini menanti data harga produsen (PPI) dan penjualan ritel minggu ini untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai dampak kebijakan tarif terhadap inflasi dan aktivitas ekonomi. GBP masih berpotensi melemah pada perdagangan hari ini yang ajan disebabkan akan rilisnya lapiran data inflasi Inggris yang diperkirakn tidak mengalami perubahan tetap di angka 3.4%. Disatu-sisi laporan data PPI U.S diperkirakan sebesar 0.2% versus 0.1% angka sebelumnya.
Open : 1.3381 Pivot : 1.3411
R1 : 1.3422 S1 : 1.3377
R2 : 1.3466 S2 : 1.3348
R3 : 1.3493 S3 : 1.3318
EURUSD
Opportunity: Bearish menuju 1.1563 – 1.1525
Euro melemah 0,52% ke $1,1602 pada perdagangan Selasa kemarin. Setelah rilis data CPI U.S yang naik sebesar 0.3% merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Januari kemarin hingga menekan nilai mata-uang Euro. Kekhawatiran pasar tetap tertuju pada potensi kenaikan tarif lebih lanjut oleh pemerintah AS, termasuk ancaman pengenaan tarif 30% terhadap Uni Eropa mulai 1 Agustus mendatang. EUR masih berpotensi melemah pada perdagangan hari ini yang disebabkan akan adanya rilis data PPI dan Industrial Production U.S yang diperkirakan akan menguat.
Open : 1.1599 Pivot : 1.1630
R1 : 1.1654 S1 : 1.1592
R2 : 1.1691 S2 : 1.1563
R3 : 1.1713 S3 : 1.1525
USDCHF
Opportunity: Bullish menuju 0.8057 – 0.8088
Swiss Franc kembali tertekan pada pardagangan Selasa kemarin. Indeks Dollar kembali menguat akibat naiknya angka CPI sebesar 0.3% di bulan Juni kemarin, sesuai ekspektasi, namun merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Januari. Kenaikan harga terjadi pada berbagai sektor, yang dianggap mencerminkan dampak dari tarif impor AS yang mulai diteruskan ke konsumen. CHF masih berpotensi untuk melemah yang disebabkan akan adanya rilis data PPI dan Industrial Production U.S yang diperkirakan akan menguat.
Open : 0.8010 Pivot : 0.7993
R1 : 0.8023 S1 : 0.7974
R2 : 0.8057 S2 : 0.7944
R3 : 0.8088 S3 : 0.7918
DXY
Opportunity: Bullish Range 98,600 – 98,900
Geliat pergerakan mata uang Greenback terhadap beberapa mata uang utama dunia lainnya sempat mengalami tekanan. Terlebih Indeks Dollar AS (DXY) awalnya turun, tetapi kemudian melonjak kembali dan diperdagangkan di level 98,699. Pendukung penguatan tersebut datang dari laporan CPI tidak banyak mengubah ekspektasi pasar mengenai langkah kebijakan Fed selanjutnya. Inflasi umum naik sesuai dengan ekspektasi, baik secara tahunan maupun bulanan, sementara inflasi inti lebih rendah dari perkiraan, menunjukkan tekanan harga, terutama yang berasal dari tarif yang baru-baru ini diberlakukan, masih terbatas untuk saat ini. Menyusul data tersebut, para pedagang sedikit meningkatkan ekspektasi mereka terhadap pemotongan suku bunga, tetapi pasar masih memperkirakan dua pemotongan suku bunga dana federal pada akhir tahun, dengan pemotongan pertama kemungkinan terjadi pada September. Ketua Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa inflasi mungkin naik musim panas ini karena efek tarif, mengisyaratkan bahwa pemotongan suku bunga dapat ditunda. Ke depannya, angka PPI hari ini dan penjualan ritel yang akan dirilis akhir pekan ini akan memberikan wawasan tambahan tentang kesehatan ekonomi AS. Dolar AS sebagian besar menguat terhadap Yen dan Euro.
Pivot : 98,422
R1 : 98,913 S1 : 98,145
R2 : 99,190 S2 : 97,654
R3 : 99,681 S3 : 97,377
INDICES ZONE BY FEDI
NIKKEI
Opportunity: Bullish hingga area 39,818
Indeks Nikkei 225 naik 0,1% ke level 39.716, sementara Indeks Topix yang lebih luas turun 0,4% ke level 2.815 pada hari Rabu. Saham-saham Jepang menunjukkan kinerja yang beragam seiring reaksi investor terhadap perkembangan perdagangan terbaru. Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Selasa bahwa ia telah mencapai kesepakatan perdagangan awal dengan Indonesia, yang akan mengenakan tarif sebesar 19% atas ekspor Indonesia ke AS. Di dalam negeri, data menunjukkan bahwa sentimen di antara produsen Jepang sedikit membaik pada bulan Juli, terutama didorong oleh rebound di sektor semikonduktor, meskipun masih ada kekhawatiran mengenai tarif perdagangan AS. Saham teknologi menguat setelah Nvidia menguat semalam, dengan kenaikan dari Disco (0,4%), Lasertec (0,6%), dan Tokyo Electron (1%). Sementara itu, saham keuangan dan konsumen sebagian besar melemah, termasuk Mitsubishi UFJ (-1,2%) dan Fast Retailing (-1,3%).
