Peluang Trading di US OIL Menjelang Data EIA & Testimoni Powell

Trading Opportunity Pair (TOP)

Market Summary

Harga minyak turun pada hari Rabu karena dampak dari Badai Beryl mereda dan data inflasi menyoroti permintaan konsumen yang tetap lemah di China, importir minyak mentah terbesar.

Futures Brent turun 58 sen, atau 0,69%, menjadi $84,08 per barel pada pukul 06:32 GMT, setelah turun 1,3% pada sesi sebelumnya. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 48 sen, atau 0,59%, menjadi $80,93 per barel, setelah turun 1,1% pada sesi sebelumnya.

Kedua kontrak telah turun kehilangan sekitar 3% dalam tiga sesi sebelumnya karena tanda-tanda bahwa industri energi Texas relatif tidak terkena dampak signifikan dari Badai Beryl setelah melanda wilayah tersebut pada hari Senin.

Perusahaan minyak dan gas memulai kembali beberapa operasi pada hari Selasa. Beberapa pelabuhan dibuka kembali dan sebagian besar produsen serta fasilitas meningkatkan produksi, meskipun beberapa fasilitas mengalami kerusakan dan listrik belum sepenuhnya pulih.

Kekhawatiran atas permintaan di China juga membebani harga karena harga konsumen di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut tumbuh selama lima bulan berturut-turut pada bulan Juni, tetapi tidak sesuai dengan ekspektasi, sementara deflasi harga produsen terus berlanjut.

Di Timur Tengah, negosiasi untuk mengamankan gencatan senjata dalam perang Gaza akan dilanjutkan di Doha, dengan kepala intelijen Mesir, Amerika Serikat, dan Israel hadir.

Yang membatasi kerugian harga minyak, bagaimanapun, adalah komentar dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang menunjukkan bahwa argumen untuk penurunan suku bunga semakin kuat. Suku bunga yang lebih rendah diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar, dan oleh karena itu, konsumsi minyak.

Setelah komentar Powell, investor terus bertaruh pada hampir 70% kemungkinan bahwa Fed akan memotong suku bunga pada bulan September. “Pernyataan Powell kepada Senat menguatkan perbaikan data selama kuartal Juni, sambil mempertahankan bahwa data yang lebih baik akan meningkatkan keyakinan pada prospek inflasi,” kata analis ANZ dalam catatan pada hari Rabu.

Persediaan minyak mentah dan bensin AS turun masing-masing 1,923 juta barel dan 2,954 juta barel, menurut sumber pasar yang mengutip angka dari American Petroleum Institute pada hari Selasa, menunjukkan permintaan bahan bakar musim panas tetap stabil dan mendorong pemulihan setelah beberapa hari penurunan.

Data resmi dari Administrasi Informasi Energi  (EIA) AS akan dirilis pada pukul 16:30 GMT.  Crude oil inventories diperkirakan bertambah 700 ratus ribu barel, setelah penurunan 12. 2 juta barel di minggu sebelumnya. Bertambahnya cadangan minyak, bisa menjadi faktor pemberat buat harga minyak. Namun, jika angka tersebut ternyata menunjukkan penurunan, maka hal ini bisa menjadikan momentum rebound buat minyak.

Selain itu, investor juga akan kembali mencermati testimoni ketua The Fed Jerome Powell di hadapan kongres, yang akan memberi petunjuk mengenai kapan waktu pemangkasan suku bunga AS.

Analisis Teknikal

Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan US OIL cenderung bullish pada time frame H4, dengan level pivot di 81.20. Selama harga bertahan di atas level tersebut, harga berpotensi naik untuk menguji resistance di 82.00-82.85.

Sebagai alternatif skenario, Trading Central juga melihat bahwa jika harga turun di bawah 81.20, maka tren akan berbalik menjadi bearish, dengan potensi penurunan lanjutan menuju 80.80-80.50.

Resistance 1: 82.00, Resistance 2: 82.45, Resistance 3: 82.85.

Support 1: 81.20, Support 2: 80.80, Support 3: 80.50.

image-artikel