Market Highlight (17/12/2024)

feature market highlights

market highlightsFOREX ZONE BY HAKIM DAN TEGUH

AUDUSD

Opportunty: Bearish Range   0,63700 – 0,62700

Aussie bertahan di jalur pelemahannya, bahkan mendekati level terendahnya dalam setahun, tertekan oleh Dollar AS yang lebih kuat. Greenback menguat karena investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada tahun 2025, meskipun langkah minggu ini hampir sepenuhnya diperhitungkan. Investor juga bereaksi terhadap data ekonomi yang beragam di China, dengan penjualan ritel melambat lebih dari perkiraan pada bulan November, sementara sektor industri produksi tumbuh lebih dari yang diperkirakan. Di dalam negeri, para pedagang menunggu pembaruan pemerintah Australia mengenai prospek anggarannya yang diperkirakan akan memproyeksikan defisit lebih besar karena melemahnya aktivitas di China, mitra dagang utama Australia. Di bidang kebijakan moneter, Menteri Keuangan Jim Chalmers mengumumkan dua anggota baru untuk dewan penentu suku bunga bank sentral, yaitu bankir Marnie Baker dan profesor ekonomi Renee Fry-McKibbin.

Pivot : 0,63655

R1 : 0,63862               S1 : 0,63489  

R2 : 0,64028               S2 : 0,63282

R3 : 0,64235               S3 : 0,63116


USDJPY

Opportunty: Bullish Range  154,100 – 155,100

Yen Jepang terus tertekan, bahkan mencapai level terlemahnya dalam 3 minggu di tengah spekulasi bahwa Bank of Japan akan membatalkan kenaikan suku bunga minggu ini. Para pedagang hampir tidak memperhitungkan kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan BOJ bulan Desember menyusul laporan bahwa bank sentral melihat “sedikit biaya” dalam menunda pengetatan lebih lanjut. Pejabat BOJ telah mengindikasikan bahwa mereka ingin melihat lebih banyak bukti pertumbuhan upah sebelum melanjutkan dengan penyesuaian kebijakan tambahan. Pada saat yang sama, beberapa pembuat kebijakan mencatat bahwa risiko yen yang lemah mendorong inflasi lebih tinggi menjadi kurang menjadi perhatian. Di sisi ekonomi, data menunjukkan bahwa pesanan mesin inti di Jepang, indikator utama belanja modal dalam enam hingga sembilan bulan mendatang, melampaui ekspektasi pada bulan Oktober. Aktivitas manufaktur dan jasa juga membaik pada bulan Desember.

Pivot : 153,977

R1 : 154,639               S1 : 153,483  

R2 : 155,133               S2 : 152,821

R3 : 155,795               S3 : 152,327


GBPUSD

Opportunity: Bearish menuju 1.2572 – 1.2536

Sesuai perkiraan, Pounds bergerak menguat pada perdagangan Senin kemarin. Penguatan Mata-uang poundsterling didukung oleh Sektor Jasa U.K yang kian membaik yang membuat pounds terdorong menguat. Memasuki sesi market U.S Amerika, pounds kembali menguat setelah rilis data Manufaktur U.S terus menurun. GBP berpotensi untuk melemah pada perdagangan hari ini yang disebabkan oleh adanya rilis data Tenaga-kerja U.K yang diprediksikan akan mengalami pelemahan. Disatu-sisi laporan data Retail Sales U.S malam nanti akan mengalami kenaikan sebesar 0.6% versus 0.4% angka sebelumnya.

Open : 1.2682      Pivot : 1.2662

R1 : 1.2717           S1 : 1.2626

R2 : 1.2752           S2 : 1.2572

R3 : 1.2807           S3 : 1.2536


EURUSD

Opportunity: Bearish menuju 1.0452 – 1.0430

EUR ditutup menguat pada perdagangan Senin kemarin. Mata-uang Euro sempat melemah pada sesi perdagangan Eropa yang disebabkan lemahnya data Ekonomi kawasan Uni Eropa seperti Italia dan Prancis yang mengalami angka penurunan untuk CPI dan Yield Obligasi disana. Hari ini para pelaku pasar akan fokus pada laporan German ZEW Economic Sentiment yang diprediksikan akan mengalami pelemahan dan ZEW Econimc Sentiment kawasan Negara Eropa juga akan mengalami penurunan di angka 11.8 versus 12.5 angka sebelumnya. EUR berpotensi melemah yang juga diperkuat oleh laporan data Ekonomi Retail Sales U.S malam nanti yang akan mengalami penguatan.

Open : 1.0509     Pivot : 1.0502

R1 : 1.0531       S1 : 1.0481

R2 : 1.0552       S2 : 1.0452

R3 : 1.0581       S3 : 1.0430


USDCHF

Opportunity: Bullish menuju 0.8979 – 0.9011

Swiss masih dalam tekanan U.S dollar pada perdagangan Senin kemarin. Lemahnya mata-uang Swiss ini diakibatkan oleh laporan data PPI Swiss yang turun sebesar -0.6% versus -0.3% angka sebelumnya. CHF masih berpotensi untuk melemah pada perdagangan hari ini yang disebabkan oleh rilisnya laporan data Retail Sales U.S yang diprediksikan akan mengalami penguatan yang akan menekan kembali mata-uang Swiss franc.

