Market Summary
Pasar saham melemah pada perdagangan Kamis karena investor menghadapi ketidakpastian menjelang tenggat waktu tarif yang ditetapkan Presiden Trump. Meskipun laporan pendapatan dari perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan Meta mengalahkan ekspektasi, kekhawatiran terhadap inflasi dan kebijakan dagang membuat indeks global tertekan. Kondisi ini memperkuat penguatan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang utama.
Trump memberikan kelonggaran 90 hari kepada Meksiko untuk merundingkan kesepakatan dagang yang lebih luas, namun diperkirakan akan tetap memberlakukan tarif final yang lebih tinggi terhadap sebagian besar negara lainnya ketika tenggat waktu berakhir pada Jumat.
Data Ekonomi AS Kuat, Mendukung Sikap Hawkish The Fed
Data ekonomi yang dirilis Kamis menunjukkan inflasi AS meningkat pada Juni. Kenaikan ini dipicu oleh dampak tarif impor yang mulai dirasakan konsumen. Klaim pengangguran mingguan tercatat lebih rendah dari perkiraan. Biaya tenaga kerja kuartal kedua juga naik sedikit di atas ekspektasi, didorong oleh pertumbuhan upah.
Meskipun The Fed mempertahankan suku bunga, Ketua Jerome Powell menegaskan perlunya menunggu data tambahan sebelum membuat keputusan kebijakan pada September. Pernyataan ini menekan pasar saham AS dan memicu kembali kritik dari Presiden Trump.
Wall Street Tertahan, Saham Kecil Tertekan
Di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,74% atau 330,30 poin ke 44.130,98. S&P 500 melemah 0,37% ke 6.339,39 dan Nasdaq turun tipis 0,03% ke 21.122,45. Hanya dua dari sebelas sektor utama di S&P 500 yang mencatat kenaikan. Sementara itu, indeks saham kecil Russell 2000 dan S&P 600 masing-masing melemah 0,93% dan 1,17%, mencerminkan tekanan yang lebih besar pada emiten berkapitalisasi kecil di tengah inflasi tinggi.
Secara bulanan, S&P 500 naik 2,17%, Nasdaq menguat 3,7%, sementara Dow Jones hanya mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,08%.
Bursa Eropa Turun, Saham Sanofi dan Ferrari Mengecewakan
Indeks STOXX 600 Eropa melemah 0,75% ke level terendah dalam lebih dari sepekan. Pelemahan dipicu oleh laporan keuangan yang mengecewakan dari perusahaan seperti Sanofi dan Ferrari, serta tekanan terhadap saham produsen minuman yang terkena tarif impor AS sebesar 15%.
Dollar AS Menuju Kenaikan Bulanan Pertama Tahun Ini
Di pasar mata uang, indeks dollar AS menguat 0,26% ke level 100,05, didukung oleh optimisme terhadap stabilitas ekonomi domestik dan arah kebijakan perdagangan. Euro menguat tipis 0,08% ke $1,1413, sementara peso Meksiko juga menguat 0,23% terhadap dollar.
Namun dollar menguat signifikan terhadap yen Jepang sebesar 0,84% ke 150,76 setelah Bank of Japan mempertahankan suku bunga dan menaikkan proyeksi inflasi. Sebaliknya, won Korea Selatan melemah 0,21% setelah pengumuman tarif AS sebesar 15% terhadap impor dari Korea, yang disertai janji investasi besar Korea di AS.
Pasar Obligasi dan Komoditas: Minyak Melemah, Emas Menguat
Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun tipis menjadi 4,372%, sementara imbal hasil obligasi 30 tahun turun ke 4,8979%. Sebaliknya, yield obligasi 2 tahun justru naik ke 3,957%, mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed.
Harga minyak mentah turun setelah tiga hari penguatan berturut-turut, dipicu oleh lonjakan cadangan minyak AS dan ketidakpastian kelanjutan kesepakatan dagang dengan Meksiko. Minyak WTI ditutup turun 1,06% ke $69,26 per barel, sementara Brent melemah 0,97% ke $72,53 per barel.
Di sisi lain, harga emas spot naik 0,51% ke $3.291,55 per ons, didorong oleh meningkatnya permintaan safe haven di tengah ketidakpastian tarif dan tekanan geopolitik.
Prospek harga Emas Jumat | 01 Agustus 2025
Pergerakan emas pada time frame H4 menunjukkan tekanan bearish setelah harga menembus garis tren naik minor, menandakan pelemahan momentum beli. Saat ini harga masih bertahan di atas support terdekat di 3.285. Jika support ini ditembus, tekanan jual berpotensi mendorong harga turun lebih lanjut menuju area support berikutnya di 3.268 dan 3.247.
Namun selama support 3.285 bertahan, ada peluang terjadinya rebound jangka pendek menuju resistance terdekat di 3.316, lalu 3.333 dan 3.346 sebagai target kenaikan berikutnya. RSI yang masih di bawah level 50 mengindikasikan bahwa tekanan jual masih dominan, namun pantulan teknikal tetap memungkinkan jika tidak ada penembusan support secara meyakinkan.
GOLD INTRADAY AREA
R1 3.316 R2 3.333 R3 3.346
S1 3.285 S2 3.268 S3 3.247
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 3.285 |
Profit Target Level | 3.310 |
Stop Loss Level | 3.265 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 3.315 |
Profit Target Level | 3.290 |
Stop Loss Level | 3.335 |
Prospek harga US Oil Jumat | 01 Agustus 2025
Pergerakan US OIL pada time frame H4 menunjukkan tren bullish jangka pendek. Harga telah menembus resistance penting dan bergerak di atas SMA 50. Saat ini, harga terkoreksi dari area sekitar 70 namun tetap berada di atas support terdekat di 68,40. Selama harga bertahan di atas level ini, koreksi dapat dianggap sebagai pullback sehat dalam tren naik. Potensi rebound mengarah ke resistance berikutnya di 70,47, 71,32, dan 71,64.
Jika level 68.40 ditembus, maka area support selanjutnya berada di 67,52 dan 66,56. RSI yang berada di kisaran 62 menunjukkan momentum bullish masih mendominasi, meskipun ada ruang untuk konsolidasi jangka pendek sebelum potensi lanjutan kenaikan.
US Oil INTRADAY AREA
R1 70,47 R2 71,32 R3 72,33
S1 69,63 S2 68,40 S3 67,52
OPEN POSITION | BUY |
Price Level | 68,60 |
Profit Target Level | 70,30 |
Stop Loss Level | 67,50 |
OPEN POSITION | SELL |
Price Level | 70,45 |
Profit Target Level | 69,65 |
Stop Loss Level | 71,35 |
Dapatkan update seputar pasar dari instrument lainnya di tpfx.co.id . Buka akun demonya disiniGRATISS.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda. Selamat trading dan semoga sukses!