Pasar Tenaga Kerja AS Masih Kuat, Dollar Naik ke Level Tertinggi 13 Bulan

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dollar AS menguat ke level tertinggi dalam 13 bulan pada perdagangan Kamis yang berfluktuasi, didukung oleh data pasar tenaga kerja terbaru dan pernyataan pejabat Federal Reserve terkait prospek suku bunga. Klaim awal pengangguran mingguan turun sebanyak 6.000 menjadi 213.000, angka terendah dalam tujuh bulan terakhir, serta berada di bawah estimasi ekonom sebesar 220.000. Penurunan ini menunjukkan adanya rebound dalam pertumbuhan lapangan kerja setelah gangguan akibat badai dan pemogokan tenaga kerja bulan lalu. Namun, laporan tersebut juga mengindikasikan adanya kelonggaran di pasar tenaga kerja karena waktu yang dibutuhkan bagi pengangguran untuk mendapatkan pekerjaan baru semakin lama. Hal ini tercermin dari jumlah klaim lanjutan yang mencapai level tertinggi dalam tiga tahun, memberikan ruang bagi The Fed untuk kembali memangkas suku bunga pada Desember.

Di sisi lain, bitcoin terus melanjutkan reli yang signifikan, mencatat kenaikan lebih dari 40% sejak pemilu AS. Optimisme pasar dipicu oleh ekspektasi bahwa Presiden terpilih Donald Trump akan melonggarkan regulasi terhadap cryptocurrency. Bitcoin naik 4,23% ke level $98.458 setelah sempat menyentuh rekor tertinggi $99.057. Sentimen positif juga diperkuat oleh pengumuman bahwa Ketua SEC, Gary Gensler, yang dikenal keras terhadap industri kripto, akan mundur pada 20 Januari mendatang.

Dollar AS semakin kuat di tengah pernyataan beberapa pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell, yang mengisyaratkan pendekatan yang lebih lambat dalam penurunan suku bunga. Selain itu, kekhawatiran bahwa kebijakan ekonomi Trump dapat memicu kembali inflasi turut mendorong indeks dollar ke level 107,15, tertinggi sejak Oktober 2023. Indeks dollar naik 0,39% menjadi 107,03, sementara euro turun 0,64% ke $1,0476, mencapai level terendah dalam 13 bulan terakhir di $1,0461.

Ekspektasi terhadap jalur penurunan suku bunga juga mengalami penyesuaian. Saat ini, pasar memperkirakan peluang 55,9% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed Desember, turun dari 72,2% pada pekan sebelumnya berdasarkan data dari CME’s FedWatch Tool. Sementara itu, beberapa pejabat Fed seperti Presiden Federal Reserve Bank of New York, John Williams, menyatakan bahwa inflasi diperkirakan akan menurun lebih lanjut, membuka jalan bagi pemotongan suku bunga tambahan.

Mata uang safe haven seperti yen Jepang dan franc Swiss sempat menguat di tengah kekhawatiran konflik yang meningkat antara Ukraina dan Rusia, namun kemudian berbalik melemah. Dollar melemah 0,56% terhadap yen menjadi 154,56, sementara terhadap franc Swiss, dollar menguat 0,29% menjadi 0,887.

Di pasar saham, indeks utama Wall Street ditutup menguat meskipun sempat bergerak volatil. Sektor utilitas, keuangan, barang kebutuhan pokok, dan industri memimpin penguatan, sementara sektor komunikasi tertekan oleh penurunan saham Alphabet sebesar 6%. Indeks Dow Jones naik 1,06% ke 43.870,35, S&P 500 naik 0,53% ke 5.948,71, dan Nasdaq Composite menguat tipis 0,03% ke 18.972,42.

Harga minyak mentah juga meningkat sekitar 2% setelah adanya kekhawatiran pasokan akibat pertukaran rudal antara Rusia dan Ukraina. Brent naik 1,95% ke $74,23 per barel, sementara WTI meningkat 2% ke $70,10 per barel. Di sisi lain, harga emas spot terus mencatatkan penguatan selama empat sesi berturut-turut, naik 0,8% ke $2.671,28 per ounce, sedangkan kontrak berjangka emas AS naik 0,9% menjadi $2.674,90.

Prospek Harga Emas Hari Jumat (22/11)

Pergerakan emas di time frame H4 terlihat bahwa harga telah berhasil menembus garis tren turun (downtrend line), mengindikasikan potensi perubahan tren dari bearish menjadi bullish. Harga juga berhasil melewati level resistance di 2660, yang kini menjadi support terdekat. Level support lainnya berada di 2643 dan 2619.

Target kenaikan selanjutnya berada pada level resistance di 2680, diikuti oleh 2700 dan 2712. Indikator RSI menunjukkan posisi mendekati area overbought (68,99), yang mengindikasikan momentum bullish masih kuat, namun ada potensi koreksi jika RSI mencapai level overbought. Dukungan dari moving average semakin memperkuat sentimen bullish saat ini.

Data Perdagangan pada hari Kamis (21/11)

Open: 2,649.19    High: 2,673.48   Low: 2,648.80    Close: 2,669.59  Range: 24.68

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,680  R2  2,700   R3 2,712

S1  2,660   S2  2,643  S3 2,619

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.660
Profit Target Level 2.680
Stop Loss Level 2.643
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.700
Profit Target Level 2.685
Stop Loss Level 2.715

Prospek Harga Minyak Hari Jumat (22/11)

Pergerakan US Oil di time frame H4 terlihat bahwa harga saat ini sedang berada di dekat resistance 70.95 setelah berhasil naik dari support di 69.34. Jika harga berhasil menembus resistance tersebut, potensi kenaikan selanjutnya mengarah ke level resistance berikutnya di 71.87 dan 72.87. Namun, jika gagal menembus 70.95, harga berpeluang kembali melemah menuju support di 69.34, dengan support lanjutan di 68.44 dan 67.72.

Tren masih berada di bawah garis tren turun (downtrend line), sehingga tekanan bearish masih berpeluang membayangi pergerakan. Indikator RSI di level 60.21 menunjukkan momentum bullish moderat, namun belum memasuki area overbought.

Data perdagangan pada hari Kamis (21/11)

Open: 69.06   High: 70.36   Low: 68.83   Close: 70.10  Range:  1.53

OIL INTRADAY AREA

R1   70.95  R2  71.87  R3 72.87

S1  69.34   S2 68.44   S3 67.72

OPEN POSITION BUY
Price Level 69.34
Profit Target Level 70.80
Stop Loss Level 68.40
OPEN POSITION SELL
Price Level 70.95
Profit Target Level 69.50
Stop Loss Level 71.90
image-artikel