Pelemahan Pasar Tenaga Kerja AS Picu Pelemahan Dolar Atas Yen

FLASH NEWS

Economic News & Analysis

Dolar AS melemah terhadap yen pada hari Kamis setelah investor mempertimbangkan data yang menunjukkan adanya pelemahan di pasar tenaga kerja serta sedikit kenaikan pada harga konsumen, yang mengindikasikan bahwa Federal Reserve kemungkinan akan terus memangkas suku bunga.

Data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) meningkat 0,2% pada bulan September. Namun, dalam 12 bulan hingga September, CPI naik 2,4%, yang merupakan kenaikan tahunan terkecil sejak Februari 2021.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI naik 0,1% dan meningkat 2,3% secara tahunan. Data lain menunjukkan klaim pengangguran mingguan awal melonjak 33.000 pekan lalu menjadi 258.000 setelah disesuaikan secara musiman, jauh di atas perkiraan 230.000, meskipun sebagian kenaikan ini dikaitkan dengan dampak Badai Helene.

Dolar turun 0,38% menjadi 148,66 yen setelah sebelumnya sempat mencapai level tertinggi 149,58 yen, yang merupakan level tertinggi sejak 2 Agustus. Pernyataan terbaru Deputi Gubernur Bank of Japan, Ryozo Himino, yang mendukung kenaikan suku bunga lebih lanjut jika ekonomi bergerak sesuai dengan proyeksi bank, membantu menekan dolar terhadap yen.

Euro turun ke level terendah sejak 8 Agustus terhadap dolar dan melemah 0,14% menjadi $1,0925. Terhadap franc Swiss, dolar melemah 0,45% menjadi 0,856.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang ini terhadap enam mata uang utama termasuk yen, pound sterling, dan euro, naik tipis 0,07% menjadi 102,96 dalam perdagangan yang berfluktuasi setelah menyentuh level tertinggi sejak 15 Agustus.

Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal, Presiden Federal Reserve Bank Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan bahwa dirinya “sangat nyaman” untuk menunda pemotongan suku bunga pada pertemuan mendatang dari bank sentral AS. Dia menambahkan bahwa ketidakpastian dalam data inflasi dan ketenagakerjaan baru-baru ini dapat menjadi alasan untuk mempertahankan suku bunga pada November.

Para trader memperkirakan peluang hampir 85% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada keputusan kebijakan berikutnya pada 7 November, dan peluang hampir 15% untuk tidak ada perubahan, menurut CME Group’s FedWatch Tool.

Imbal hasil obligasi AS tenor 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, turun 2,8 basis poin menjadi 3,989%.

Dolar Australia, yang sensitif terhadap risiko, naik 0,14% menjadi $0,67280. Sebelumnya, mata uang ini menguat lebih dari 0,3% didukung oleh reli ekuitas di China setelah bank sentral negara tersebut meluncurkan program swap yang bertujuan mendukung pasar saham.

Harga minyak melonjak setelah dua sesi penurunan, didorong oleh lonjakan permintaan bahan bakar saat Badai Milton melanda Florida, serta risiko pasokan dari Timur Tengah dan tanda-tanda peningkatan permintaan dari AS dan China. Minyak mentah AS ditutup naik 3,56% menjadi $75,85 per barel, sementara Brent naik 3,68% menjadi $79,40 per barel.

Harga emas memperpanjang kenaikan pada hari Kamis setelah Trader meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve akan memberikan pemotongan suku bunga bulan depan menyusul data ekonomi terbaru dari AS. Emas spot naik 0,6% menjadi $2.623,58 per ounce pada pukul 13:59 waktu setempat (1759 GMT), sementara emas berjangka AS ditutup naik 0,5% menjadi $2.639,30.

Prospek Harga Emas Hari Jumat (11/10)

Pergerakan emas di time frame H4 menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari penurunan sebelumnya, dengan harga berada di atas level support penting di 2.600, mendukung potensi pembalikan tren. Target terdekat untuk kenaikan berada pada level resistance di 2642,00, yang merupakan resistance dari channel down. Jika resistance tersebut ditembus, maka target kenaikan lanjutan di 2655,00 dan 2670,00.

Namun, jika harga gagal mempertahankan kenaikan ini, potensi penurunan menuju support di 2600,00 dan 2590,00 masih terbuka. Indikator RSI yang berada di sekitar level 50 menunjukkan momentum yang netral, namun ada peluang untuk kenaikan lebih lanjut jika level resistance terdekat berhasil ditembus.

Data Perdagangan pada hari Kamis (10/10)

Open: 2,606.94    High: 2,631.34   Low: 2,601.63    Close: 2,630.21  Range: 29.71

GOLD INTRADAY AREA

R1  2,642 R2  2,655   R3 2,670

S1  2,615    S2  2,600     S3 2,590

OPEN POSITION BUY
Price Level 2.615
Profit Target Level 2.640
Stop Loss Level 2.600
OPEN POSITION SELL
Price Level 2.642
Profit Target Level 2.630
Stop Loss Level 2.660

Prospek Harga Minyak Hari Jumat (11/10)

Pergerakan US Oil di time frame H4 menunjukkan bahwa harga berpotensi penguatan lebih lanjut setelah berhasil bertahan di atas level support 74,59 dan 73,80. Saat ini, harga sedang mendekati level resistance di 77,38, yang menjadi target terdekat untuk kenaikan. Jika level ini berhasil ditembus, target selanjutnya berada di 78,44 dan 80,20.

Sebaliknya, jika terjadi koreksi, support utama berada di 74,59 dengan support tambahan di 73,80 dan 72,68. Indikator RSI yang berada di level 60,22 mencerminkan momentum bullish yang masih cukup kuat, memberikan potensi lanjutan kenaikan jika tekanan beli terus meningkat.

Data perdagangan pada hari Kamis (10/10)

Open: 73.37  High: 76.21   Low: 73.25  Close: 75.45  Range:  2.96

OIL INTRADAY AREA

R1   77.38  R2 78.44  R3 80.20

S1  74.59    S2 73.80   S3 72.68

OPEN POSITION BUY
Price Level 74.60
Profit Target Level 76.60
Stop Loss Level 73.80
OPEN POSITION SELL
Price Level 77.30
Profit Target Level 76.00
Stop Loss Level 78.50
image-artikel