Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Pound Inggris mengalami penurunan setelah rilis data ketenagakerjaan terbaru Inggris yang menunjukkan perlambatan dalam pertumbuhan upah meskipun ada peningkatan signifikan dalam upah hidup nasional. Pada bulan April, pertumbuhan upah melambat menjadi 5,8% selama tiga bulan sebelumnya, sedikit menurun dari 5,9% pada bulan Maret. Perlambatan ini sejalan dengan upaya untuk mengurangi tekanan inflasi.
Namun, pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelonggaran yang tidak terduga, dengan tingkat pengangguran naik menjadi 4,4%, yang merupakan tertinggi sejak musim panas 2021. Data yang beragam ini mempersulit pandangan tentang keputusan kebijakan moneter Bank of England (BoE), terutama terkait waktu pemotongan suku bunga yang potensial.
Meskipun pertumbuhan upah melambat, inflasi sektor jasa yang tetap tinggi berarti pemotongan suku bunga pada bulan Juni tidak mungkin terjadi. Namun, data ini mendukung kemungkinan pemotongan suku bunga pada musim panas ini, seperti yang diperkirakan oleh Komite Kebijakan Moneter (MPC) Bank of England. Thomas Pugh, ekonom di RSM UK, menyatakan bahwa kondisi pasar tenaga kerja saat ini, ditambah dengan penurunan inflasi yang diharapkan lebih lanjut, bisa membenarkan pemotongan suku bunga pada bulan Agustus.
Ekonom lainnya percaya bahwa data hari ini tidak akan mengubah sikap BoE secara signifikan, sehingga pound diperkirakan akan bergerak stabil dalam waktu dekat.
Setelah rilis data ketenagakerjaan Inggris, kurs GBP/USD tetap relatif stabil, diperdagangkan sekitar $1.2728. Sifat data ketenagakerjaan yang beragam berkontribusi pada pergerakan pound yang lesu.
Sementara itu, dolar AS tetap stabil, didukung oleh antisipasi investor terhadap data inflasi AS yang akan datang dan keputusan suku bunga Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). USD tetap mendekati level tertinggi bulanan karena pasar memperkirakan The Fed mempertahankan sikap hawkish karena inflasi yang terus-menerus.
Nathan Sheets, mantan Ekonom Senior di The Fed, mengindikasikan bahwa Federal Reserve kemungkinan akan terus menekankan kemajuan dalam mengurangi inflasi sambil tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga. Ekspektasi pasar terhadap narasi The Fed adalah bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga sambil terus mengawasi metrik inflasi.
Ke depan, fokus akan beralih ke laporan PDB Inggris terbaru yang dijadwalkan rilis besok. Proyeksi menunjukkan bahwa pertumbuhan domestik mungkin terhenti (stagnan) pada bulan April, setelah ekspansi 0,4% pada bulan sebelumnya. Jika dikonfirmasi, ini bisa mengurangi kepercayaan investor pada pound karena kekhawatiran resesi yang kembali muncul.
Di AS, rilis data inflasi dan keputusan suku bunga The Fed akan menjadi hal yang penting. Tanda-tanda inflasi yang terus-menerus bisa menguatkan USD lebih lanjut, karena spekulasi pasar cenderung mengarah pada penundaan pemotongan suku bunga The Fed.
Secara keseluruhan, meskipun data ketenagakerjaan Inggris menunjukkan gambaran yang beragam, indikator ekonomi yang lebih luas dan kebijakan bank sentral di kedua sisi akan terus memainkan peran penting dalam membentuk dinamika kurs GBP/USD.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan mata uang GBP/USD cenderung menunjukkan pola bearish. Level pivot utama yang menjadi acuan berada di 1.2745. Selama harga tetap bergerak di bawah level pivot ini, pasangan GBP/USD diprediksi akan melanjutkan penurunannya menuju area target support di 1.2685 hingga 1.2640. Tekanan jual diperkirakan akan terus mendominasi selama harga tidak mampu menembus level pivot tersebut.
Namun, terdapat alternatif skenario yang perlu diperhatikan. Jika harga berhasil melampaui dan bertahan di atas level pivot 1.2745, maka potensi pembalikan arah menuju pola bullish dapat terjadi. Dalam kondisi ini, pasangan GBP/USD berpotensi bergerak naik menuju area target resistance di 1.2780 hingga 1.2810.
Resistance 1: 1.2745, Resistance 2: 1.2780, Resistance 3: 1.2810.
Support 1: 1.2685, Support 2: 1.2655, Support 3: 1.2640.