Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Harga emas turun 1% pada Senin, menghentikan tren kenaikan selama empat sesi berturut-turut, seiring penguatan dollar AS yang signifikan. Para investor saat ini fokus pada data ekonomi mendatang dan pernyataan dari pejabat Federal Reserve untuk mencari petunjuk tentang arah kebijakan suku bunga AS di masa depan.
Harga spot gold turun 0,9% menjadi $2.630,99 per ons pada pukul 09:06 GMT, setelah sempat melemah 1% di awal sesi. Sementara itu, harga emas berjangka AS turun 1,01% menjadi $2.653,80.
Indeks dollar AS (.DXY) naik 0,5%, mencatatkan kenaikan harian terbaik dalam lebih dari seminggu. Penguatan dollar membuat emas yang dihargai dalam mata uang tersebut menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga emas juga tertekan oleh komentar Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang mendesak negara-negara BRICS untuk tidak mendukung mata uang alternatif selain dollar AS. Trump memperingatkan bahwa negara yang tidak mematuhi permintaan tersebut berisiko menghadapi tarif 100%.
Pada bulan November, emas mencatatkan penurunan lebih dari 3%, menjadi penurunan bulanan terdalam sejak September 2023. Penurunan ini dipicu kekhawatiran bahwa rencana tarif Trump dapat memperpanjang periode suku bunga tinggi di AS.
Meski demikian, perlambatan aktivitas ekonomi AS yang sedang berlangsung diperkirakan akan mendorong Federal Reserve untuk kembali memangkas suku bunga pada bulan Desember. Hal ini dapat meningkatkan permintaan investasi emas dan mendorong harga emas ke $2.900 per ons pada pertengahan 2025, menurut beberapa analis.
Para pelaku pasar tetap memproyeksikan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember, terutama setelah data indeks harga PCE sesuai dengan ekspektasi pasar pada Rabu lalu.
Beberapa data ekonomi utama AS yang dinantikan pekan ini meliputi laporan lowongan kerja, data ketenagakerjaan ADP, dan laporan nonfarm payrolls. Selain itu, pidato dari pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell, juga akan menjadi sorotan pasar.
Selain itu, emas tetap didukung oleh statusnya sebagai aset safe haven, terutama di tengah ketidakpastian kebijakan yang dapat berdampak negatif pada ekonomi global, ketegangan geopolitik, serta pembelian emas oleh bank sentral.
Fokus pasar selanjutnya akan tertuju pada data ISM Manufacturing PMI AS, yang diperkirakan menunjukkan kontraksi sebesar 47,7 pada bulan Desember, sedikit membaik dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya di level 46,5. Jika hasilnya lebih rendah dari perkiraan, hal ini dapat memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga. Sebaliknya, jika data lebih baik dari perkiraan, hal tersebut dapat mendukung pandangan perlambatan pemangkasan suku bunga, yang pada akhirnya berpotensi menguatkan dollar AS dan menekan harga emas.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa harga emas masih cenderung bergerak dalam tren bearish, dengan level pivot berada di 2.650. Selama harga bertahan di bawah level tersebut, emas berpotensi melanjutkan penurunan untuk menguji area support di 2.608–2.580.
Namun, sebagai skenario alternatif, jika harga berhasil menembus ke atas 2.650, maka tren berpotensi berbalik naik dengan target pengujian di area resistance 2.666–2.678.
Resistance 1: 2.650, Resistance 2: 2.666, Resistance 3: 2.678
Support 1: 2.608, Support 2: 2.593, Support 3: 2.580