Peluang Trading di US OIL Menjelang Data Crude Oil Inventories

Trading Opportunity Pair (TOP)

Market Summary

Harga minyak mentah tetap stabil selama dua hari berturut-turut pada Rabu (20/11) di tengah kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina yang berpotensi mengganggu pasokan minyak dari Rusia. Di sisi lain, tanda-tanda peningkatan impor minyak mentah oleh Tiongkok membantu menahan tekanan harga akibat laporan kenaikan stok minyak mentah di AS.

Kontrak berjangka Brent untuk pengiriman Januari naik 11 sen menjadi $73,42 per barel pada pukul 07:30 GMT. Sementara itu, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember—yang akan berakhir pada Rabu—tetap berada di level $69,39 per barel. Kontrak WTI untuk Januari, yang lebih aktif, naik 18 sen ke $69,42 per barel.

Ketegangan antara Rusia, salah satu produsen minyak utama dunia, dan Ukraina kembali meningkat setelah Ukraina menggunakan rudal ATACMS buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia untuk pertama kalinya. Hal ini direspons oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dengan menurunkan ambang batas untuk kemungkinan serangan nuklir. Ketegangan ini memberikan dukungan terhadap harga minyak, karena pasar khawatir akan risiko gangguan pasokan minyak dari wilayah konflik.

Menurut analis pasar dari IG, harga minyak Brent kemungkinan akan tetap di atas $70 per barel untuk sementara waktu, mengingat pasar terus memantau perkembangan geopolitik. Analis dari ANZ juga mencatat bahwa peningkatan ketegangan ini membawa kembali risiko gangguan pasokan di pasar minyak, yang tetap menjadi fokus utama.

Di sisi permintaan, laporan American Petroleum Institute (API) menunjukkan kenaikan stok minyak mentah AS sebesar 4,75 juta barel pada pekan yang berakhir 15 November. Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan analis yang hanya memproyeksikan kenaikan sebesar 100.000 barel. Namun, stok bensin justru turun 2,48 juta barel, berlawanan dengan ekspektasi kenaikan sebesar 900.000 barel. Stok distilat juga mengalami penurunan sebesar 688.000 barel. Data resmi dari pemerintah AS akan dirilis nanti pada hari Rabu.

Sementara itu, sentimen positif bagi harga minyak datang dari tanda-tanda peningkatan impor minyak oleh Tiongkok, konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Setelah periode impor yang lemah sebelumnya, data dari pelacak kapal Kpler menunjukkan bahwa impor minyak Tiongkok pada bulan November diperkirakan akan mencapai atau mendekati level tertinggi sepanjang masa.

Sepanjang tahun ini, lemahnya impor minyak Tiongkok telah menekan harga minyak global, dengan Brent turun 20% dari puncaknya di bulan April yang mencapai lebih dari $92 per barel. Namun, jika tren peningkatan impor ini berlanjut, hal tersebut dapat memberikan dukungan bagi pemulihan harga minyak.

Fokus pasar selanjutnya tertuju pada data cadangan minyak mentah AS yang akan dirilis malam ini. Crude Oil Inventories diproyeksikan turun 100 ribu barel pada minggu lalu, setelah mencatat peningkatan sebesar 2,1 juta barel di minggu sebelumnya. Penurunan cadangan yang melebihi ekspektasi dapat menjadi katalis positif bagi harga minyak, sementara peningkatan cadangan berpotensi memicu koreksi harga.

Analisis Teknikal

Secara teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan US Oil masih cenderung bullish, dengan level pivot di 68,90. Selama harga bergerak di atas level ini, terdapat potensi kenaikan untuk menguji area resistance di 70,10–71,00.

Sebagai alternatif, jika harga bergerak turun di bawah 68,90, arah selanjutnya diperkirakan akan melemah untuk menguji area support di 68,50–67,85.

Resistance 1: 70.10, Resistance 2: 70.50, Resistance 3: 71.00

Support 1: 68.90,  Support 2: 68.50, Support 3: 67.85

image-artikel