Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Pasangan mata uang USD/JPY menunjukkan volatilitas signifikan dalam beberapa hari terakhir, mencerminkan dinamika global yang kompleks. Yen Jepang (JPY) sempat mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir terhadap dollar AS (USD) sebelum mengalami sedikit pelemahan, rebound lebih dari 40 pips dari bawah level psikologis 140.00. Namun, prospek pelemahan signifikan Yen tampaknya terbatas, didukung oleh ketidakpastian terkait perdagangan global serta ekspektasi hawkish dari Bank of Japan (BoJ).
Dollar AS saat ini berada di posisi yang rapuh, tertekan oleh kombinasi faktor domestik dan internasional. Kritik tajam Presiden Donald Trump terhadap Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, memunculkan kekhawatiran akan independensi bank sentral. Trump menuntut penurunan suku bunga segera, mengancam akan memberhentikan Powell, yang berpotensi memengaruhi stabilitas pasar. Situasi ini memperburuk kepercayaan terhadap USD sebagai mata uang cadangan global, terutama di tengah risiko perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif AS.
Selain itu, keputusan Thailand untuk menunda negosiasi perdagangan dengan AS menambah tekanan pada dollar, mengindikasikan kekhawatiran global terhadap kebijakan ekonomi AS yang tidak konsisten. Analis juga mencatat kemungkinan diversifikasi dari aset berbasis dollar oleh beberapa negara sebagai respons terhadap ketidakpastian ini.
Di sisi lain, Yen Jepang tetap kokoh, didukung oleh ekspektasi bahwa BoJ akan melanjutkan kebijakan pengetatan moneternya. BoJ diperkirakan akan mengisyaratkan dalam pertemuan mendatang bahwa peningkatan tarif AS tidak akan menggagalkan siklus pertumbuhan upah dan inflasi yang sedang berlangsung. Kebijakan ini bertolak belakang dengan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan melanjutkan siklus pemotongan suku bunga, memberikan keuntungan lebih lanjut bagi JPY.
Pemerintah Jepang juga menunjukkan ketahanan ekonomi, dengan tetap mempertahankan penilaian ekonomi nasional meski ada risiko dari kebijakan tarif AS. Fokus utama diskusi bilateral antara Jepang dan AS, yang melibatkan Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, adalah pada nilai tukar mata uang. Namun, dengan dukungan dari pasar tenaga kerja yang ketat, Jepang diperkirakan akan terus mendorong kenaikan upah, memberikan fondasi yang kuat bagi ekonomi domestik.
Investor kini menantikan rilis data ekonomi AS, seperti Indeks Manufaktur Richmond dan data PMI global, yang diharapkan memberikan pandangan lebih jelas tentang kesehatan ekonomi global. Perkembangan terkait negosiasi perdagangan antara AS dan Jepang juga akan menjadi perhatian utama, mengingat hasil dari diskusi ini berpotensi memengaruhi nilai tukar kedua mata uang.
Secara keseluruhan, USD/JPY tetap berada di bawah pengaruh perbedaan kebijakan moneter antara BoJ dan Federal Reserve, serta dinamika politik dan ekonomi yang terus berkembang. Ketidakpastian terkait kebijakan AS, baik dalam perdagangan maupun moneter, menjadi faktor utama yang mendorong dominasi Yen Jepang dalam waktu dekat.
Analisis Teknikal
Secara teknikal, analisis dari Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan USD/JPY masih memiliki kecenderungan bearish, dengan level pivot berada di 141.05. Selama harga tetap bergerak di bawah level tersebut, tren bearish diperkirakan berlanjut menuju area support di kisaran 139.60 hingga 138.60.
Sebagai alternatif skenario, jika harga berhasil menembus level 141.05 ke atas, pergerakan bullish dapat terbentuk dengan target ke area resistance di kisaran 141.50 hingga 141.90.
Resistance 1: 141.05 Resistance 2: 141.50 Resistance 3: 141.90
Support1: 139.60 Support 2: 139.10 Support 3: 138.60