Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Dollar AS kembali tertekan pada perdagangan hari Rabu, mencatat pelemahan signifikan terhadap mata uang utama lainnya, terutama terhadap franc Swiss dan euro. Ketegangan baru yang dipicu oleh kebijakan tarif AS menjadi pemicu utama gelombang aversi risiko di pasar, memperkuat permintaan terhadap aset-aset safe haven.
Sentimen terhadap dollar telah terguncang dalam beberapa pekan terakhir akibat kebijakan tarif yang inkonsisten dari pemerintah AS—dimulai dari ancaman, penerapan, hingga penundaan sebagian kebijakan tersebut. Keputusan terbaru yang membatasi ekspor semikonduktor ke China dan penyelidikan terkait potensi pengenaan tarif terhadap mineral kritis semakin memperparah kekhawatiran pasar. Meskipun sempat menguat secara terbatas awal pekan ini, dollar kembali melemah di sesi perdagangan Eropa, mendekati level terendah pekan lalu.
Terhadap franc Swiss, dollar turun hingga 1,2% ke posisi 0,8137, hanya sedikit di atas level terendah dalam sepuluh tahun yang tercapai pada hari Jumat lalu. Penguatan franc menjadi yang terbesar di antara mata uang negara-negara G10 sejak pengumuman tarif AS pada 2 April. Penguatan ini, jika terus berlanjut, dikhawatirkan akan menimbulkan tekanan disinflasi di Swiss dan dapat mendorong Swiss National Bank (SNB) untuk kembali menurunkan suku bunga ke wilayah negatif.
Biasanya, SNB kerap melakukan intervensi langsung untuk menahan penguatan franc. Namun, kekhawatiran akan potensi reaksi negatif dari AS membuat pelaku pasar berspekulasi bahwa SNB akan lebih berhati-hati. Spekulasi ini justru memberikan keyakinan lebih bagi investor untuk terus membeli franc, terlebih di tengah ketidakpastian global yang memicu minat terhadap aset aman.
Pasangan USD/CHF kembali menarik penjual baru selama sesi Asia, menghapus sebagian besar pemulihan moderat yang terjadi sehari sebelumnya. Harga bergerak turun mendekati kisaran 0,8150 dan tetap berada di dekat posisi terendah satu dekade. Pelemahan dollar yang meluas menjadi kontributor utama, seiring indeks dollar (DXY) mendekati level terendah sejak April 2022.
Tekanan terhadap dollar juga datang dari ekspektasi bahwa Federal Reserve akan kembali memangkas suku bunga pada tahun 2025, dengan proyeksi penurunan hingga 100 basis poin. Hal ini mengurangi daya tarik dollar secara keseluruhan dan memperkuat kecenderungan tren turun yang telah terbentuk sejak Januari.
Meskipun ada jeda sementara dalam ketegangan dagang setelah keputusan Presiden Trump untuk menangguhkan tarif timbal balik selama 90 hari, kekhawatiran terhadap resesi AS dan perang dagang yang terus memanas mengikis sentimen pasar. Dalam konteks ini, franc Swiss kembali menjalankan fungsinya sebagai aset aman pilihan investor.
Selanjutnya, pelaku pasar akan menanti penampilan Ketua The Fed, Jerome Powell, serta data penjualan ritel AS untuk mendapatkan petunjuk arah kebijakan moneter lebih lanjut. Namun, dengan latar belakang fundamental saat ini, kecenderungan harga USD/CHF masih mengarah ke bawah, memperkuat prospek lanjutan tren penurunan jangka menengah.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan USD/CHF masih berada dalam tekanan bearish pada time frame H4, dengan level pivot di 0.8230. Selama harga bergerak di bawah level ini, tren penurunan diperkirakan berlanjut dengan target menuju area support di kisaran 0.8130 hingga 0.8070.
Sebagai skenario alternatif, apabila harga menembus ke atas level 0.8230, maka potensi pembalikan arah dapat terjadi dengan target kenaikan menuju area resistance di 0.8270 hingga 0.8300.
Resistance 1: 0.8230 Resistance 2: 0.8270 Resistance 3: 0.8300
Support1: 0.8130 Support 2: 0.8095 Support 3: 0.8070