Open : 0.8943     Pivot : 0.8929

R1 : 0.8960         S1 : 0.8911

R2 : 0.8979         S2 : 0.8879

R3 : 0.9011         S3 : 0.8861


DXY

Opportunty: Bearish Range   106,500 – 106,000

Pergerakan mata uang Dollar AS masih berupaya menguat, penguatan tersebut nampak pada Indeks Dollar AS (DXY) yang naik mencapai level tertinggi dalam 3 minggu, karena para pedagang menunggu keputusan suku bunga The Fed dan menilai data ekonomi utama. The Fed secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga dana federal sebesar 25bps lagi, namun investor akan memantau dengan cermat proyeksi ekonomi terkini, khususnya prospek penurunan suku bunga pada tahun 2025, dengan pasar kini memperkirakan hanya akan tiga kali penurunan suku bunga. Dari sisi data, S&P Global Flash PMI menunjukkan kejutan pertumbuhan kuat dalam aktivitas sektor swasta bulan ini yang disebabkan oleh lonjakan sektor jasa sementara penurunan manufaktur semakin dalam. Greenback menguat paling besar terhadap Euro dan Yen tetapi terdepresiasi terhadap Pounds Inggris. Baik Bank of England dan Bank of Japan dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan moneter mereka minggu ini, dan diperkirakan tidak ada perubahan pada suku bunga utama.

Pivot : 106,592

R1 : 106,769               S1 : 106,348  

R2 : 107,013                S2 : 106,171

R3 : 107,190               S3 : 105,927


market highlights

INDICES ZONE BY FEDI

NIKKEI

Opportunity: Bearish menuju 39,438

Indeks Nikkei 225 naik 0,6% menjadi sekitar 39.680, sedangkan Indeks Topix yang lebih luas naik 0,5% menjadi 2.750 pada hari Selasa, memulihkan penurunan dari sesi sebelumnya. Reli ini sebagian besar dipicu oleh kinerja yang kuat di Wall Street, dimana saham-saham teknologi berkinerja lebih baik. Investor juga bersiap menghadapi perkiraan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada minggu ini, dengan banyak perhatian tertuju pada proyeksi The Fed untuk tahun 2025.

Di dalam negeri, pasar berspekulasi bahwa Bank of Japan mungkin menunda kenaikan suku bunga pada bulan ini. Pejabat BOJ pekan lalu menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak waktu untuk menilai data ekonomi terbaru. Saham industri dan konsumen memimpin kenaikan, dengan kinerja penting dari Mitsubishi Heavy Industries (+2.7%), Kawasaki Heavy Industries (+1.8%), IHI Corp (+3.8%), Sanrio (+5.2%), dan Nintendo (+2.5 %).

Pivot : 39,578

R1 : 39,796                 S1 : 39,441

R2 : 39,933                 S2 : 38,223

R3 : 40,288                 S3 : 38,868


HANGSENG

Opportunity: Bullish menuju 19,891

Hang Seng turun 176 poin atau 0,9% menjadi berakhir pada 19.795 pada hari Senin, berakhir lebih rendah untuk sesi kedua dan mencapai level terendah sejak 6 Desember. Perlambatan tak terduga dalam perdagangan ritel Tiongkok membebani sentimen, menyoroti kesulitan ekonomi yang sedang berlangsung. Sementara itu, badan statistik Tiongkok mengatakan permintaan domestik masih lemah di tengah kondisi global yang penuh tantangan.

Semua sektor melemah, terseret oleh sektor teknologi, properti, dan konsumen. Namun, kemerosotan tersebut dibatasi oleh sedikit kenaikan pada kontrak berjangka AS, dengan pasar menunggu keputusan suku bunga The Fed pada minggu ini. Bank sentral diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga sebesar 25bps meskipun terjadi peningkatan inflasi baru-baru ini. Sementara itu, seorang pejabat PBoC mengatakan pada hari Sabtu bahwa bank sentral melihat ruang untuk memangkas RRR lebih lanjut tahun depan.

Di bidang fiskal, Beijing akan menaikkan defisit anggaran tahun 2025 untuk memungkinkan lebih banyak penerbitan obligasi pemerintah. Saham-saham yang mengalami penurunan signifikan termasuk Longfor Group (-4.9%), SenseTime Group (-4.5%), SITC Intl. (-3.4%), dan Manufaktur Semikon (-2.5%).

Pivot : 19,848

R1 : 19,998     S1 : 19,608

R2 : 20,238     S2 : 19,458

R3 : 21,628     S3 : 19,068


NASDAQ

Opportunity: Sell Limit: 22,530 | SL: 22,630 | TP: 21.861

Saham berjangka AS sedikit berubah pada hari Selasa, menyusul sesi beragam di Wall Street karena investor menunggu keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve. Dalam perdagangan reguler hari Senin, Dow tergelincir 0,25%, menandai kerugian kedelapan hari berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang sejak 2018.

