Trading Opportunity Pair (TOP)
Pound sterling pada hari Kamis mengalami penurunan terbesar dalam hampir dua tahun terhadap euro dan dalam enam bulan terhadap dolar AS, seiring peralihan investor ke aset safe-haven serta pernyataan Gubernur Bank of England (BoE), Andrew Bailey, yang mengisyaratkan pelonggaran kebijakan moneter lebih cepat.
Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada hari Kamis, Bailey menyatakan bahwa BoE dapat menjadi “sedikit lebih proaktif” dalam memangkas suku bunga jika ada kabar baik lebih lanjut terkait inflasi. Pernyataan ini memicu aksi jual sterling, yang terakhir turun 1,05% menjadi $1,3128, mencatatkan penurunan harian terbesar sejak April.
Mata uang pound dipandang sebagai aset berisiko yang cenderung naik seiring dengan kenaikan ekuitas. Euro terhadap sterling naik 1,05% ke level 84,12 pence, mencapai kenaikan harian terbesar sejak Desember 2022. Analis melihat bawah pasar sebelumnya mengambil posisi long pada pound karena mengharapkan BoE mempertahankan suku bunga sementara bank sentral lainnya melakukan pemotongan. Namun, komentar Bailey mengubah narasi ini dan mendorong investor untuk menarik sebagian investasinya.
Sementara itu, dolar AS yang dianggap sebagai safe-haven mencapai puncak satu bulan, di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah serangan rudal balistik Iran terhadap Israel. Imbal hasil obligasi gilt Inggris bertenor dua tahun, yang sensitif terhadap ekspektasi kebijakan BoE, turun 5,5 basis poin menjadi 3,96%.
Pasar keuangan saat ini memperkirakan kemungkinan 98% bahwa BoE akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November mendatang, sedikit meningkat dari perkiraan sebelumnya. Di akhir tahun, diproyeksikan akan terjadi pemangkasan total 41 basis poin, naik dari 36 basis poin pada hari Rabu.
Data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada hari Jumat menjadi perhatian utama pelaku pasar karena dapat memberikan petunjuk tentang kondisi ekonomi terbesar dunia serta mempengaruhi kebijakan Federal Reserve. Selain itu, rencana anggaran pertama dari pemerintahan Inggris yang baru, yang akan dirilis akhir bulan ini, juga menjadi fokus, dengan imbal hasil obligasi meningkat pada hari Rabu di tengah spekulasi peningkatan penerbitan utang.
George Buckley, ekonom utama Nomura untuk Inggris dan zona euro, merevisi perkiraan penerbitan obligasi gilt menjadi 315 miliar pound ($413 miliar) tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 277,7 miliar pound. Buckley juga menilai bahwa meskipun pajak dan belanja kemungkinan akan lebih tinggi sepanjang proyeksi, keseimbangan cenderung mengarah pada sedikit pelonggaran fiskal, yang pada akhirnya dapat mendukung pandangan bahwa BoE akan melonggarkan kebijakan secara lebih bertahap.
Fokus malam ini akan tertuju pada beberapa data ekonomi seperti unemployment claims, yang akan memberikan gambaran mengenai kekuatan lapangan kerja di AS. Kemudian ada data ISM Services PMI, yang akan menunjukkan seberapa kuat sektor jasa di AS. Kedua data tersebut kemungkinan akan mempegaruhi pergerakan GBP/USD.
Analisis Teknikal
Dari perspektif teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan GBP/USD masih cenderung bergerak bearish, dengan level pivot berada di 1.3200. Selama harga berada di bawah level tersebut, pasangan ini berpotensi besar melanjutkan penurunan untuk menguji area support di kisaran 1.3090-1.3000.
Sebagai skenario alternatif, Trading Central juga mengindikasikan bahwa jika harga berhasil naik di atas level 1.3200, arah selanjutnya kemungkinan akan menguji area resistance di 1.3240-1.3300.
Resistance 1: 1.3300, Resistance 2: 1.3240, Resistance 3: 1.3200
Support 1: 1.3090, Support 2: 1.3040, Support 3: 1.3000