Market Summary
Nilai tukar Yen Jepang (JPY) melemah sebesar 2,4% terhadap dollar AS (USD) sejak Israel meluncurkan serangan misil terhadap target nuklir dan militer Iran pada 13 Juni. Biasanya, Yen dianggap sebagai aset safe haven saat terjadi ketegangan geopolitik. Namun, dalam konflik kali ini, Yen justru kehilangan daya tariknya.
Faktor utama yang menekan Yen adalah ketergantungan Jepang pada impor minyak mentah. Lonjakan harga minyak akibat konflik ini dapat memperburuk neraca perdagangan Jepang, menurunkan daya tarik Yen di pasar internasional. Fenomena serupa terjadi saat invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, ketika Yen melemah signifikan dalam dua bulan pertama.
Spekulasi Pasar dan Dampaknya terhadap Pasar Saham Jepang
Posisi spekulatif pasar menunjukkan bias kuat terhadap penguatan Yen, tetapi jika terjadi pembalikan posisi oleh hedge fund, pergerakan Yen dapat berubah drastis. Di sisi lain, pelemahan Yen memberikan dampak positif sementara bagi pasar saham Jepang. Pelemahan ini meningkatkan nilai pendapatan ekspor perusahaan besar Jepang. Namun, kenaikan biaya produksi akibat harga energi yang lebih tinggi dapat mengurangi manfaat tersebut dalam jangka panjang.
Pemerintah Jepang juga menghadapi tantangan politik akibat inflasi yang diperburuk oleh pelemahan Yen. Dengan harga kebutuhan pokok, seperti beras, yang semakin mahal, situasi ini menjadi ancaman serius menjelang pemilu majelis tinggi yang akan datang.
Proyeksi Bank Sentral Jepang dan Dinamika Pasar
Bank of Japan (BoJ) mempertahankan kebijakan moneter yang dovish, dengan proyeksi bahwa kenaikan suku bunga berikutnya mungkin baru akan terjadi pada kuartal pertama 2026. Sikap ini, bersama dengan lonjakan harga minyak, menambah tekanan pada Yen. Analis memperkirakan bahwa Yen dapat melemah hingga ke level 150 per dollar AS pada bulan September mendatang.
Sementara itu, data ekonomi terbaru menunjukkan beberapa perbaikan. Indeks Harga Konsumen (CPI) tahunan Jepang tetap berada di atas target BoJ sebesar 2%, sementara Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Jepang naik ke zona ekspansi di angka 50,4 pada bulan Juni. Namun, perkembangan positif ini tampaknya belum mampu mendukung penguatan Yen secara signifikan.
Penguatan Dollar AS dan Tensi Geopolitik Global
Dollar AS tetap kuat karena proyeksi Federal Reserve hanya akan memotong suku bunga 25 basis poin per tahun pada 2026 dan 2027. Ketegangan geopolitik, termasuk keterlibatan AS dalam aksi militer dengan Israel, meningkatkan daya tarik dollar AS sebagai safe haven.
Investor kini tengah menunggu respons Iran terhadap serangan AS dan Israel. Kondisi ini membuat pasangan USD/JPY tetap berada dalam tren naik, dengan level resistensi baru mendekati angka 147,00.
Analisis Teknikal
Dari sisi teknikal, analisis Trading Central menunjukkan bahwa pergerakan USD/JPY masih berada dalam tren bullish pada time frame H4, dengan level pivot di 146.90. Selama harga bertahan di atas level ini, penguatan diperkirakan akan berlanjut untuk menguji area resistance di kisaran 148.20–149.20.
Namun, jika harga turun menembus level pivot 146.90, skenario alternatif menunjukkan potensi pelemahan menuju area support di kisaran 146.40–145.90.
Resistance 1: 149.20 Resistance 2: 148.70 Resistance 3: 148.20
Support1: 146.90 Support 2: 146.40 Support 3: 145.90
Dapatkan update seputar trading di tpfx.co.id . Buka akun demonya disini GRATISS. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna dan membantu dalam perjalanan trading Anda.