Pivot : 39,598
R1 : 39,827 S1 : 39,382
R2 : 40,043 S2 : 39,153
R3 : 40,272 S3 : 38,937
HANGSENG
Opportunity: Bullish ke area: 24,905
Hang Seng melonjak 387 poin atau 1,6% hingga ditutup pada 24.590 pada hari Selasa, naik untuk sesi keempat dan mencapai level tertingginya dalam hampir empat bulan. Indeks tersebut rebound dari kerugian awal karena semua sektor maju, dipimpin oleh kinerja yang kuat dalam saham teknologi dan konsumen. Indeks teknologi melonjak 2,8%, didukung oleh keuntungan yang solid dalam Kuaishou Technology (3,8%), Meituan (3,5%), dan Tencent Holdings (2,3%), setelah Nvidia menyatakan harapan untuk segera melanjutkan penjualan chip tujuan umum H20 ke Tiongkok. Saham konsumen, properti, dan keuangan juga naik, karena kekhawatiran mereda atas dampak tarif AS terhadap ekonomi Tiongkok. Data resmi menunjukkan PDB Tiongkok tumbuh 5,2% yoy pada Q2 2025, sedikit di atas perkiraan 5,1%, meskipun menandai laju paling lambat dalam tiga kuartal. Harapan juga tumbuh bahwa pertemuan Politbiro Juli mendatang dapat membawa dukungan kebijakan baru untuk mempertahankan pertumbuhan di H2. Perusahaan lain yang mencatat kenaikan signifikan termasuk Sino Biopharmaceutical (4,8%), China Tower Corp. (3,9%), dan Techtronic Industries (3,7%).
Pivot : 24,422
R1 : 24,726 S1 : 24,252
R2 : 24,896 S2 : 23,948
R3 : 25,200 S3 : 23,778
NASDAQ
Opportunity:Buy Limit: 22,970 | SL: 22,870 | TP: 23,150
Saham berjangka AS melemah tipis pada hari Rabu karena investor bersikap hati-hati menjelang rilis laporan keuangan perusahaan terbaru dan data indeks harga produsen terbaru. Bank-bank besar termasuk Bank of America, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley akan melaporkan pendapatan sebelum bel pembukaan, bersama dengan raksasa layanan kesehatan Johnson & Johnson. Di sisi ekonomi, laporan PPI bulan Juni menjadi fokus, karena pasar mencari kejelasan lebih lanjut tentang bagaimana kebijakan tarif Presiden Trump memengaruhi harga produsen dan tren inflasi. Dalam sesi reguler hari Selasa, Dow Jones turun 0,94% dan S&P 500 turun 0,4%, tertekan oleh data inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Juni, yang memperkuat kekhawatiran tentang tekanan harga yang didorong oleh tarif. Sebaliknya, Nasdaq Composite naik 0,18%, didorong oleh reli 4% di Nvidia setelah perusahaan tersebut menyatakan optimisme tentang dimulainya kembali penjualan chip AI H20 ke Tiongkok.
Pivot : 23,080.08
R1 : 23,164.17 S1 : 22,939.17
R2 : 23,305.08 S2 : 22,855.08
R3 : 23,389.17 S3 : 22,714.17
COMMODITY ZONE BY ALWI ASSEGAF
Gold
Opportunity: Bearish selama di bawah 3.340, testing support 3.307-3.295.
Harga emas mengalami penurunan pada hari Selasa seiring pelaku pasar menantikan pembaruan terkait kebijakan tarif perdagangan, sementara laporan inflasi AS menunjukkan kenaikan harga konsumen yang sesuai dengan ekspektasi.
Harga emas spot turun sebesar 0,5% menjadi $3.328,06 per ons pada pukul 13:45 waktu EDT (17:45 GMT). Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 0,7% di $3.336,70.
Kenaikan dolar AS sebesar 0,6% turut menekan harga emas karena membuat komoditas ini menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Pivot : 3.340
R1 3.340 R2 3.359 R3 3.375
S1 3.320 S2 3.307 S3 3.295
Oil
Opportunity: Bearish selama di bawah 67,69, testing support 66,25-65,34.
Harga minyak turun kurang dari 1% pada hari Selasa setelah pernyataan Presiden AS yang memberikan batas waktu 50 hari bagi Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina meredakan kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan dalam waktu dekat.
Kontrak berjangka minyak mentah Brent ditutup melemah 50 sen, atau 0,7%, menjadi $68,71 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 46 sen, atau 0,7%, menjadi $66,52 per barel.
Penurunan ini terjadi setelah sebelumnya harga sempat menguat akibat potensi sanksi tambahan terhadap Rusia. Namun, batas waktu 50 hari yang diberikan menenangkan pasar dengan memberikan ruang negosiasi, sehingga kekhawatiran terhadap pengetatan pasokan secara langsung berkurang.
Pivot: 67,69
R1 67,69 R2 68,39 R3 69,63
S1 66,25 S2 65,34 S3 64,18
DAILY ECONOMIC DATA
WEBINAR HARI INI (Rabu, 16 Juli 2025)
Halo, Sobat Trader…
Mau tingkatkan potensi profit trading Dollar AS & Emas bersama analyst profesional TPFx Indonesia? Mari bergabung di program unggulan seru dari TPFx Indonesia dengan tema:
Menganalisis Tren Pasar Menjelang Rilis PPI AS
Catat jam dan waktunya ya!
![]() | Rabu, 16 Juli 2025 |
![]() | 13.00 WIB |
![]() | Online Event : Zoom & YouTube TPFX Indonesia |
Silakan klik link di sini untuk join: