Trading Opportunity Pair (TOP)
Market Summary
Pasangan USD/JPY mengalami tekanan signifikan di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi global yang dipicu oleh kebijakan tarif agresif Presiden AS, Donald Trump. Yen Jepang, sebagai salah satu aset safe haven utama, kembali menjadi tujuan pelarian modal saat investor global menjauhi aset-aset berisiko.
Aksi jual besar-besaran di pasar saham Asia dan kontrak berjangka Wall Street memperlihatkan betapa dalamnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap eskalasi perang dagang global. Hal ini memperkuat permintaan terhadap Yen, terutama karena Jepang dianggap relatif terlindungi dari guncangan eksternal, dan karena mata uang ini sering digunakan sebagai indikator sentimen risiko global.
Secara domestik, Yen juga mendapat dukungan dari ekspektasi bahwa Bank of Japan (BoJ) dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga di tahun 2025, menyusul tanda-tanda meluasnya tekanan inflasi di dalam negeri. Meskipun BoJ belum memberi sinyal konkret soal perubahan kebijakan, kemungkinan pengetatan moneter tersebut menambah sentimen positif terhadap Yen.
Sementara itu, dollar AS menghadapi tekanan dari meningkatnya kekhawatiran terhadap dampak kebijakan proteksionis Trump terhadap perekonomian domestik. Kebijakan tarif terbaru dianggap dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi AS secara signifikan, bahkan mendorong Federal Reserve untuk memangkas suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Pasar kini memperkirakan adanya peluang pemangkasan suku bunga pertama pada bulan Mei, dengan total potensi pemangkasan lebih dari 100 basis poin sepanjang tahun ini.
Meskipun laporan tenaga kerja AS terakhir menunjukkan data yang lebih kuat dari ekspektasi, dengan pertambahan 228.000 lapangan kerja di bulan Maret, pasar tetap fokus pada risiko kebijakan yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui bahwa tarif baru bisa menambah tekanan inflasi dan memperlambat ekonomi, meski ia menekankan bahwa belum ada keputusan baru terkait kebijakan moneter dalam waktu dekat.
Tekanan terhadap imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang terus menurun di bawah level 4%, turut menahan pergerakan dollar AS, terutama terhadap mata uang-mata uang safe haven seperti Yen dan franc Swiss. Dengan meningkatnya ekspektasi pelonggaran moneter dan meningkatnya ketidakpastian kebijakan fiskal, investor cenderung menurunkan eksposur mereka terhadap aset berdenominasi dollar.
Fundamental saat ini menunjukkan posisi Yen Jepang yang lebih solid dibandingkan dollar AS. Kombinasi antara meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven, potensi pengetatan kebijakan oleh BoJ, serta tekanan terhadap dollar akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan dan ekspektasi pelonggaran moneter, menjadi alasan utama melemahnya USD/JPY mendekati level psikologis 145.00.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pasangan USD/JPY berpotensi melanjutkan tren bullish pada time frame H4, dengan level pivot kunci berada di 144.60. Selama harga tetap berada di atas level tersebut, pasangan ini berpeluang untuk menguat menuju area resistance di kisaran 148.20 hingga 150.00.
Namun, sebagai skenario alternatif, jika harga menembus ke bawah level 144.60, maka tekanan jual diperkirakan akan berlanjut, dengan target penurunan berikutnya menguji area support di 143.70 hingga 142.70.
Resistance 1: 148.20, Resistance 2: 149.00, Resistance 3: 150.00
Support1: 144.60 Support 2: 143.70 Support 3: 142.70