Sementara itu, S&P 500 naik 0,38%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,24%, mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa. Yang memimpin kenaikan Nasdaq adalah Tesla (+6,1%) dan Broadcom (+11,2%), dengan Broadcom melewati valuasi pasar $1 triliun pada minggu lalu. Perusahaan teknologi kelas berat lainnya juga membukukan kinerja yang kuat: Apple bertambah 1,2%, dan Alphabet naik 3,5%, keduanya mencapai level tertinggi baru sepanjang masa.

Namun, Nvidia mengalami penurunan 1,7%. MicroStrategy turun tipis 0,04% menjelang dimasukkannya ke dalam Nasdaq 100, sementara SMCI turun 8,3% karena bersiap untuk keluar dari indeks. Ke depan, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu, dengan sebagian besar fokus pasar kini tertuju pada prospek bank sentral untuk tahun 2025.

Pivot : 22,004.00

R1 : 22,247.50            S1 : 21,857.75

R2 : 22,393.75            S2 : 21,614.25

R3 : 22,783.50            S3 : 21,224.50


 


COMMODITY ZONE BY ALWI ASSEGAF

Gold

Opportunity: Bearish selama di bawah 2.665, Target 2.632

Harga emas spot menguat pada perdagangan Senin, didukung oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan pelemahan dolar AS. Pelaku pasar menanti hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve, di mana diperkirakan akan ada pemotongan suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini serta pandangan mengenai prospek ekonomi tahun 2025. Pada pukul 01:41 p.m. ET (1841 GMT), harga emas spot naik 0,2% ke level $2.654,27 per ounce, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 0,2% ke $2.670 per ounce.

Faktor geopolitik turut menopang permintaan emas sebagai aset aman. Salah satunya adalah langkah Israel yang menyetujui rencana untuk menggandakan populasi di Dataran Tinggi Golan, mengutip ancaman dari Suriah meskipun situasi di negara tersebut mulai menunjukkan perubahan setelah Presiden Bashar al-Assad digulingkan. Selain itu, Tiongkok kembali aktif membeli emas, yang memberikan dukungan tambahan terhadap logam mulia ini. Diperkirakan, Tiongkok akan memperkuat langkah-langkah stimulus untuk memulihkan ekonominya, yang dapat semakin meningkatkan harga emas.

Suku bunga yang lebih rendah juga menjadi faktor pendukung utama bagi emas, karena kondisi ini membuat aset non-imiah seperti emas menjadi lebih menarik. Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 0,25% dalam pertemuan dua harinya yang dimulai pada Selasa. Namun, jika The Fed memberikan sinyal penghentian pemotongan suku bunga setelah Desember, harga emas mungkin akan tertekan.

Pivot : 2.665

R1  2,665   R2  2,675   R3 2,690

S1  2,643  S2  2,632   S3 2,616


Oil

Opportunity: Bullish selama bertahan di 69.82, target 70.90

Harga minyak mentah bergerak stabil pada perdagangan awal Asia, Selasa, di tengah kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan dari Tiongkok dan fokus pasar pada keputusan suku bunga Federal Reserve. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tercatat melemah 6 sen ke level $70,65 per barel pada pukul 0112 GMT, sementara Brent crude turun 1 sen ke $73,90 per barel.

Harga minyak mengalami tekanan akibat aksi ambil untung setelah reli 6% pekan lalu, ditambah dengan data ekonomi Tiongkok yang mengecewakan. Pada Senin, data pengeluaran konsumen yang lemah dari Tiongkok menekan harga minyak, meskipun output industri menunjukkan penguatan. Investor kini cenderung menunggu keputusan kebijakan The Fed yang akan memberikan petunjuk terkait prospek ekonomi ke depan.

Federal Reserve diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 0,25% dalam pertemuan terakhirnya tahun ini. Selain itu, pasar juga menantikan pandangan The Fed terkait proyeksi kebijakan di 2025 dan 2026. Suku bunga yang lebih rendah umumnya mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan permintaan minyak, tetapi prospek inflasi yang lebih tinggi di bawah pemerintahan baru AS dapat memengaruhi langkah kebijakan ke depan.

Pivot: 69.82

R1  71.46  R2  72.24  R3 72.87

S1  69.82   S2 69.06   S3 68.36


 

DAILY ECONOMIC DATA 


WEBINAR HARI INI (Selasa, 17 Desember 2024)

Halo, Sobat Trader…

Mau tingkatkan potensi profit trading Dollar AS & Emas bersama analyst profesional TPFx Indonesia? Mari bergabung di program unggulan seru dari TPFx Indonesia dengan tema:

Menavigasi Pasar Keuangan Di Tengah Antisipasi Data Retail Sales AS

Catat jam dan waktunya ya!

   Selasa, 17 Desember 2024
  13.00 WIB
   Online Event : Zoom & YouTube TPFX Indonesia

Silakan klik link di sini untuk join:

YouTube & Zoom

image-artikel