Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Harga emas naik pada perdagangan Asia pada Jumat, mendekati rekor tertinggi, seiring kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global mendorong investor mencari perlindungan dalam logam mulia ini. Sepanjang minggu, emas menunjukkan kenaikan harga yang kuat akibat spekulasi pemotongan suku bunga di Amerika Serikat, yang melemahkan dolar dan menurunkan imbal hasil Treasury. Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, menyusul pembunuhan seorang pemimpin Hamas, juga menambah permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
Harga emas sedang menuju kenaikan lebih dari 3% minggu ini—peningkatan terbaik sejak Maret. Logam mulia ini mendapat manfaat dari permintaan sebagai aset aman di tengah data indeks manajer pembelian dan tenaga kerja AS yang lemah, meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi di negara ekonomi terbesar dunia ini.
Data tersebut menyebabkan penurunan tajam di Wall Street yang merembet ke perdagangan Asia, memicu aksi jual risiko yang lebih luas dan mendorong permintaan emas sebagai safe haven. Data ekonomi yang lemah ini muncul setelah The Fed menyebutkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada bulan September, yang membuat pasar hampir sepenuhnya memperkirakan pemotongan 25 basis poin pada bulan tersebut. Perhatian sekarang beralih pada data nonfarm payrolls yang akan datang untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi AS. Pasar tenaga kerja yang mendingin akan memperkuat prospek pemotongan suku bunga oleh The Fed.
Pada sesi Eropa, harga emas terus naik mendekati $2.470, seiring melemahnya imbal hasil obligasi AS dan dolar AS. Imbal hasil Treasury AS 10 tahun mencapai titik terendah baru dalam enam bulan di dekat 3,95%, sementara ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September tampak semakin pasti. Imbal hasil yang lebih rendah pada aset yang menghasilkan bunga mengurangi biaya peluang memegang investasi dalam aset yang tidak menghasilkan, seperti emas. Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, turun mendekati 104,25.
Ekspektasi bahwa The Fed akan beralih ke normalisasi kebijakan pada bulan September diperkuat setelah Ketua Fed Jerome Powell memberikan panduan dovish mengenai suku bunga. Pada hari Rabu, The Fed mempertahankan suku bunga tetap di kisaran 5,25%-5,50%, namun menyatakan bahwa pemotongan suku bunga bisa menjadi opsi pada bulan September jika inflasi turun sesuai dengan ekspektasi, pertumbuhan ekonomi tetap cukup kuat, dan kondisi pasar tenaga kerja tetap konsisten.
Selain itu, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur ISM AS yang lemah untuk bulan Juli, klaim pengangguran awal tertinggi dalam 11 bulan untuk pekan yang berakhir pada 26 Juli, dan biaya tenaga kerja unit Q2 yang lebih rendah juga meningkatkan risiko perlambatan ekonomi dan permintaan tenaga kerja. Laporan PMI menunjukkan bahwa aktivitas di sektor manufaktur menyusut pada laju yang lebih cepat hingga mencapai 46,8. Jumlah klaim pengangguran awal lebih tinggi dari perkiraan yaitu 249 ribu dibandingkan perkiraan 236K ribu dan rilis sebelumnya 235 ribu. Biaya Tenaga Kerja Unit, yang merupakan ukuran kunci dari total biaya yang ditanggung oleh pemberi kerja untuk merekrut pekerja, tumbuh dengan laju yang sangat lambat sebesar 0,9% dibandingkan dengan ekspektasi 1,8% dan rilis sebelumnya 3,8%.
Fokus selanjutnya akan tertuju pada data ketenagakerjaan AS yag akan dirilis malam nanti. Data tenaga kerja resmi ini akan memberikan gambaran kondisi pasar tenaga kerja, yang akan mempengaruhi spekulasi pasar mengenai kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) pada bulan September.
Non-Farm Payroll (NFP) AS diperkirakan akan menunjukkan bahwa 175 ribu pekerja baru dipekerjakan pada bulan Juli, turun dari tambahan sebelumnya sebanyak 206 ribu. Tingkat pengangguran diperkirakan tetap stabil di 4,1%. Investor juga akan fokus pada data Rata-rata Penghasilan Per Jam, yang merupakan ukuran utama pertumbuhan upah yang mendorong pengeluaran konsumen dan pada akhirnya mempengaruhi tekanan harga. Secara tahunan, pertumbuhan upah diperkirakan melambat menjadi 3,7% dari bacaan sebelumnya 3,9%, dengan angka bulanan tetap stabil sebesar 0,3%. Data pertumbuhan upah yang lebih lemah dari perkiraan akan mengurangi kekhawatiran inflasi yang persisten, yang akan memperkuat prospek pemotongan suku bunga oleh The Fed. Sebaliknya, angka yang tetap tinggi akan melemahkan prospek tersebut.
Analisis Teknikal
Berdasarkan analisis teknikal dari Trading Central, harga emas masih berpotensi bullish, dengan level pivot berada di 2.441. Selama harga tetap berada di atas pivot tersebut, ada peluang untuk melanjutkan kenaikan dan menguji area resistance di kisaran 2.479-2.500.
Sebagai skenario alternatif, jika harga turun di bawah 2.441, kemungkinan harga akan bergerak turun untuk menguji level support di area 2.430-2.421.
Resistance 1: 2.479, Resistance 2: 2.490, Resistance 3: 2.500
Support 1: 2.441, Support 2: 2.430, Support 3: 2.421.