Dollar AS Menguat Tipis di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Dollar AS bergerak stabil pada perdagangan Kamis (4/9), di tengah volatilitas pasar obligasi global dan data tenaga kerja yang melemah. Laporan terbaru menunjukkan lowongan kerja di Amerika Serikat turun ke level terendah dalam 10 bulan pada Juli, menambah keyakinan pasar bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga.
Menurut CME FedWatch, probabilitas pemangkasan suku bunga pada pertemuan September mendekati 100%, naik dari 89% pekan sebelumnya. Pasar juga memperkirakan total 139 basis poin pelonggaran hingga akhir 2025. Beberapa ekonom, termasuk James Knightley dari ING, bahkan memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga 25 bps di tiga pertemuan berturut-turut (September, Oktober, dan Desember).
Kondisi ini membuat investor lebih berhati-hati menjelang rilis data tenaga kerja non-pertanian (NFP) pada Jumat. Data tersebut akan menjadi kunci arah kebijakan moneter The Fed dalam beberapa bulan ke depan.
Poundsterling Tertekan Kekhawatiran Fiskal Inggris
Poundsterling diperdagangkan sedikit menguat di level $1,3455, namun masih mencatatkan penurunan mingguan ketiga berturut-turut. Kekhawatiran atas kondisi fiskal Inggris menekan sentimen investor, terutama setelah imbal hasil obligasi pemerintah Inggris (gilt) bertenor 30 tahun sempat melonjak ke level tertinggi sejak 1998.
Biasanya, kenaikan imbal hasil mendukung penguatan mata uang. Namun kali ini, lonjakan tersebut lebih dipicu oleh kekhawatiran inflasi dan stabilitas fiskal, sehingga justru menekan pergerakan sterling.
Gubernur Bank of England, Andrew Bailey, menyatakan bahwa suku bunga kemungkinan besar akan terus diturunkan. Meski demikian, ia menegaskan ketidakpastian terkait seberapa cepat dan kapan langkah pelonggaran berikutnya akan diambil.
Pasar Menantikan Keputusan Bank of England
Pasar derivatif saat ini memperkirakan BoE hampir pasti memangkas suku bunga pada 18 September. Namun peluang pemangkasan lebih lanjut pada November turun signifikan, dari 67% sebulan lalu menjadi hanya 18%.
Situasi ini membuat sterling berpotensi bergerak sideways di bawah $1,35 dalam jangka pendek, terutama dengan adanya ketidakpastian menjelang anggaran musim gugur (Autumn Budget) yang akan dipresentasikan Menteri Keuangan Rachel Reeves pada 26 November. Reeves berjanji menjaga disiplin fiskal, namun pasar obligasi tetap khawatir karena Inggris kini memiliki biaya pinjaman tertinggi di antara negara-negara G7.
Fokus ke Data-data Ekonomi AS
Menjelang malam nanti, fokus utama pasar akan tertuju pada rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat, yaitu ADP Non-Farm Employment Change, Unemployment Claims, serta ISM Services PMI. Ketiga data ini berpotensi memberikan volatilitas signifikan pada pergerakan GBP/USD, mengingat dollar AS kerap bereaksi kuat terhadap perkembangan kondisi ketenagakerjaan dan aktivitas sektor jasa.
Jika data-data tersebut dirilis lebih baik dari perkiraan, maka dollar AS berpeluang menguat sehingga menekan pergerakan GBP/USD. Sebaliknya, jika hasilnya mengecewakan, peluang penguatan pound sterling terhadap dollar AS bisa kembali terbuka. Dengan demikian, para pelaku pasar perlu mencermati rilis data malam ini sebagai penentu arah pergerakan GBP/USD dalam jangka pendek.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan GBP/USD pada time frame H4 masih cenderung bullish, dengan level pivot penting di 1,3390. Selama harga bertahan di atas level ini, peluang kenaikan tetap terbuka dengan target uji ke area resistance 1,3465–1,3535.
Namun, sebagai skenario alternatif, apabila harga menembus ke bawah 1,3390, maka arah pergerakan diperkirakan akan berubah melemah untuk menguji area support di 1,3360–1,3330.
Resistance 1: 1.3465 Resistance 2: 1.3500 Resistance 3: 1.3535
Support1: 1.3390 Support 2: 1.3360 Support 3: 1.3330
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.