Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Poundsterling melemah pada hari Jumat setelah data resmi menunjukkan bahwa ekonomi Inggris mengalami kontraksi yang tidak terduga pada bulan Oktober. Kondisi ini meningkatkan spekulasi bahwa Bank of England (BoE) mungkin akan mempercepat pemotongan suku bunga tahun depan.
Data dari Kantor Statistik Nasional (ONS) mengungkapkan bahwa aktivitas ekonomi Inggris menyusut sebesar 0,1% di bulan Oktober, berlawanan dengan ekspektasi kenaikan sebesar 0,1% menurut jajak pendapat Reuters. Angka ini juga melanjutkan penurunan sebesar 0,1% yang terjadi pada bulan September, menandai penurunan berturut-turut pertama sejak pandemi COVID-19 di tahun 2020.
Setelah data dirilis, poundsterling sempat merosot hingga 0,43% dan terakhir tercatat turun 0,3% menjadi $1,2635. Sementara itu, terhadap euro, pound melemah 0,4% menjadi 82,895, meskipun masih berada di jalur untuk mencatat kenaikan bulanan kedua terhadap mata uang tunggal tersebut.
Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran bahwa BoE akan menghadapi tekanan untuk bertindak lebih cepat guna mengantisipasi perlambatan ekonomi yang lebih berkepanjangan. Data terbaru menunjukkan penurunan aktivitas di sektor manufaktur, meningkatnya inflasi bahan makanan yang memperburuk daya beli rumah tangga Inggris, serta pasar tenaga kerja yang mulai melemah.
Sementara itu, dolar AS justru menguat setelah laporan Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat untuk bulan November menunjukkan angka yang lebih tinggi dari perkiraan. Data tersebut mengungkapkan bahwa inflasi produsen utama dan inti masing-masing naik menjadi 3% dan 3,4% secara tahunan, melebihi ekspektasi pasar. Secara bulanan, PPI utama naik 0,4%, lebih tinggi dibandingkan rilis sebelumnya sebesar 0,3%, sementara inflasi produsen inti naik 0,2% sesuai ekspektasi.
Kenaikan inflasi produsen ini mengindikasikan meningkatnya biaya input yang cenderung diteruskan oleh pelaku usaha kepada konsumen, sehingga mendorong inflasi konsumen secara keseluruhan. Kondisi ini dapat memaksa Federal Reserve (Fed) untuk lebih berhati-hati dalam menurunkan suku bunga di masa mendatang.
Meski demikian, pasar masih sepenuhnya memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan Fed pada Rabu mendatang, berdasarkan alat CME FedWatch. Namun, data inflasi produsen yang lebih tinggi ini memperkuat argumen bahwa bank sentral AS mungkin akan menghentikan siklus pelonggaran kebijakan pada bulan Januari, khususnya untuk mengantisipasi risiko kenaikan inflasi yang lebih besar.
Dalam konteks global, perbedaan arah kebijakan moneter antara Inggris dan AS semakin menonjol. Dolar yang lebih kuat menambah tekanan pada poundsterling, yang menghadapi tantangan ekonomi domestik yang cukup signifikan.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan GBP/USD masih berada dalam tren bearish dengan level pivot di 1.2680. Selama harga tetap bergerak di bawah level tersebut, target penurunan selanjutnya berada di support 1.2605 hingga 1.2560.
Sebagai alternatif skenario, jika harga berhasil menembus ke atas level pivot 1.2680, potensi pergerakan naik dapat menguji resistance di kisaran 1.2710 hingga 1.2730.
Resistance 1: 1.2680, Resistance 2: 1.2710, Resistance 3: 1.2730
Support1: 1.2605, Support 2: 1.2580, Support 3: 1.2560