Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Pound Sterling (GBP) menunjukkan pemulihan signifikan terhadap dollar AS (USD), bergerak mendekati level 1.2925 selama sesi perdagangan Eropa pada Kamis. Setelah mengalami koreksi ringan dalam lima hari perdagangan terakhir dari level tertinggi empat bulan di sekitar 1.3000, pasangan GBP/USD kembali menguat. Pemulihan ini didorong oleh pelemahan dollar AS, meskipun Amerika Serikat (AS) memberlakukan tarif 25% untuk impor mobil dan komponennya.
Indeks dollar AS (DXY), yang mengukur nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, terkoreksi ke 104.30 setelah sebelumnya mencapai level tertinggi tiga minggu di 104.70. Sementara tarif baru seharusnya menekan minat risiko investor, pasar memproyeksikan dampaknya justru akan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS, mengingat biaya tambahan kemungkinan akan ditanggung oleh konsumen melalui kenaikan harga barang.
Dari sisi kebijakan moneter, Presiden Federal Reserve Minneapolis, Neel Kashkari, menyarankan agar bank sentral mempertahankan suku bunga di kisaran saat ini, yaitu 4.25%-4.50%. Ia mengungkapkan bahwa ketidakpastian kebijakan ekonomi, termasuk potensi lonjakan inflasi akibat tarif, menjadi tantangan bagi The Fed. Meski lonjakan inflasi bisa memicu kenaikan suku bunga lebih lanjut, dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi juga memberikan alasan untuk pelonggaran kebijakan.
Sterling juga berhasil menguat terhadap sejumlah mata uang utama pada Kamis setelah mampu menghapus sebagian besar kerugian yang dialami pada sesi sebelumnya. Penurunan ini sebelumnya dipicu oleh data Indeks Harga Konsumen (CPI) Inggris untuk Februari yang lebih rendah dari ekspektasi. CPI utama meningkat sebesar 2.8% secara tahunan, sementara CPI inti naik 3.5%, dengan inflasi jasa tetap di 5%. Perlambatan ini memberikan indikasi potensi sikap dovish dari Bank of England (BoE).
Selain itu, pernyataan musim semi dari Menteri Keuangan Inggris, Rachel Reeves, memberikan sedikit kepastian kepada investor. Reeves mengurangi rencana belanja negara, menjaga aturan fiskal, dan menegaskan tidak akan ada kenaikan pajak. Ia juga menyatakan bahwa revisi belanja kesejahteraan akan menghemat sekitar £4.8 miliar. Meski pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP) untuk tahun ini dipangkas menjadi 1%, proyeksi untuk empat tahun ke depan mengalami peningkatan.
Ke depan, perhatian pasar akan tertuju pada data GDP Inggris kuartal IV serta data Penjualan Ritel untuk Februari yang dijadwalkan rilis pada Jumat. Data ini diharapkan memberikan gambaran lebih jelas terkait kondisi ekonomi Inggris dan prospek nilai tukar Sterling.
Pasar juga akan mencermati data GDP dan klaim pengangguran AS yang akan dirilis malam ini. Jika data tersebut menunjukkan perlambatan ekonomi AS, reli Sterling berpotensi berlanjut. Sebaliknya, jika ekonomi AS terbukti tetap kuat, dollar dapat mengalami rebound, yang pada gilirannya dapat menekan Sterling kembali terkoreksi.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan GBP/USD masih memiliki peluang untuk melanjutkan tren bullish pada time frame H4, dengan level pivot berada di 1.2890. Selama harga tetap berada di atas level tersebut, potensi kenaikan akan berfokus pada pengujian resistance di kisaran 1.2945-1.2985.
Sebagai skenario alternatif, jika harga turun di bawah level pivot 1.2890, arah pergerakan kemungkinan akan berbalik menguji area support di 1.2870-1.2855.
Resistance 1: 1.2945, Resistance 2: 1.2965, Resistance 3: 1.2985
Support1: 1.2890, Support 2: 1.2870, Support 3: 1.2855