Peluang Trading di NZD/USD Setelah RBNZ Pangkas Suku Bunga

Trading Opportunity Pair (TOP)

Market Summary

Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada hari Rabu, meskipun inflasi telah kembali ke target. Bank ini menyatakan bahwa kebijakan moneter masih bersifat ketat. Langkah ini mendorong pasar untuk berspekulasi tentang kemungkinan pelonggaran lebih agresif di masa mendatang, yang mengakibatkan dolar Selandia Baru (kiwi) merosot.

Keputusan untuk menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,75% sejalan dengan ekspektasi pasar dan mayoritas perkiraan ekonom. Dari 28 ekonom yang disurvei oleh Reuters, 17 di antaranya memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin.

Dalam pernyataan kebijakan yang dikeluarkan, RBNZ menjelaskan bahwa pemangkasan Official Cash Rate (OCR) sebesar 50 basis poin dilakukan untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil, sambil menghindari ketidakstabilan yang tidak perlu pada output, lapangan kerja, suku bunga, dan nilai tukar.

Setelah pengumuman tersebut, dolar kiwi jatuh 0,9% menjadi $0,6084, posisi terendah sejak 19 Agustus, sementara suku bunga swap dua tahun turun 7 basis poin menjadi 3,605%. Pasar swap menunjukkan adanya potensi penurunan lebih lanjut sebesar 45 basis poin pada pertemuan RBNZ di bulan November mendatang.

Dalam risalah pertemuan RBNZ, komite menyatakan bahwa inflasi tahunan telah kembali berada dalam kisaran target 1% hingga 3% pada kuartal ketiga, dan diperkirakan akan mendekati titik tengah target sebesar 2%. Data terbaru menunjukkan inflasi tahunan Selandia Baru berada di angka 3,3% pada kuartal kedua.

Bank sentral menambahkan bahwa meskipun suku bunga OCR saat ini sebesar 4,75% masih tergolong ketat, kebijakan moneter berada pada posisi yang baik untuk menghadapi kejutan jangka pendek. Ini adalah pertemuan kedua berturut-turut di mana RBNZ memangkas suku bunga, setelah memulai siklus pelonggaran pada bulan Agustus dengan pemangkasan 25 basis poin.

Ekonomi Selandia Baru kini berada dalam kondisi kelebihan kapasitas, yang mendorong penyesuaian harga dan upah menuju lingkungan inflasi rendah. Penurunan harga impor juga turut berkontribusi pada penurunan inflasi.

Bank sentral memperingatkan bahwa ketegangan di Timur Tengah yang semakin meningkat dapat menimbulkan risiko signifikan terhadap aktivitas ekonomi global dan harga energi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dan China diperkirakan akan melambat dalam waktu dekat. Keputusan RBNZ ini sejalan dengan langkah-langkah serupa dari banyak bank sentral global yang mulai melonggarkan kebijakan moneter setelah kampanye pengetatan agresif untuk mengatasi inflasi.

Meskipun begitu, Australia sebagai negara tetangga Selandia Baru tetap menjadi pengecualian dari tren pelonggaran ini, dengan otoritas moneter di negara tersebut menyatakan bahwa kondisi ketat harus tetap dipertahankan untuk mengendalikan inflasi.

Analis dari bank ASB menyatakan bahwa keputusan RBNZ menegaskan bahwa suku bunga masih jauh di atas tingkat netral, yang berada di kisaran 3-4%.

Analisis Teknikal

Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan NZD/USD masih berada dalam tren bearish, dengan level pivot di 0.6111. Selama pergerakan harga berada di bawah level tersebut, pasangan ini berpotensi melanjutkan penurunan untuk menguji support di kisaran 0.6041-0.6001.

Sebagai skenario alternatif, jika harga berhasil menembus level 0.6111, maka potensi kenaikan dapat terbuka untuk menguji resistance di area 0.6145-0.6165.

Resistance 1: 0.6111, Resistance 2: 0.6145, Resistance 3: 0.6165

Support 1: 0.6041,  Support 2: 0.6021, Support 3: 0.6001

image-artikel