Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Harga minyak mentah naik pada hari Rabu akibat penurunan pasokan dari Rusia dan anggota OPEC, serta berkurangnya cadangan minyak mentah AS pada pekan lalu. Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan sekitar 4 juta barel dalam stok minyak mentah AS, meskipun terjadi peningkatan besar pada inventaris bensin dan distilat.
Minyak mentah Brent naik 69 sen (0,90%) menjadi $77,74 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 87 sen (1,17%) menjadi $75,12 per barel pada pukul 09:54 GMT.
Produksi minyak OPEC pada Desember mengalami penurunan setelah dua bulan kenaikan. Pemeliharaan lapangan minyak di Uni Emirat Arab menyeimbangkan peningkatan produksi dari Nigeria dan anggota OPEC lainnya. Di Rusia, rata-rata produksi minyak pada Desember mencapai 8,971 juta barel per hari, di bawah target yang telah ditetapkan. Penurunan ekspor minyak mentah melalui pelabuhan barat Rusia turut memengaruhi harga.
Sementara itu, langkah stimulus ekonomi yang diumumkan oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) di China meningkatkan optimisme akan pertumbuhan permintaan minyak. China, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, diharapkan mendorong konsumsi energi global dengan penghapusan hambatan pasar domestik.
Laporan mingguan API juga mencatat penurunan signifikan sebesar 4,022 juta barel dalam inventaris minyak mentah AS untuk minggu yang berakhir pada 3 Januari, dibandingkan dengan penurunan 1,442 juta barel pada minggu sebelumnya. Hal ini memberikan dukungan tambahan bagi harga WTI, yang saat ini berada di kisaran $74,15.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina diperkirakan terus memberikan tekanan pada pasar minyak. Meskipun saat ini pasar minyak berada dalam pola pergerakan terbatas, data pekerjaan AS dan FOMC meeting minutes mendatang dapat memberikan pengaruh terhadap harga dalam waktu dekat.
Harga minyak diproyeksikan akan sedikit lebih rendah pada 2025 dibandingkan 2024, sebagian karena peningkatan produksi dari negara-negara non-OPEC. Namun, secara keseluruhan, dinamika pasar minyak masih sangat dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan kebijakan ekonomi global.
Analisis Teknikal
Dari perspektif teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan US Oil pada time frame H4 masih memiliki potensi bullish, dengan level pivot di 74.50. Selama harga bertahan di atas level tersebut dalam 4 jam berikutnya, peluang untuk melanjutkan tren bullish tetap terbuka, dengan target resistance di kisaran 75.75-76.40.
Sebagai alternatif skenario, jika harga turun dan menembus level 74.50, arah pergerakan selanjutnya diperkirakan akan menguji area support di kisaran 73.80-73.10.
Resistance 1: 75.75, Resistance 2: 76.00, Resistance 3: 76.40
Support1: 74.50, Support 2: 73.80, Support 3: 73.10